Uji Kebaikan Model Pengujian Hipotesis 1. Uji Korelasi
Seberapa besar variabel metode sosiodrama terhadap minat belajar SKI, dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.55 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant Metode_sosiodrama
_X 17.452
6.733 2.592 .013
.624 .148
.564 4.212
.000 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
Pada kolom unstandardized coefficients bagian B dapat dilihat bahwa variabel metode sosiodrama mempengaruhi minat belajar SKI
sebesar 0,634 atau 63,4.
Kemudian secara keseluruhan variabel bebas, hasil analisis regresi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.56 Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.564
a
.318 .300
1.355 a. Predictors: Constant, Metode_sosiodrama_X
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Pada tabel di atas nilai R adalah 0,318 atau 31,8. Itu berarti
variabel bebas metode sosiodrama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat minat belajar SKI sebesar 31,8. Sementara selain
variabel itu sebanyak 68,2. Persentase itu adalah yang mempengaruhi minat belajar SKI siswa selain metode sosiodrama,
seperti faktor psikologis siswa, dorongan keluarga, fasilitas sekolah, teman bergaul dan lain sebagainya.
Dari semua hasil analisis dan penelitian tersebut, maka rumusan masalah dapat disimpulkan adanya pengaruh metode sosiodrama
terhadap minat belajar SKI dengan nilai yang tergolong tinggi untuk satu variabel bebas saja.
Hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas pada saat pembelajaran SKI yang menggunakan metode soiodrama menyatakan
setuju bahwa pembelajaran SKI yang menggunakan metode sosiodrama membuat siswa belajar dengan sungguh-sungguh, siswa
merasa tidak bosan saat pembelajaran SKI, siswa selalu memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru menjelaskan,
siswa merasa senang dan semangat saat pembelajaran SKI dan menyatakan sangat setuju bahwa metode soiodrama yang digunakan
pada saat pembelajaran SKI membuat pembelajaran jadi menyenangkan dan pembelajaran SKI disampaikan secara menarik.
Tidak hanya itu saja, hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa MTs Yatamu Pasawahan
dari perwakilan kelas eksperimen, Sofa Amalia kelas VII-E yang menyatakan bahwa metode sosiodrama membuat pembelajaran lebih
menarik, terhibur dan tidak tegang, serta mampu mengeluarkan ekperesi saat melakukan sosiodrama didepan kelas. Begitu pula Siti
Jamiatun Hasanah mengatakan “Pelajaran SKI di kelasnya pelajarannya terakhi, jadi keadaannya sudah siang, panas, dan
belajarnyapun kadang-kadang tidak semangat, terus terkadang ketika guru menjelaskan, kadang ngantuk. Kalau yang sosiodrama ini asik,
soalnya kita bisa melakukan drama didepan kelas trus kita juga bisa nonton teman-teman kita yang sedang memerankan drama, metode
sosiodrama juga mampu mengajarkan dirinya untuk dapat tampil berani berbicara didepan kelas, metode ini juga membuat
pembelajaran lebih mudah difahami tuturnya. Menurut Muhammad Rifki, Metode sosiodrama juga membuat sisiwa merasa tidak bosan
saat belajar, tidak seperti biasanya guru lain mengajar yang hanya menjelaskan dan mencari materi sendiri.
Berdasarkan temuan ini maka dapat dinyatakan bahwa, pemebelajaran dengan menggunakan metode soiodrama merupakan
salah satu solusi yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan minat serta kreatifitas siswa pada pembelajaran
sejarah kebudayaan islam.