tokoh – tokoh sejarah islam yang mereka perankan. Dengan demikian minat belajar siswa akan meningkat.
Sebuah study baru University of Alberta di kanada mengungkapkan, membuat gerakan tangan ketika bicara bisa membantu kita mengingat apa yang
kita akan katakan dan menemukan kata-kata terbaik untuk mengatakannya. Saat berada dalam situasi dimana kita harus mengungkapkan sesuatu yang penting,
gerakan membantu anda mengakses ingatan dan bahasa
.
3
Maka sosiodrama merupakan metode efektif dimana siswa melakukan aktivitas langsung dengan
memerankan peranannya masing-masing sebagai internalisasi nilai-nilai yang dapat serta berpengaruh bagi karakter siswa.
Dari uraian di atas. Penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI
MTS YATAMU PASAWAHAN KABUTEN CIREBON”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan untuk memudahkan dalam menentukan kaitannya dengan permasalahan lain, maka dapat diidentifikasikan
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang dilakukan masih monoton 2. Aktivitas belajar pada umumnya dilakukan hanya sebatas mendengarkan
ceramah, membaca buku serta mengerjakan latihan soal. 3. Materi hafalan yang cukup banyak, membuat siswa merasa terbebani
sehingga minat belajar siswa masih belum Nampak pada saat pembelajaran SKI
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Siswa merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3
Anggota IKPI, Whole Brain Training For Physical Intelligent, menggunakan seluruh otak untuk melejitkan kecerdasan Fisik dan Mendengarkan Tubuh untuk memecahkan masalah,
Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2010 h. 41
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahannya sebagai berikut :
a. Pada model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama bermain peran
pada materi “Memahami Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin” di kelas VII semester genap tahun ajaran 20132014
dan hasil yang di ukur adalah pengeruh pelaksanaan metode sosiodrama terhadap minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam.
2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan uraian dan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah:
a. Apakah terdapat perbedaan antara minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam SKI siswa kelas yang menggunakan metode sosiodrama dengan
kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional?
b. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI siswa kelas VII MTs Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan minat belajar Sejarah
Kebudayaan Islam siswa antara kelas yang menggunakan metode sosiodrama dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui Adakah pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan metode sosiodrama pada pembelajaran SKI terhadap minat belajar Siswa
kelas VII Mts Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Diharapkan mampu menjadi salah satu karya tulis ilmiah yang mampu
memberikan wawasan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan metode sosiodrama terhadap minat belajar sejarah kebudayaan islam siswa. Serta
menjadi bahan refrensi bagi mahasiswai yang sedang mengerjakan skripsi.
2. Manfaat Praktis Bagi penulis penelitian ini sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi Sarjana Pendidikan IslamS.Pd.I pada program studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syariaf Hidayatullah
Jakarta.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam SKI
Belajar adalah suatu proses yang dialami siswa untuk mengembangkan suatu gagasan atau pengetahuan, oleh karena itu proses belajar mengajar harus
dapat memberikan kesemapatan kepada siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif, kegiatan tersebut dapat melalui siswa, seperti bertanya,
menjelaskan, dan sebagainya.
Sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa
ilmiyah yakni History, dan makna sejarah mempunyai 2 konsep yaitu: pertama, konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti
objektif tentang masa lampau. Kedua, sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, karena masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita.
Sejarah kebudayaan peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban
Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat
7