Grading Perlakuan Pasca Panen

2.2.4. Grading

Grading adalah sortasi produk menjadi berbagai fraksi kualitas sesuai dengan standar kualifikasi yang telah diakui, berdasarkan atas dasar nilai komersial dan kegunaannya. Grading sangat tergantung pada faktor – faktor yang diinginkan konsumen Dewi; 2008: 24. Tujuan dari kegiatan grading tidak jauh berbeda dengan tujuan dari kegiatan sortasi. Zulkarnain 2009: 173 menjelaskan bahwa tujuan dari grading adalah untuk menghilangkan perbedaan yang mencolok dan untuk konsolidasi. Perbedaan yang mencolok perlu dihindari terutama di dalam pengemasan karena dapat menimbulkan asumsi yang negatif, namun Salunkhe dan Reddy 2000: 51 memaparkan secara lebih rinci tujuan dari grading, yaitu: 1. Memperlancar kegiatan pemasaran 2. Menghindarkan pertidaksetujuan di antara penjual dan pembeli. 3. Sebagai acuan dasar dalam harga yang diumumkan di pasar. 4. Membantu mengembangkan standar yang sesuai selama pengumpulan produk segar pada suatu dasar yang sesuai. 5. Penting sebagai dasar dalam periklanan produk segar. 6. Pemberian merek dan nilai pada produk segar itu sendiri. Faktor – faktor yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk grading bahan hasil pertanian adalah Dewi; 2008: 24: 1. Sifat fisik meliputi: kadar air, ukuran, bentuk, berat, densitas, tekstur, kenampakan, warna, benda asing, dan lain – lain. 12 2. Sifat kimia meliputi: komposisi kimia, ketengikkan, indeks asam lemak bebas, bau dan cita rasa, residu, dan lain – lain. 3. Sifat biologis meliputi: perkecambahan, jenis dan jumlah kerusakan karena insekta dan jamur, bakteri, dan lain – lain. 2.2.5. Pengecilan Ukuran Pengecilan ukuran menurut Dewi 2008: 25 merupakan cara pemotongan atau pemecahan bahan hasil pertanian menjadi bagian – bagian yang lebih kecil. Pengecilan ukuran pada bahan padat disebut pemotongan atau penghancuran. Pengecilan ukuran untuk bahan cair disebut emulsifikasi atau atomisasi. Proses pengecilan ukuran dilakukan dengan berbagai macam metode yang disesuaikan dengan tujuannya. Metode pengecilan ukuran yang dipakai antara lain adalah: 1. Kompresi atau penggilingan atau penghancuran. 2. Pemukulan. 3. Penggosokan. 4. Pemotongan treaming. 5. Kombinasi pemotongan dengan pengguntingan shearing. 2.2.6. Pelapisan Lilin Waxing Pelapisan lilin atau Waxing dilakukan untuk mendapatkan penampilan yang berkilau dan menekan penguapan kadar air sehingga memperlambat pelayuan atau mengendalikan pelayuan bahan. Komoditas yang dapat diberi 13 perlakuan ini antara lain: timun, apel, jeruk, melon, tomat, cabe, wortel dan umbi dahlia. Waxing dapat dilakukan dengan cara Dewi; 2008: 26: 1. Pelapisan paraffin dengan memasukkan bahan dalam lilin cair. 2. Pelapisan dengan emulsi air atau larutan hidrokarbon dengan cara manual, penyemprotan, atau sebagai buih foam. Pelapisan dengan menggunakan emulsi lilin juga dapat disertai dengan perlakuan pemberian bakterisida atau fungisida untuk mencegah serangan bakteri atau jamur. Jenis lilin yang digunakan harus mampu menahan laju transpirasi serta mampu mempertahankan produk agar tetap dalam kondisi puncak sehingga dapat diterima oleh konsumen. Jenis lilin yang biasa digunakan adalah lilin lebah dan lilin carnauba Zulkarnain; 2009: 181 - 182.

2.2.7. Curing