ASI Saja Enam Bulan;

terkait ASI eksklusif pada Ibu Roesli, 2002. Hasil penelitian tersebut tentu memprihatinkan sebab sebenarnya pemberian pengetahuan terkait ASI eksklusif oleh petugas kesehatan seharusnya sudah dimulai sejak awal kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal. Pada saat pelayanan antenatal tersebut, ibu hamil dipersiapkan pengetahuannya mengenai nutrisi, yang salah satu materinya merupakan ASI eksklusif. Menurut Yulifah 2009, pengertian dari pelayanan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan masa nifas, persiapan memberikan ASI eksklusif dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar. Dalam pelaksanaan operasional, pelayanan antenatal memiliki standar operasional yang lebih dikenal dengan sebutan “10T”, yang terdiri atas: 1 Timbang Berat Badan dan mengukur tinggi badan; 2 Ukur tekanan Darah; 3 ukur status gizi LILA; 4 Ukur tinggi fundus uteri; 5 Hitung denyut jantung janin; 6 Pemberian imunisasi TT Tetanus Toksoid lengkap; 7 Pemberian tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan; 8 Test Laboratorium; 9 Tata laksana kasus; dan 10 Temu wicarakonseling Kemenkes R.I, 2010b. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sebenarnya fokus dalam pelayanan antenatal bukan hanya mempersiapkan persalinan yang sehat dan selamat, namun juga mempersiapkan seorang ibu hamil untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya setelah lahir kelak. Persiapan tersebut dalam pelayanan antenatal dapat diwujudkan dengan pemberian pengetahuan dengan meode pendidikan.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan