Pengaruh Media Buku Pop Up Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil

penelitian pada kuesioner yang diberikan sulit dicerna langsung atau membingungkan pembaca. Kedua pertanyaan tersebut sebagai berikut “5. Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari keempat setelah bayi lahir ” dan “12. Memberi ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan dapat mencegah berat badan ib u kembali seperti sebelum hamil”. Jika dilihat dari pertanyaan ini responden tertipu dengan kalimat yang disampaikan sehingga salah menanggapi jawaban yang pada awalnya benar menjadi salah. Walaupun terdapat dua pertanyaan yang mengalami penurunan hal ini tidak sebanding dengan peningkatan pengetahuan pada materi pertanyaan yang lain, sebagaimana yang telah disampaikan di atas. Dimana dalam penelitian ini peningkatan materi per item pertanyaan tersebut dilakukan sesaat mendapatkan perlakuan media apalagi jika media buku pop up digunakan secara lebih lama dan sering, maka peningkatan pengetahuan ibu hamil tidak diragukan lagi akan meningkat dengan lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media buku pop up yang diberikan kepada ibu hamil di Puskesmas Kec.Pesanggrahan Jakarta Selatan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai ASI Eklusif.

F. Hubungan Karakteristik Demografi Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan ASI

Ekslusif 1. Hubungan Umur Ibu dan Pengetahuan ASI Ekslusif Umur termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan pengetahuan seseorang. Pada penelitian ini, responden dominan memiliki usia diatas 29 tahun. Untuk mengetahui adanya hubungan umur dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value sebesar 0,554. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Pernyataan yang diperoleh sesuai dengan penelitian Nurazizah 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dan IMD. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan gambaran umur ibu hamil masih dalam kategori usia produktif sehingga dapat diasumsikan bahwa dalam usia produktif ini ibu masih mampu dengan mudah menangkap informasi yang diberikan. Hasil penelitian Barr, et al 2006 juga menyatakan bahwa masuknya informasi akan lebih baik apabila kesehatan dan produktifitas dalam keadaan optimal,dimana usia produktif dapat dengan mudah menerima informasi dengan lebih baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh usia seseorang dimana degan bertambahnya umur maka daya tangkap dan pola pikir seseorang akan berkembang Notoadmodjo, 2007. Dapat disimpulkan bahwa usia tidak mempengaruhi perubahan pengetahuan ibu hamil mengenai Pemberian ASI eksklusif.

2. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan responden didapatkan bahwa ibu hamil dengan kategori pendidikan tinggi lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil dengan kategori tingkat pendidikan rendah. Sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA sederajat. Untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pendidikan dengan perubahan pengetahuan pemberian ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value sebesar 0,765. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan tingkat pendidikan, namun dari hasil yang didapat bahwa terjadi peningkatan pengetahuan mengenai ASI Ekslusif dengan kategori pengetahuan baik. Hasil hubungan ini tidak sesuai dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi Notoadmodjo, 2007. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif.

3. Hubungan Status Paritas dan Pengetahuan ASI Ekslusif Ibu Hamil

Pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status paritas. Hal ini dilihat dari jumlah anak lahir hidup dari responden. Sebagian besar responden status paritas ≥1 anak, sehingga dapat dikatakan responden memiliki pengalaman yang baik dalam merawat anak-anak pun dalam hal memberikan ASI eksklusif. Untuk mengetahui adanya hubungan status paritas dengan perubahan pengetahuan pemberian ASI eksklusif dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji t-independent. Berdasarkan hasil uji ststistik, didapatkan P value sebesar 0,701. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status paritas dengan perubahan pengetahuan ASI eksklusif. Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yaitu semakin banyak pengalaman ibu dalam merawat anak maka semakin baik pengetahuan dalam pemberian ASI eksklusif yang dimiliki ibu Notoadmodjo, 2007.

G. Intensi ASI eksklusif Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu Fishbein dan Ajzen,1975. Berdasarkan teori Plan Behaviour, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya Ajzen, 2002. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Stuebe dan Bonuck 2011, diketahui bahwa intensi seseorang dipengaruhi oleh pengetahuannya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki intensi negatif yaitu ibu ingin memberikan pisang, madu dan air putih pada anak yang dikandungnya sebelum anaknya berusia ≤ 6 bulan. Pada kelompok kontrol, responden yang menjawab tidak berniat sebanyak 14 orang, sedangkan pada kelompok perlakuan sebanyak 15 orang. Dari hasil ini walaupun diketahui bahwa responden yang tidak berniat memberikan ASI Eksklusif lebih banyak pada kelompok perlakuan daripada kelompok kontrol, akan tetapi saat di uji dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square, didapatkan P value sebesar 1.00 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan intensi ASI Eksklusif yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal tersebut menujukkan tidak adanya pengaruh dari pemberian media buku pop up terhadap intensi ASI Eksklusif. Hal ini disebabkan saat penelitian berlangsung terdapat hambatan dalam proses komunikasi dengan media buku pop up. Menurut Sadiman, dkk. 2011, terdapat beberapa hambatan dalam berkomunikasi seperti hambatan psikologis, fisik, kultural, jarak psikologis, dan hambatan lingkungan. Hambatan yang terjadi pada penelitian ini berasal dari kultural. Hambatan kultural yang terjadi adalah adanya kepercayaan terhadap mitos untuk memberikan makanan pendamping ASI dini seperti pisang dan madu. Hambatan kultural ini menyebabkan seseorang yang mendapatkan penambahan pengetahuan belum tentu akan memiliki niat untuk memberikan ASI Eksklusif pada anak yang sedang dikandungnya. Dengan demikian dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa pemberian media buku pop up tidak mempengaruhi intensi ASI eksklusif pada ibu hamil.