Pengertian Pendekatan Problem Posing

Problem posing digunakan untuk merujuk pada dua pengertian, yaitu mengembangkan masalah baru, dan merumuskan kembali masalah yang diberikan. 48 Beberapa istilah yang digunakan sebagai padanan istilah problem posing seperti pengajuan masalah, pengajuan soal, pembentukan soal, pengkontruksian soal dan pertanyaan yang dihasilkan siswa. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendekatan problem posing adalah suatu pendekatan pembelajaran meminta siswa untuk mengajukan soal atau masalah atau pertanyaan sendiri dan pengajuan soal tersebut berkaitan terhadap situasi atau tugas yang diberikan oleh guru yang mengacu penyelesaian soal baik sebelum, ketika, atau setelah penyelesaian masalah. Sedangkan problem posing tipe post solution merupakan pengajuan masalah atau soal yang dilakukan setelah penyelesaian masalah, siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru, siswa membuat soal yang sejenis seperti yang dibuat guru.

c. Tahapan-tahapan Pendekatan Problem Posing

Brown dan Walter, menyatakan bahwa problem posing memiliki dua tahap kognitif, yaitu: 49 1 Accepting menerima Tahap menerima adalah suatu kegiatan dimana siswa dapat menerima situasi-situasi yang telah ditentukan atau situasi-situasi yang diberikan oleh guru. Selain menerima situasi, siswa juga harus memahami situasi tersebut. Cara yang akan dilakukan oleh siswa, antara lain: memperhatikan penjelasan guru, bertanya tentang materi yang tidak dimengerti kepada guru atau siswa lainnya, mencatat materi penting. 2 Challenging menantang Tahap menantang adalah suatu kegiatan dimana siswa menantang situasi yang diberikan guru dalam rangka pembentukan soal. 50 Siswa membuat soal 48 Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Matematika Jenjang Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Evaluasi Ditinjau dari Metakognisi Siswa SMU di DKI Jakarta”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2005, h. 235. 49 Stephen I. Brown Marion I. Walter, op. cit., h. 12. berdasarkan situasi atau informasi yang sudah tersedia, kemudian soal tersebut diselesaikan siswa. Dalam praktik pembelajaran, tahap ini dapat dimodifikasi dengan siswa saling bertukar soal baik antar individu atau kelompok sesuai dengan ketentuan guru. Akibatnya siswa akan berusaha membuat soal yang sulit agar tidak ada yang menyelesaikannya. Matematika itu sendiri adalah bahan pelajaran yang objeknya berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Jadi tipe-tipe pertanyaan yang mungkin dalam soal matematika adalah pertanyaan yang berkaitan tentang fakta, pertanyaan yang berkaitan tentang kosep, pertanyaan yang berkaitan tentang operasi, dan pertanyaan yang berkaitan tentang prinsip. Guru dalam rangka mengembangkan pendekatan pembelajaran problem posing pengajuan soal yang berkualitas dan terstruktur dalam pembelajaran dapat menerapkan prinsip-prinsip dasar berikut: 1 Pengajuan soal harus berhubungan dengan apa yang dimunculkan dari aktifitas siswa di dalam kelas. 2 Pengajuan soal harus berhubungan dengan proses pemecahan masalah siswa. 3 Pengajuan soal dapat dihasilkan dari permasalahan yang ada dalam buku teks, dengan memodifikasi dan membentuk ulang karakteristik bahasa dan tugas. 51

d. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Problem Posing

Dalam setiap pembelajaran pasti ada sisi kelebihan ataupun keunggulan dan kekurangan atau kelemahan. Begitu juga di dalam pembelajaran melalui pendekatan problem posing mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Keunggulan yang dapat ditimbulkan dengan adanya pendekatan problem posing dalam pembelajaran matematika, antara lain: 1 Meningkatkan kemampuan berpikir teoritis dan kreatif dari siswa, bermanfaat pada perkembangan pengetahuan dan pemahaman anak terhadap konsep- konsep penting matematika 2 Meningkatkan perhatian, komunikasi matematika siswa, dan mendorong siswa 50 Kadir, op. cit., h. 236. 51 Tim Penyusun Jurusan PGSD UNJ, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar, Jakarta: UNJ, 2011, h. 229. untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya 3 Meningkatkan pemahaman konsep matematika. 52 Sedangkan kekurangan pendekatan problem posing matematika yang ditemukan yaitu: 1 Membutuhhkan ketelitian dan kesungguhan dari guru dalam menerapkannya dengan pendekatan lain serta materi yang cocok diajarkan dengan pendekatan tersebut. 2 Siswa yang berkemampuan rendah tidak dapat menyelesaikan semua soal yang dibuatnya. Demikian juga dalam menyelesaikan soal-soal yang dibuat oleh teman yang memiliki kemampuan problem posing lebih tinggi. 53

3. Hakikat Metode Ekspositori

Metode ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah ceramah. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa, menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sesekali bertanya kepada guru. Dalam metode ini menunjukkan bahwa guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktifitas dibandingkan siswanya, karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan, karena menerima bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Metode ekspositori disebut juga mengajar secara konvensional seperti metode ceramah maupun demonstrasi. Pada metode ini tidak terus menerus memberi informasi tanpa peduli apakah siswa memahami 52 Abdul Rahman, “Implementasi Pendekatan Problem Posing Dalam Pembelajaran Matematika Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa ”, Jurnal Buana Pendidikan: Teori dan Penelitian Pendidikan Tahun IV, 2007, h. 81. 53 Ibid. informasi itu atau tidak. Guru hanya memberi informasi pada saat tertentu jika diperlukan, misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal, menjawab pertanyaan siswa, dan sebagainya. Secara garis besar prosedurnya adalah 1 persiapan yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi; 2 pertautan bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan; 3 penyajian terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru; dan 4 evaluasi yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan ataupun tulisan. 54

4. Materi Matematika

Materi matematika yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan bangun datar. Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus. Bangun datar disebut juga sebagai bangun yang rata, mempunyai dua dimensi. Berdasarkan pengertian tersebut, bangun datar adalah bangun dua dimensi yang dibatasi oleh garis-garis lurus. Bangun datar yang dipelajari adalah segi tiga dan jajar genjang.

a. Segi tiga

Segi tiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai dan mempunyai tiga buah sudut. Jenis-jenis segi tiga yaitu segi tiga sama sisi segi tiga sama kaki, segi tiga siku-siku, dan segi tiga sembarang. Segi tiga sama sisi mempunyai sisi yang semua sama panjang dan memiliki sudut- sudut yang sama besar. Segi tiga sama kaki memiliki dua buah sisi yang sama panjang dan dua buah sudut yang sama besar. Segi tiga siku-siku mempunyai salah satu sudut yang berbentuk siku-siku dan besar sudutnya 90°. Segi tiga 54 Syaiful Sagala, op.cit., h. 78-79. sembarang tidak memiliki sisi dan sudut yang sama. 2 Keliling Segi tiga Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Keliling segi tiga merupakan jumlah panjang ketiga garis sisinya. Keliling segi tiga = sisi + sisi + sisi. 3 Luas Segi tiga Cara mencari luas segi tiga dapat ditentukan dari rumus luas persegi panjang. Bangun segi tiga terbentuk dari bangun persegi panjang yang dibagi dua, dengan cara menarik garis antara dua sudut yang berhadapan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Luas Segi tiga Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa segi tiga ABC terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi dua bagian yang sama. Luas segi tiga merupakan dari luas persegi panjang. Luas persegi panjang = panjang x lebar. Luas segi tiga = x panjang x lebar. Dalam segi tiga, tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas a dan sisi tegak disebut tinggi t. Sehingga luas segi tiga = x alas x tinggi.

b. Jajar genjang

Jajargenjang adalah bangun datar segi empat yang mempunyai dua pasang sisi yang saling berhadapan sejajar dan sama panjang. 1 Keliling Jajar genjang