3. Pengetahuan ASI Eksklusif
Dalam perilaku pemberian ASI eksklusif, pengetahuan terkait ASI eksklusif memegang peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Notoatmodjo 2003a, yang mengatakan bahwa pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku
kesehatan. Sebenarnya pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan salah satunya dengan adanya dukungan pemberian pengetahuan dari petugas kesehatan sejak
dari awal kehamilan Nusatya, 1981. Menurut Kemenkes R.I 2010b, materi pengetahuan yang seharusnya
diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa:
a. ASI Saja Enam Bulan;
Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 enam bulan, tanpa menambahkan danatau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Materi ini penting
untuk dikuasai oleh ibu hamil karena menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh MS. Kramer dalam WHO 2011, banyak manfaat yang akan
diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan tanpa tambahan apapun.
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada
bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta dapat pula menunda periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama enam
bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak ada efek samping pada pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila materi ini tidak dikuasai oleh
ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat besar dan menguntungkan, bukan hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu.
Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam menghentikan
pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami sakit Pratiwi dan Purnawati, 2009.
b. Penjelasan Pentingnya ASI;
ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim- enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI
juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein 65:35 menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme Kemenkes R.I, 2008. Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi selama enam bulan. Hal
tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saputra, et.al 2010, yang juga mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi
ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal dalam enam bulan pertama kehidupan bayi.
Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk. Menurut
Arisman 2007, kabar tersebut sebenarnya tidak benar. Arisman memaparkan perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru akan menambah sekresi
oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum
hamil. Pernyataan Arisman mendapat dukungan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube 2009. Dari hasil penelitian Dewey,
didapatkan hasil, perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun dapat kehilangan 4,4 lbs 1,99 kg lebih banyak dari perempuan yang menyusui
kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah melahirkan P.05.
c. Kolostrum;