Kebangkrutan Pengaruh model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan dan debt default terhadap penerimaan opini audit going concern: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2008 - 2012
21 perbankan dan lembaga keuangan. Model yang lama mengalami
perubahan pada salah satu variabel yang digunakan menjadi :
Z = 0.717Z
1
+ 0.874Z
2
+ 3.107Z
3
+0.420Z
4
+ 0.998Z
5
Dimana: Z
1
= working capital total asset Z
2
= retained earning total asset Z
3
= earning before interest and taxes total asset Z
4
= book value of equity book value of debt Z
5
= sales total asset Dengan formula Z-score tersebut daerah ambang batas berubah
menjadi 2.90 dan 1.20. Artinya, perusahaan yang mempunyai skala Z diatas 2.90 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan
perusahaan yang mempunyai skor dibawah 1.20 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensi bangkrut. Selanjutnya, skor antara 1.20 dan 2.90 tetap
disebut sebagai grey are. Kelima rasio inilah yang akan digunakan dalam menganalisis
laporan keuangan sebuah perusahaan untuk kemudian mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Dalam
manajemen keuangan, rasio-rasio yang digunakan dalam metode altman ini dikelompokkan dalam tiga kelompok besar Akiko, 2013 :
a. Rasio Likuiditas yang terdiri atas Z
1
b. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Z
2
dan Z
3
c. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Z
4
dan Z
5
Uraian setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut:
22 1. Working Capital Total Asest Z
1
atau Modal Kerja Total Aktiva Z
1
. Modal kerja yang dimaksud dalam Z
1
adalah selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio Z
1
pada dasarnya adalah rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Hasil rasio tersebut dapat negatif apabila aktiva lancar lebih kecil dari kewajiban lancar.
2. Retained Earning Total Asset Z
2
atau Laba Ditahan Total Aktiva Z
2
. Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi.
Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar
akumulasi laba ditahan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada umunya akan menunjukkan hasil rasio yang
rendah, kecuali yang labanya sangat besar pada masa awal berdirinya. 3. Earning Before Interest and Tax Total Asset Z
3
atau Laba Sebelum Bunga dari Pajak Total Aktiva Z
3
. Rasio
tersebut mengukur
kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan
contributor terbesar dari model tersebut. Beberapa indicator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada
kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah, piutang dagang meningkat, rugi terus menerus dalam beberapa kuartal,