Curing Pengemasan Perlakuan Pasca Panen

perlakuan ini antara lain: timun, apel, jeruk, melon, tomat, cabe, wortel dan umbi dahlia. Waxing dapat dilakukan dengan cara Dewi; 2008: 26: 1. Pelapisan paraffin dengan memasukkan bahan dalam lilin cair. 2. Pelapisan dengan emulsi air atau larutan hidrokarbon dengan cara manual, penyemprotan, atau sebagai buih foam. Pelapisan dengan menggunakan emulsi lilin juga dapat disertai dengan perlakuan pemberian bakterisida atau fungisida untuk mencegah serangan bakteri atau jamur. Jenis lilin yang digunakan harus mampu menahan laju transpirasi serta mampu mempertahankan produk agar tetap dalam kondisi puncak sehingga dapat diterima oleh konsumen. Jenis lilin yang biasa digunakan adalah lilin lebah dan lilin carnauba Zulkarnain; 2009: 181 - 182.

2.2.7. Curing

Curing merupakan perlakuan pasca panen dengan memberikan suhu dan kelembaban udara tertentu terhadap suatu produk. Curing dapat membantu penyembuhan luka yang terjadi pada produk sewaktu pemanenan Zulkarnain; 2009: 183. Perlakuan ini menyebabkan tambahan biaya tetapi secara ekonomis menguntungkan karena dapat memperpanjang umur simpan Dewi; 2008: 27.

2.2.8. Pengemasan

Salunkhe dan Reddy 2000: 55 menjelaskan bahwa peningkatan teknologi pengemasan sejak awal tahun lima puluhan telah berkontribusi pada peningkatan efisiensi pemasaran buah dan sayur segar. Banyak konsumen yang lebih menerima produk dengan kondisi yang lebih segar dan lebih sedikit kerusakan dan 14 penampilan yang lebih baik karena daya simpan yang meningkat. Keuntungan lain dari kegiatan pengemasan adalah: 1. Ditampilkan dalam unit yang mudah ditangani secara efisien. 2. Disajikan dalam unit yang mudah disimpan. 3. Menjaga kualitas dan mengurangi buangan. 4. Menyokong kegiatan pelayanan, pembelian, dan promosi penjualan. 5. Mengurangi biaya transportasi. 6. Memfasilitasi kecenderungan baru dalam penanganan barang dan transportasi. Wadah yang digunakan untuk mengemas hendaknya tidak terlalu berat, tidak banyak ruang terbuang, namun kuat. Bahan yang digunakan juga harus memilki sifat keporian poreus yang baik untuk mendukung pertukaran udara yang lancar sehingga peningkatan suhu dan kelembaban akibat respirasi produk dapat ditekan. Hal ini dapat memperkecil timbulnya penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan Zulkarnain; 2009: 174. 2.2.9. Pengangkutan Transpor Bahan Makanan Zulkarnain 2009: 177-178 menjelaskan pemasaran produk hortikultura sangat tergantung pada kelancaran angkutan, karena tempat produk dihasilkan dan tempat produk dipasarkan biasanya tidak berdekatan, sedangkan produk tersebut harus sampai ke tangan konsumen dalam keadaan segar. Produk yang tersedia cepat dan tepat waktu yang disertai dengan kualitas yang baik akan membangkitkan rasa percaya konsumen terhadap produsen dan penjual produk tersebut. Pengangkutan jarak dekat dapat dilakukan dengan menggunakan 15 pikulan, sepeda motor, truk atau pick up, sedangkan untuk jarak jauh dapat menggunakan pesawat terbang. Sejumlah bahan makanan akan mudah tercecer hilang dan tidak dimanfaatkan untuk konsumsi pada saat pengangkutan berlangsung. Berbagai jenis bahan makanan memerlukan cara pengangkutan terentu, ada yang ditranspor secara curah bulk, dan ada yang dikemas dalam dus, karung, kaleng, dan sebagainya. Cara pengangkutan juga harus yang cukup murah, agar bahan pangan tidak menjadi terlalu mahal saat sampai kepada konsumen, sehingga tidak terjangkau oleh daya belinya Sediaoetama; 2004: 5–6. 2.2.10. Penyimpanan Penyimpanan bahan makanan harus memenuhi syarat – syarat tertentu, terutama bagi bahan yang mudah rusak Sediaoetama; 2004: 6. Kitinoja dan Kader 2007: 85 menyatakan bahwa penyimpanan yang baik dapat dilakukan dengan memanen produk pertanian pada kondisi kematangan yang optimal, pengontrolan hama dan penyakit, pengaturan atmosfer, perlakuan kimiawi, irradiasi, refrigerasi, pengontrolan dan penyesuaian suhu simpan,dan lain – lain. Tujuan dari penyimpanan produk segar adalah memperlambat aktivitas biologis yang masih terjadi tanpa menyebabkan kerusakan, serta memperlambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghambat transpirasi tumbuhan. Tabel yang menggambarkan suhu penyimpanan, RH, daya simpan, dan titik beku beberapa komoditi buah dapat dilihat pada Lampiran 2. 16

2.3. Bisnis Eceran Retail