V V V X V V V V V V X V V V V V V V V V V Teknik Analisia Data

Dari gambar 3.8 di atas, nilai Chi-Square menghasilkan P 0.05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat terima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu pandangan suami terhadap peran ganda wanita. Hanya saja, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat di simpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensional pada dirinya masing-masing. Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikasi tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur melalui koefisien muatan faktor dengan cara melihat nilai t bagi setiap koefisen muatan faktor, seperti pada tabel 3.21 berikut ini: Tabel. 3.21 Muatan Faktor Item Pandangan Suami Terhadap Peran Ganda Wanita untuk Konflik Peran No Koefisien Standar error Nilai t Sig. 6

0.66 0.08

8.46 V

12 0.72

0.08 9.16

V 23

0.72 0.08

9.17 V

27 0.70

0.08 8.76

V 28

0.66 0.08

8.14 V

36 0.70

0.08 8.73

V 39

0.60 0.08

7.21 V

Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan Dilihat dari muatan faktornya 7 item yang mengukur pandangan suami terhadap peran ganda wanita, semua menghasilkan hasil yang signifikan karena t-value bermuatan positif t1,96, yang berarti item-item tersebut dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor. Adapun matriks korelasinya dijelaskan di bawah ini : Tabel 3.22 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran Item Pandangan Suami Terhadap Peran Ganda Wanita 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 1 3 1 4 V 1 5 V V 1 6 V 1 7 V V 1 Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas terlihat bahwa kesalahan pengukuran item yang berkorelasi terlihat pada item 27, 28, 36, dan 39. Jadi, kesimpulan dalam uji validitas dari skala konflik peran ganda yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, yaitu peneliti menggunakan 41 item skala tersebut untuk digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk variabel keterlibatan kerja. Karena pada dasarnya, item-item tersebut mempunyai t-value yang lebih besar daripada 1.96 t 1,96.

3.5.4. Uji Validitas Skala Keterlibatan Kerja

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 30 item yang ada bersifat unidmensional dalam mengukur keterlibatan kerja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 1209,99, df = 405, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.113. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 3.9 Analisis Faktor Konfirmatorik Dari Variabel Keterlibatan Kerja Dari gambar 3.9, nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, dan dapat disimpulkan bahwa seluruh item terbukti mengukur satu faktor saja, yaitu keterlibatan kerja. Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas dari item dapat dilihat melalui signifikasi item dalam mengukur faktor yang hendak diukur. Hal tersebut juga dapat menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t t-value bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table 3.23 berikut: Tabel 3.23 Muatan Faktor Item Keterlibatan Kerja No Koefisien Standar error Nilai t Sig. No Koefisien Standar error Nilai t Sig. 1 0.76

0.07 10.20

V 16

0.10 0.09

1.09 X

2 0.59

0.08 7.48

V 17

0.50 0.08

6.34 V

3 0.59

0.08 7.20

V 18

0.72 0.08

9.51 V

4 0.53

0.08 6.72

V 19

0.27 0.08

3.27 V

5 0.62

0.08 7.80

V 20

0.72 0.08

9.47 V

6 0.34

0.08 4.05

V 21

0.78 0.08

10.29 V

7 0.22

0.09 2.53

V 22

0.57 0.08

7.11 V

8 0.77

0.07 10.25

V 23

0.14 0.09

1.55 X

9 0.44

0.08 5.34

V 24

0.29 0.08

3.39 V

10 0.85

0.07 12.21

V 25

0.44 0.08

5.38 V

11 0.67

0.08 8.64

V 26

0.68 0.08

9.01 V

12 0.62

0.08 8.06

V 27

0.62 0.08

7.81 V

13 0.47

0.08 5.69

V 28

0.22 0.08

2.67 V

14 0.73

0.08 9.66

V 29

0.37 0.09

4.31 V

15 0.58

0.08 7.50

V 30

0.57 0.08

7.24 V

Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan Pada tabel di atas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 16 dan 23 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan. Dengan demikian, item no. 16 dan 23 akan di drop. Artinya, bobot nilai pada item 16 dan 23 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel 4.9, pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian tidak ada item yang di drop, kecuali item no 16 dan 23. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya, dapat disimpulkan bahwa item- item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing-masing. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 3.24 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran Dari Item Keterlibatan Kerja Keterangan: tanda “V” menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 1 2 1 3 V 1 4 V 1 5 V 1 6 V 1 7 V V 1 8 V 1 9 V V V 1 10 V V 1 11 V 1 12 V V V 1 13 V V V 1 14 V V 1 15 V V V V 1 16 V V V V 1 17 V V 1 18 V V V V V 1 19 V V V V V 1 20 V V V V V 1 21 V V V V 1 22 V V V V V V 1 23 V V V V V V 1 24 V V V V V V 1 25 V V V V V V V V V 1 26 V V V V V 1 27 V V V V V V V V 1 28 V V V V V V 1 29 V V V V V V V V V 1 30 V V V V V V V 1 Dari table di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran item. Item yang baik memiliki kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi satu sama lain. Namun, pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi, tetapi paling tidak ada item yang sama sekali tidak memiliki kesalahan pengukuran korelasi terhadap item lainnya, yaitu: item 2, selain itu pada variabel tersebut juga terdapat item yang hanya memiliki satu kesalahan pengukuran korelasi terhadap item lainnya, yaitu item 3, 4, 5, 6, 8, dan 11. Sedangkan, item yang paling banyak mempunyai tanda V, yang berarti kesalahan pengukuran item-item tersebut berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item, yaitu: item 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Hal itu juga berarti bahwa item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Namun, peneliti mengingat dari 30 item keterlibatan kerja hanya terdapat 2 item yang tidak signifikan, yaitu item no. 16 dan 23 karena taraf signifikasinya t1.96 maka, peneliti menggunakan 28 item selain item no.16 dan 23 untuk digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk variabel keterlibatan kerja. Dalam hal ini, peneliti menggunakan kriteria no. 2 dalam mendrop item. Sehingga, apabila ditemukan keseluruhan nilai t 1.96, maka dapat diartikan bahawa item tersebut signifikan dan dapat digunakan dalam mendapatkan true-score untuk variabel keterlibatan kerja.

3.5.5. Uji Validitas Skala Perceived Organizational Support POS

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidmensional dalam mengukur Perceived Organizational Support POS. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi – Square = 176.71, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.223. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 3.10 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Variabel Perceived Organizational Support POS Dari gambar 3.10, nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, dan dapat disimpulkan bahwa seluruh item terbukti mengukur satu faktor saja, yaitu Perceived Organizational Support POS. Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas dari item dapat dilihat melalui signifikasi item dalam mengukur faktor yang hendak diukur. Hal tersebut juga dapat menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t t-value bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table 3.25 berikut: Tabel 3.25 Muatan Faktor Item Perceived Organizational Support POS No Koefisien Standar error Nilai t Sig. 1

0.80 0.07

12.06 V

2 0.72

0.07 10.47

V 3

0.31 0.08

3.99 V

4 0.81

0.07 11.81

V 5

0.60 0.07

8.24 V

6 0.98

0.06 16.49

V 7

0.76 0.07

11.08 V

8 0.69

0.07 9.68

V Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan Pada tabel di atas, 8 item merupakan item yang baik, karena nilai t dari item tersebut signifikan valid, yaitu t1.96 dan bermuatan Positif, artinya item-item tersebut dapat mengukur Perceived Organizational Support POS. Oleh karena itu, 8 item tersebut akan diikutsertakan dalam menghitung faktor skor dari variabel POS. skor faktor inilah yang akan digunakan dalam analisis regresi ketika dilakukan uji hipotesis penelitian. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya, dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing- masing. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel. 3.26 Matriks Korelasi Antar Kesalahan Pengukuran Dari Item POS 1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 2 1 3 V V 1 4 V 1 5 V V 1 6 V 1 7 V V 1 8 1 Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas terlihat bahwa kesalahan pengukuran item yang berkorelasi terlihat pada item 3, 4, 5, 6 dan 7.

3.6 Teknik Analisia Data

Untuk menjawab pernyataan penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas IV Sugiyono, 2009., yaitu konflik peran, keterlibatan kerja, dan Perceived Organizational Support POS terhadap variabel bebas DV komitmen organisasi. Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat dependen; respon; Y dengan lebih dari satu variabel bebas independen; predictor; X. Persamaan garis regresi penelitian, yaitu: Keterangan: Y` = Dependent Variable DV yang dalam hal ini adalah komitmen organisasi. a = Konstanta X 1 , X 2 ,….,X p = Independent Variable IV, yakni: X 1 = Usia X 2 = Tingkat pendidikan X 3 = Status perkawinan X 4 = Konflik peran X 5 = Keterlibatan kerja X 6 = Masa kerja X 7 = Perceived Organizational Support POS p = Jumlah independent variable IV b 1 , b 2 ,….,b p = Koefisien regresi untuk masing-masing IV Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang paling sesuai memiliki error terkecil dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis, yaitu: Y` = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + …… + b p X p

1. R

2 koefisien determinasi berganda Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi berganda antara komitmen organisasi dengan independent variable. Besarnya komitmen organisasi yang disebabkan faktor-faktor yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda R 2 . R 2 menunjukkan variasi atau perubahan variabel terikat Y disebabkan variabel bebas X atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y atau merupakan perkiraan proporsi varians dari komitmen organisasi yang dijelaskan oleh independent variable. Untuk mendapatkan nilai R 2 , digunakan rumus: Keterangan: R 2 = Proporsi varians SS reg = Sum of Square Regression jumlah kuadrat regresi SS y = Sum of Square Y jumlah kuadrat Y

2. Uji F

Untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau tidak, maka digunakan uji F. dari hasil uji F yang dilakukan, maka dapat dilihat apakah independent variable yang diujikan memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Untuk membuktikan hal tersebut menggunakan rumus: Keterangan: R 2 = Proporsi varians K = Jumlah independent variable N = Jumlah sampel

3. Uji T

Uji T digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan variabel bebas X signifikan terhadap variabel terikat Y secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas X benar-benar memberikan kontribusi terhadap variable terikat Y. Hasil uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti nantinya. Uji T yang akan dilakukan menggunakan rumuas sebagai berikut: Keterangan: b = Koefisien regresi S b = Standart error Estimates

3.7 Prosedur Penelitian