4 Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. c. Penutup
1 Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi ceritayang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
2 Merumuskan kesimpulan. Tindakan yang dilakukan guru setelah kelompok memerankan
sosiodrama bermain peran didepan kelas maka akhiri dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah yang ada
dalam sosiodrama.
Dari petunjuk penggunaan metode sosiodrama diatas, masih banyak petunjuk lain untuk dapat menerapkan metode ini, ada yang
mengungkapkan secara sederhana dan ada juga yang menjelaskan secara terperinci petunjuk-petunjuk tersebut. Namun pada prinsipnya
petunjuk-petunjuk itu adalah sama. Dan dalam penerapannya, dapat dikembangkan tersendiri oleh yang bersangkutan.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang telah membahas dan meneliti mengenai metode sosiodrama antara lain :
1. Peni Rizki Yaturrohman 04441010 Mahasiswi Jurusan Pendidikan
Kimia, Fakultas Sains Dan Teknologi, Uniersitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta dalam skirpsinya yang Berjudul Pengaruh
Penerapan Metode Sosiodrama Bermain Peran Terhadap Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Man Klaten. Dengan
hasil penelitin menunjukan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran kimia
daripada metode latihan soal drill pada siswa kelas X Man Klaten Tahun ajaran 20082009, ditunjukan dengan hasil uji-t yang diperoleh t
hitung 4,347 ≥ t table dengan signifikansi = 0,000 ≤ a = 0,05.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang
sama yaitu bermain peran, dan metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini yakni pelajaran dan
tempat penelitian yang berbeda dan juga metode dalam pengumpulan data. Meskipun tidak langsung merujuk pada pelajaran sejarah
kebudayaan islam, akan tetapi aplikasi metode bermain peran yang dikaji dalam penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan pembahasan
penelitian penyusunan yaitu menggunakan metode bermain peran. Dan hasil dari skripsi Peni tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan
minat belajar siswa dengan menggunkan metode sosiodrama bermain peran.
2. Ruzainah 108015000028 mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. dalam skripsinya yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar Dengan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial. Dengan hasil penelitin
menunjukan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, dengan hasil
penelitian yang menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil rata-rata hasil belajar siswa dari 72,58 pada siklus I dan 86,02 pada siklus II, hal
ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa, meningkat pada jumlah 13,44.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah penggunaan metode pembelajaran yang sama yaitu menggunakan metode sosiodrama
bermain peran. Perbedaan yang terdapat pada skripsi Ruzainah ini yakni meneliti tentang hasil belajar siswa dan juga metode penelitian
yang berbeda yakni menggunakan metode penelitian tindakan kelas classroom action research, dan perbedaan pada mata pelajaran juga
tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil dari skripsi Ruzainah tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunkan metode sosiodrama bermain peran.
Penelitian tentang minat belajar siswa juga pernah dilakukan salah satunya oleh:
1. Sarmanah 809018300712 mahasiswi Program Studi PGMI jurusan Kependidikan Islam, Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Minat belajar Siswa Melalui Metode Kerja Kelompok Pembelajaran IPS Kelas
II di MI Al-Wathoniyah 12, dengan hasil penelitian pada siklus I titik ukur minat belajar siswa menunjukan dari 65,42 metode kerja
kelompok hanya mencapai 51,43 maka dilakukan tindakan berikutnya pada siklus ke II menunjukan minat belajar siswa 86,93, metode kerja
kelompok 79,17.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini
yaitu metode pembelajaran yang berbeda yakni menggunakan metode kerja kelompok, juga metode penelitian yang berbeda yaitu
menggunakan metode penelitian tindakan kelas classroom action research, dan perbedaan pada mata pelajaran juga tempat penelitian
yang berbeda. Dan hasil dari skripsi Sarmanah tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa melalui metode kerja
kelompok.
2. Rahmatunisa 103011026730 Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. dalam skripsinya Pengaruh Pelaksanaan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih Terhadap Minat Belajar siswa kelas VII di
MTS Al-Falah Kebon Jeruk Jakarta Barat. Dengan hasil hipotesis
pertama hipotesis alternatif terdapat pengaruh signifikan antara pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih terhadap minat
belajar siswa. Artinya ada korelasi positif dengan kecendrungan yang kuat dan sangat tinggi.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa. Perbedaan yang terdapat pada skripsi ini
yaitu metode pembelajaran yang berbeda yakni menggunakan metode demonstrasi, juga metode penelitian yang berbeda yaitu menggunakan
metode penelitian Deskriptif analisis, dan perbedaan pada mata pelajaran yaitu mata pelajaran fiqih juga tempat penelitian yang berbeda. Dan hasil
dari skripsi Rahmatunisa tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa melalui metode demonstrasi.
E. Kerangka Berfikir
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarah” artinya pohon. Sejarah sangat penting untuk pendidikan dan pembelajaran
masyarakat. Dalam sejarah terdapat tokoh dengan berbagai kharisma dan keteladanannya yang patut kita contoh. Dalam sejarah juga ada berbagai
peristiwa yang layak dipelajari untuk perjuangan bagi perjalanan manusia berikutnya.
Sejarah menceritakan kepada kita peristiwa yang sungguh terjadi dan cerita itu harus di susun sehingga menjadi cerita yang berarti. Melihat dari
pengertian sejarah tersebut, tidak sedikit guru yang memberikan materi sejarah hanya dengan bercerita atau ceramah saja. Ditambah jika pembawaan guru
dalam menyampaikan materi sejarah ini hanya menggunakan satu metode saja, hal tersebut dapat menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dan juga materi sejarah ini membutuhkan materi hafalan yang cukup banyak hal ini juga membuat siswa
merasa terbebani sehingga minat dan prestasi belajar siswa pun rendah.