model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian
heteroskedasitas ini menggunakan pola grafik regresi. Hal itu dapat dilihat dari grafik scatter plot di bawah ini.
Tabel 4.51
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
2. Uji Kebaikan Model
a. Uji F Analysis of variance. Nama lain dari uji F tersebut adalah untuk
menguji eksistensi model dan uji spesifikasi model. Namun untuk uji spesifikasi model telah terjawab pada uji asumsi klasik. Sedangkan
pada uji kebaikan model ini uji F untuk uji eksistensi. Uji ini akan menjawab apakah model regresi tersebut eksis atau tidak.
Tabel. 4.52 Tabel 4.47 ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1 Regression
Residual Total
32.594 1
32.594 17.743 .000
a
69.806 38
1.837 102.400
39 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Dari tabel ANOVA di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah 17,743. Ketentuannya adalah model yang di pakai eksis bila F
hitung nilai signifikansi. Namun F hitung 17,743 ternyata dari nilai signifikansi 0,000. Maka model regresi yang dipakai adalah tidak eksis.
b. Interpretasi koefisien determinasi regresi Uji ini adalah untuk memenentukan daya ramal regresi. Apakah
daya ramalnya tepat atau tidak. Hal itu dapat dilihat dari tabel summary berikut ini.
Tabel 4.53. Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.564
a
.318 .300
1.355 a. Predictors: Constant, Metode_sosiodrama_X
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai R Square atau
disebut Koefisien Determinasi KD. Besarnya angka koefisien determinasi adalah 0,318 atau sama dengan 31,8. Berarti
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah 31,8 yang mempengaruhi minat belajar SKI.
Berarti terdapat 68,2 100-31,8 varians dari variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain.
c. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan uji hipotesis diatas, menunjukan bahwa terdapat
perbedaan antara minat dan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode sosiodrama dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan metode sosiodrama. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut.
Perbedaan ini terlihat dari skor rata-rata minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan metode sosiodrama lebih tinggi disbandingkan dengan minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode sosiodrama pada saat pembelajaraan Sejarah Kebudayaan Islam. Dimana skor rata-rata minat belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan metode sosiodrama pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 45,8, sementara skor rata-rata
minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 37.13.
Dari tabel distribusi t pada taraf signifikan yang digunakan sebesar a=0.05 dengan derajat kebebasan didapat harga tabel 2,024
dan 2,026 dengan kriteria pengujian adalah Ho jika nilai t
hitung
mempunyai sama dengan nilai t
tabel
dan tolak Ho jika t
hitung
mempunyai harga lebih besar dari t
tabel.
Karena dari hasil perhitungan data penelitian menunjukan harga t
hitung
sebesar 23.747 dan 23.746 yaitu berada diluar penerimaan Ho, maka Ho ditolak. Hasil ini menunjukan
bahwa rata-rata minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang diajar dengan menggunakan metode sosiodrama bermain peran
secara signifikan berbeda dengan rata-rata minat belajar belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang diajar tidak menggunakan
metode sosiodrama bermain peran.
Kemudian peneliti melanjutkan dengan inti pokok penelitian. yaitu melihat pengaruh metode soiodrama terhadap minat belajar
SKI. Dengan SPSS menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil yang peneliti dapatkan adalah benar adanya hubungan antar
variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan tabel berikut.
Tabel 4.54 Correlations
Minat_belajar_SKI_ Y
Metode_sosiodrama _X
Pearson Minat_belajar_SKI_Y Correlation Metode_sosiodrama_X
1.000 .564
.564 1.000
Sig. 1- Minat_belajar_SKI_Y tailed Metode_sosiodrama_X
. .000
.000 .
N Minat_belajar_SKI_Y Metode_sosiodrama_X
40 40
40 40
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel Correlations di atas menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel bebas x dengan variabel terikat y sebesar 0,564 atau 56,4.
Seberapa besar variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI, dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.55 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant Metode_sosiodrama
_X 17.452
6.733 2.592 .013
.624 .148
.564 4.212
.000 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Pada kolom unstandardized coefficients bagian B dapat dilihat bahwa variabel metode sosiodrama mempengaruhi minat belajar SKI
sebesar 0,634 atau 63,4.
Kemudian secara keseluruhan variabel bebas, hasil analisis regresi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.56 Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.564
a
.318 .300
1.355 a. Predictors: Constant, Metode_sosiodrama_X
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Pada tabel di atas nilai R adalah 0,318 atau 31,8. Itu berarti
variabel bebas metode sosiodrama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat minat belajar SKI sebesar 31,8. Sementara selain
variabel itu sebanyak 68,2. Persentase itu adalah yang mempengaruhi minat belajar SKI siswa selain metode sosiodrama,
seperti faktor psikologis siswa, dorongan keluarga, fasilitas sekolah, teman bergaul dan lain sebagainya.