hemat waktu, praktis karena bisa langsung dinikmati oleh bayi serta memberi kepuasan bagi ibu karena bisa menyusui bayinya secara eksklusif.
E. Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut Bloom dan Skinner dalam Notoatmodjo 2003a, pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang
diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden Notoatmodjo, 2007. 2.
Sumber Pengetahuan
Menurut Hartono 2010, sumber untuk memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu : a perorangan di luar kendali
pelayanan kesehatan keluarga, teman, ahli agama, tokoh masyarakat, b perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan petugas kesehatan, c
nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan media massa, dan media elektronik serta d nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan iklan,
brosur yang dibuat oleh pelayanan kesehatan
3. Pengetahuan ASI Eksklusif
Dalam perilaku pemberian ASI eksklusif, pengetahuan terkait ASI eksklusif memegang peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Notoatmodjo 2003a, yang mengatakan bahwa pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku
kesehatan. Sebenarnya pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan salah satunya dengan adanya dukungan pemberian pengetahuan dari petugas kesehatan sejak
dari awal kehamilan Nusatya, 1981. Menurut Kemenkes R.I 2010b, materi pengetahuan yang seharusnya
diberikan untuk dikuasai oleh ibu hamil terkait ASI eksklusif berupa:
a. ASI Saja Enam Bulan;
Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 mengenai pemberian Air Susu Ibu eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6 enam bulan, tanpa menambahkan danatau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Materi ini penting
untuk dikuasai oleh ibu hamil karena menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh MS. Kramer dalam WHO 2011, banyak manfaat yang akan
diperoleh, baik dari bayi maupun ibu apabila bayi disusui secara eksklusif selama enam bulan tanpa tambahan apapun.
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan risiko infeksi pencernaan pada
bayi, menurunkan berat badan ibu setelah lahir, serta dapat pula menunda periode menstruasi. Pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama enam
bulan juga tidak menyebabkan alergi serta tidak ada efek samping pada pertumbuhan bayi. Sangat disayangkan apabila materi ini tidak dikuasai oleh
ibu hamil, mengingat manfaatnya sangat besar dan menguntungkan, bukan hanya bagi bayi tetapi juga untuk ibu.
Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam menghentikan
pemberian ASI kepada bayi adalah ketika bayi mengalami sakit Pratiwi dan Purnawati, 2009.
b. Penjelasan Pentingnya ASI;
ASI mengandung zat gizi yang sesuai serta juga mengandung enzim- enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI
juga memiliki perbandingan antara Whei dan Kasein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei yang lebih banyak dibandingkan kasein 65:35 menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap dan dimetabolisme Kemenkes R.I, 2008. Jumlah ini diyakini mencukupi kebutuhan bayi selama enam bulan. Hal
tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saputra, et.al 2010, yang juga mengemukakan bahwa ASI merupakan nutrisi
ideal yang dapat mencukupi dan mendukung pertumbuhan yang optimal dalam enam bulan pertama kehidupan bayi.
Selama ini telah banyak beredar kabar di masyarakat mengenai memberikan ASI kepada bayi dapat membuat ibu menjadi gemuk. Menurut
Arisman 2007, kabar tersebut sebenarnya tidak benar. Arisman memaparkan perangsangan puting susu oleh isapan bayi justru akan menambah sekresi
oksitosin ke dalam darah yang pada gilirannya menyebabkan kontraksi uterus, dan juga timbunan lemak penyebab “gendut”, kembali ke ukuran sebelum
hamil. Pernyataan Arisman mendapat dukungan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dewey, et.al dalam Stube 2009. Dari hasil penelitian Dewey,
didapatkan hasil, perempuan dalam kelompok menyusui lebih dari satu tahun dapat kehilangan 4,4 lbs 1,99 kg lebih banyak dari perempuan yang menyusui
kurang dari 3 bulan, dan perbedaan berat ini bertahan pada dua tahun setelah melahirkan P.05.
c. Kolostrum;
Kolostrum sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir, hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Berikut ini
manfaat kolostrum menurut Kemenkes R.I 2005 : a Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Imunoglobulin A
untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. b Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan
bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
c Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d Membantu mengeluarkan mekonium yaitu tinja faeces atau kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
e Mencegah alergi.
4. Kebutuhan Pengetahuan
Menurut Dick dan Carey 1990 dalam Jacobsen and O’Connor
2006, kebutuhan adalah deskripsi yang jelas tentang masalah, bukti penyebab masalah yang dapat dilihat sebagai masalah yang dapat
dipecahkan atau sebagai kesenjangan antara kondisi saat ini dan hasil yang diinginkan. Kebutuhan dapat berupa konflik dalam mengambil
keputusan, defisit dalam pengetahuan dan harapan, kejelasan nilai-nilai, dan dukungan dari sumber daya.
Pada kasus ibu hamil, menurut Heath 2006 dalam Atiyah 2008, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, orangtua
dituntut untuk memiliki pengetahuan khusus mengenai anaknya. Hal tersebut tentu dapat mendorong keperluan terpenuhinya kebutuhan
pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai orangtua, oleh sebab itu pemberian pengetahuan memegang
peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan ibu tersebut.
5. Pemberian Pengetahuan