wanita mengalami kesulitan untuk memenuhi harapan dari ketiga peran yang dimilikinya, karena kedua peran tersebut menuntut untuk
dipenuhi.
2.3.1 Bentuk Konflik Peran Ganda
Menurut Greenhaus dan Beutell dalam Carlson, dkk. 2000:250 ada tiga bentuk konflik peran ganda, yaitu:
a. Time-Based conflict Konflik yang terjadi karena tuntutan waktu dari peran yang
satu mempengaruhi partisipasi dalam peran lain. Konsep yang termasuk dalam konflik ini diantaranya: waktu bekerja yang
berlebihan, kurangnya waktu untuk pasangan atau anak, atau jadwal yang tidak fleksibel.
b. Strains-Based conflict Konflik yang disebabkan oleh gejala stress seperti
kelelahan dan mudah marah, yang diakibatkan oleh satu peran mengganggu peran yang lain. Konflik ini melibatkan stress
dalam keluarga dan pekerjaan, meluapnya emosi yang negatif dan dukungan dari pasangan.
c. Behavior-Based conflict Konflik yang terjadi jika tingkah laku tertentu dituntut oleh
satu peran lain, yang kemudian dapat mempersulit individu dalam memenuhi tuntutan peran yang lain, misalnya tuntutan
peran keluarga dengan tuntutan pekerjaan.
Allen 1968:9 menjelaskan sebuah tipe konflik peran, yaitu Interrole Conflict Konflik antar Peran. Interrole Conflict terjadi
ketika seorang memainkan dua peran sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Hall juga menambahkan dalam Geraldine, 1988:41
dalam konflik ini ketegangan sering kali terjadi pada wanita disebabkan karena adanya Multiple Roles yang harus dilakukan pada
suatu saat yang sama karena adanya harapan dan tuntutan yang menekan.
Greenhaus dan Beutell dalam Simanjuntak, 2007:97 mengatakan bahwa Interrole Conflict terjadi ketika muncul tekanan
peran dari domain karir dan keluarga yang satu sama lain bertentangan dalam beberapa aspek. Oleh karena itu, partisipasi
dalam peran karir keluarga dibuat lebih sulit dengan partisipasi yang baik dalam peran keluarga karir. Seorang wanita yang
berprofesi sebagai pengacara misalnya, pada suatu saat diharapkan untuk hadir dalam persidangan suatu kasus penting. Namun, pada
saat yang sama ia juga diharapkan untuk memberikan prioritas utamanya pada keluarganya di rumah karena suami atau anaknya
sedang sakit. Hall dalam Geraldine, 1988:43 menjelaskan bahwa inti dari
Interrole Conflict yang dialami wanita adalah ketidaksesuaian harapan yang berlebih Role Overload pada dirinya, yang kemudian
menyebabkan wanita merasa sulit untuk memenuhi harapan dari
masing-masing peran tersebut karena keterbatasan waktu yang dimilikinya. Konflik peran yang dialami oleh wanita adalah tidak
cukupnya waktu untuk melakukan semua tugas-tugas dan kewajiban yang diharapkan dari dirinya terutama setelah ia menikah dan
memiliki anak kecil serta ketika pekerjaan menuntut waktu kerja yang panjang.
Imelda Luki Arinta dalam Azwar, 2005:160 dalam penelitiannya mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konflik
Peran Ganda pada Ibu Bekerja, menyatakan bahwa konflik peran ganda pada wanita diperkirakan berasal dari peran dalam pekerjaan
dan peran dalam keluarga. Hal tersebut mengacu pada teori Kopelman 1983 dan Burley 1989 dalam Herts, 2003:13-15 yang
menyatakan dalam studinya tentang konflik peran pada istri yang dikembangkan dari teori Interrole Conflict, yaitu adanya konflik
antara pekerjaan dengan keluarga. Kopelman
hanya membahas
mengenai faktor-faktor
penyebab dari munculnya Interrole Conflict, yaitu a waktu kerja yang berlebihan; b konflik jadwalkegiatan; dan c kelelahanmarah.
Ketiga aspek tersebut masuk ke dalam dua 2 bentuk global dari teori Kopelman mengenai Interrole Conflict, yaitu : Time
– Based, yang berdasarkan waktu dan Strain-Based Excessive Strains, yang
berdasarkan kepada tekananstress.
Menurut Burley dalam Herts, 2003:15, dari penjabaran Kopelman tersebut, ia hanya mewakili pekerjaan yang menghambat
keluarga work interference with family. Artinya konflik perjadi antarperan dimana tuntutan waktu dan ketegangan secara
keseluruhan yang dihasilkan dari pekerjaan mempengaruhi pekerja untuk memenuhi tanggung jawab yang berkaitan dengan keluarga,
sedangkan untuk bukan keluarga yang menghambat pekerjaan family interference with work adalah bentuk konflik antarperan
dimana tuntutan waktu dan ketegangan secara keseluruhan dihasilkan dari keluarga yang mempengaruhi pekerja untuk
memenuhi tanggung jawab yang berkaitan dengan pekerjaan. Lalu, Burley merekonstruksi teori tersebut dengan memfokuskan kajian
family interference with work dengan membuat skala pengukuran. Berdasarkan atas teori Kopelman 1983 dan Burley 1989,
Imelda Luki Arinta dalam Azwar, 2005:160 mengelompokkan konflik peran ganda menjadi 7 aspek, yaitu:
1 Pengasuhan anak 2 Bantuan pekerjaan rumah tangga
3 Komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami 4 Waktu untuk keluarga
5 Menentukan prioritas 6 Tekanana karir dan tekanan keluarga
7 Pandangan suami terhadap peran ganda wanita
Berdasarkan ketujuh aspek tersebut, maka peneliti akan menjadikan aspek-aspek tersebut menjadi landasan dalam membuat
skala pengukuran dalam melakukan penelitian konflik peran ganda wanita.
2.4 Masa Kerja Tenure