Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

13

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa, membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi dan modernisasi. Jika suatu organisasi atau instansi tidak bisa menyikapi hal tersebut, maka kelangsungan kegiatan atau pekerjaan di dalam organisasi atau instansi tersebut akan terhambat. Untuk itu, diperlukan adanya sistem yang baik yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Sebuah instansi harus didukung sumber daya manusia yang cakap karena sumber daya manusia sangat berperan dalam menjalankan usaha atau kegiatan di dalam instansi tersebut. Perlu disadari bahwa untuk mengimbangi perubahan-perubahan dan kemajuan dalam berbagai aspek yang mempengaruhi beban kerja pimpinan dituntut tersedianya tenaga kerja yang setiap saat dapat memenuhi kebutuhan. Untuk itu, membuat seorang pemimpin harus dapat mengelola sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia. Pegawai Negeri Sipil PNS sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur Negara, yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Dengan kata lain, keberhasilan atau kemunduran suatu organisasi tergantung pada keahlian dan ketrampilan pegawainya masing-masing yang bekerja di dalamnya. Pegawai Negeri Sipil merupakan Sumber Daya Aparatur Negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Kedudukan dan peran Universitas Sumatera Utara 14 Pegawai Negeri Sipil di Indonesia, dirasakan semakin penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam usaha mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadapan modern, demokratis, adil dan bermoral tinggi. Kedudukan dan peranannya yang penting menyebabkan Pegawai Negeri senantiasa dituntut supaya memiliki kesetiaan dan ketaatan penuh dalam menjalankan tugas-tugasnya dan memusatkan seluruh perhatian serta mengerahkan segala daya dan tenaga secara berdaya guna dan berhasil guna. Kinerja adalah tingkat keberhasilan serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dikatakan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Dimana tujuan pencapaian kinerja adalah untuk mengetahui hasil serapan yang telah diberikan sehingga kekuatan, kelemahan, atau kekurangan dari masing-masing kegiatan dapat diketahui dengan presentase dari masing-masing kegiatan. Maka Pegawai Negeri Sipil juga dituntut untuk meningkatkan kinerja dan mempunyai strategi baru untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan pegawai yang diperlukan oleh suatu instansi. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya dalam meningkatkan mutu yaitu dengan mengarahkan kinerja untuk mempertinggi ketrampilan dan kecakapan pegawai dalam menjalankan tugasnya. Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pegawai. Pengembangan pegawai juga dirancang untuk memperoleh pegawai- pegawai yang mampu, berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam geraknya ke masa depan. Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan yang merupakan perpanjangan tangan dari Badan Kepegawaian Negara Pusat di Jakarta berkomitmen tinggi untuk menciptakan aparatur negara yang professional, berkualitas, bermoral tinggi dan bertanggung jawab sehingga dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya akan mampu memberikan Universitas Sumatera Utara 15 kepuasan yang optimal kepada masyarakat luas, instansi pemerintah, swasta, dan stake holder di wilayah kerja Kantor Regional VI BKN Medan. Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal maka dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kantor Regional VI BKN, menetapkan Perencanaan Kinerja Performance Planning pada tahun 2009 yang mengacu kepada Rencana Strategis Badan Kepegawaian tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Berdasarkan Perencanaan Kinerja tersebut maka dilaksanakan program dan kegiatan tahun 2009 yang telah ditetapkan untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat menghasilkan program dan kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. Namun berdasarkan keterangan dari Kepala Kantor Regional VI BKN Medan, Bapak Edy Wahyono S.P, masih terdapat kelemahan terhadap kemampuan pegawai dalam mendukung sistem informasi manajemen kepegawaian, yang mengacu pada kurang berdayanya sistem informasi kepegawaian dalam menyajikan data dan informasi kepegawaian secara cepat, tepat dan akurat setiap saat dibutuhkan. Meskipun upaya untuk memperbaiki data PNS telah dilakukan pada periode pembangunan sebelumnya 2003, namun demikian pemeliharaan kualitas data melalui sistem yang ada manual dan berbasis teknologi informasi belum sepenuhnya dapat dijamin. Hal ini perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh, karena data dan informasi kepegawaian merupakan salah satu produk strategisunggulan bagi BKN di masa datang. Adapun salah satu keterbatasan yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Regioal VI BKN Medan terdapat pada kualitaskompetensi SDM pegawai baik pegawai pemangku jabatan struktural, fungsional maupun pegawai pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Secara kuantitatif sebagaimana diuraikan sebelumnya SDM pegawai BKN telah memadai, namun secara kualitatif belum menunjukkan kemampuan dalam berkinerja sebagaimana diharapkan oleh stakeholder BKN. Kondisi kepegawaian yang ada sampai dengan saat ini antara lain disebabkan masih adanya keterbatasan kompetensi dan Universitas Sumatera Utara 16 pembinaan SDM internal BKN. Meskipun pendidikan bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam berkinerja, namun mengingat tingkat pendidikan masih menjadi indeks kualitas dan keunggulan daya nalar SDM di sebagian besar negara di dunia, maka kondisi s tersebut perlu mendapat perhatian BKN dalam rangka menghadapi tantangan organisasi dan menyelenggarakan misi kedepan. Salah satu hal yang kurang meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Regional VI Medan, yakni mengacu pada kelemahan struktur kelembagaan terkait dengan fungsi-fungsi yang harus diselenggarakan oleh BKN. Meskipun Keputusan Kepala BKN Nomor 03KEP2001, telah menjadi landasan bagi BKN untuk melaksanakan fungsinya, namun terdapat permasalahan yaitu: tumpang-tindihnya fungsi antara satu struktur unit kerja dengan struktur lainnya menyebabkan fungsi-fungsi tersebut tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Disamping itu ditemukan adanya fungsi yang tidak diletakkan pada struktur yang seharusnya melaksanakan, sebagaimana Lembaga Pemerintah pada umumnya. Ketidak jelasan struktur yang harus melaksanakan fungsi membawa berbagai dampak negatif terhadap kinerja individu pegawai dan organisasi, seperti, antara lain: a. Kurangnya motivasi kerja pegawai, b. Tidak jelasnya fungsi yang berdampak pada akuntabilitas kinerja organisasi yang dikarenakan lebih dari satu unit kerja yang menyusun rencana kegiatan yang secara substansial sama, dan c. Tidak efisiennya pemanfaatan sumber daya dan dana. Melihat kondisi internal BKN sebagai tersebut diatas, maka dipandang perlu melakukan berbagai upaya nyata. Adapun upaya yang perlu dilakukan oleh BKN agar dapat terus yaitu dengan memberikan pembekalan Pegawai Negeri Sipil melalui Pendidikan dan Pelatihan. Universitas Sumatera Utara 17 Menurut Notoatmojo 2003:30 Pendidikan dan pelatihan juga merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian pegawai. Dengan demikian, setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan pegawainya harus memperoleh perhatian yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawainya tersebut. Berdasarkan observasi sementara pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan, dengan Bapak Drs. Widodo, Msi sebagai Kasubag Kepegawaian dimana kebanyakan pegawai yang bekerja kurang berminat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Hal tersebut akibatkan karena pada umumnya sebagian besar pegawai yang bekerja pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan memiliki usia yang rata-rata diatas 35 tahun, sehingga pegawai cenderung bosan terutama pendidikan dan pelatihan tidak menghasilkan uang masuk bagi pegawai. Di samping itu pegawai lama cenderung berpendapat dimana pendidikan dan pelatihan lebih baik diikuti oleh pegawai yang masih muda sehingga lebih cepat menyerap ilmu yang diberikan pada pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Padahal seharusnya diklat ini tidak hanya diikuti pegawai muda saja, melainkan seluruh pegawai yang bekerja pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara di Medan, sehingga kinerja pegawai dapat meningkat dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan tujuan dari suatu organisasi dapat tercapai. Berkaitan dengan hal tersebut sesuai dengan pengamatan sementara, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai diklat yang telah dilaksanakan pada Kantor BKN, dengan mengadakan penelitian ilmiah yang diberi judul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara BKN di Medan”. Universitas Sumatera Utara 18

1.2. Perumusan Masalah