Kebijakan Komunikasi Informasi Edukasi KIE

hal-hal yang penting dan berisikan kata-kata dan gambar yang menerangkan hal-hal yang penting. Bila disuatu pelayanan kesehatan belum ada media atau sukar untuk mendapatkannya, kembangkan sendiri media tersebut oleh saudara sehingga ibu di tempat pelayanan kesehatan tersebut mengerti. Menggunakan media sambil memberikan petunjuk-petunjuk kepada ibu adalah cara yang baik dan harus menggunakan contoh. Menunjukkan pada kata-kata dan gambarnya sambil dokterpetugas kesehatan berbicara akan menolong memusatkan perhatian ibu lebih baik daripada hanya dengan kata- kata saja, selain itu media juga mudah untuk dibawa sehingga apabila media tersebut dibawa pulang akan membantu memperkuat apa yang telah dipelajarinya.

G. Intensi

1. Pengertian Intensi

Intensi adalah probabilitas subjektif yang dimiliki seseorang tentang akan melakukan sesuatu perilaku Fishbein Ajzen, 1975. Konsep tentang intensi diajukan oleh Fishbein dan Ajzen 1975, yang diartikan sebagai kemungkinan subjektif seseorang untnk melakukan suatu perilaku tertentu. Kemudian ditegaskan bahwa niat individu untuk melakukan sesuatu itu merupakan fungsi dari 1 sikap terbadap perwujudan perilaku dalam situasi tertentu, sebagai faktor personal atau attitudional. Hal ini berhubungan dengan orientasi seseorang yang berkembang atas dasar keyakinan dan pertimbangan terhadap apa yang diyakini itu, dan 2 norma-norma yang berpengaruh atas perwujudan perilaku dan motivasi seseorang untuk patuh pada nonna itu, sebagai faktor sosial atau normative. Ini merupakan gabungan antara persepsi reference-group atau significant-person terhadap perwujudan perilaku Fishbein dan Ajzen, 1975. Intensi adalah niat yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku Effendi, 1986. Intensi atau niat dalam kaitannya dengan mengikutsertakan individu dalam suatu aktivitas mempunyai keterkaitan yang erat dengan komponen keyakinan belief seseorang terhadap obyek, sikap attitude terhadap obyek, dan perilaku behavior sebagai perwujudan nyata dari intensi. Menurut Theory of Planned Behavior, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya Ajzen, 2005. Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia, tetapi juga pada belief bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu tersebut. Suatu tingkah laku tidak hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut Ajzen, 2005.

2. Teori Plan Behavior

Theory of Planned Behavior TPB merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory Reaction Action. Ajzen 1988 dengan menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi perceived behavioral control. Konstruk ini ditambahkan dalam upaya