Analisis Biaya Persediaan Metode Persediaan Toko Raja Buah Segar

Biaya kehilangan penjualan juga tidak dapat diukur secara relevan karena biaya jenis ini merupakan salah satu biaya yang sangat sulit untuk diukur. Tingkat kerusakan dari masing – masing buah sebenarnya dapat menjadi salah satu indikator pengukuran biaya kehilangan penjualan, yang terkadang juga disebut sebagai biaya kekurangan persediaan, namun meski tingkat kerusakan aktual dapat diketahui, proporsi tingkat kerusakan untuk analisis Single Period Model dan Periodic Review System di dalam penelitian ini tidak dapat diketahui dan juga tidak dapat disamakan dengan kondisi aktual. Biaya persediaan yang hanya berdasarkan biaya pemesanan tahunan ini akan dihitung berdasarkan frekuensi atau jumlah pemesanan yang dilakukan selama satu tahun yang dikalikan dengan biaya pemesanan. Besarnya biaya pemesanan untuk satu kali pemesanan telah ditetapkan oleh pihak manajemen Toko Raja Buah Segar yaitu sebesar Rp 18.000,00.

5.2.3.1. Analisis Biaya Persediaan Metode Persediaan Toko Raja Buah Segar

Perhitungan total biaya persediaan untuk setiap jenis buah berdasarkan metode persediaan yang diterapkan oleh Toko Raja Buah Segar saat ini disajikan pada Tabel 6, sehingga dapat dilihat biaya persediaan yang sesungguhnya dikeluarkan oleh Toko Raja Buah Segar untuk persediaan setiap jenis buah. 91 Tabel 6. Biaya Persediaan Metode Persediaan Toko Raja Buah segar Biaya Pemesanan Rp Frekuensi Pemesanan Total Biaya Rp No. Jenis Produk 1 2 3=1x2 1 Mangga Gincu Super 18,000 108 1,944,000 2 Mangga Harum Manis 18,000 57 1,026,000 3 Salak Pondoh 18,000 266 4,788,000 4 Pisang Cavendish 18,000 184 3,312,000 5 Semangka Merah 18,000 199 3,582,000 6 Alpukat Mentega 18,000 72 1,296,000 7 Durian Monthong 18,000 69 1,242,000 8 Anggur Autumn Royal 18,000 40 720,000 9 Jeruk Ponkam 18,000 66 1,188,000 10 Kurma Medjol USA 18,000 17 306,000 11 Cherry Merah 18,000 21 378,000 12 Lengkeng Bangkok 18,000 87 1,566,000 13 Apel Fuji Yoyo Blush 18,000 22 396,000 Biaya persediaan yang tertinggi dimiliki oleh salak pondoh yaitu sebesar Rp 4,788,000. Hal ini disebabkan salak pondoh tersedia di pasar sepanjang tahun dan memiliki daya simpan optimal yang singkat yaitu antara 1 sampai 3 hari saja Tabel 1, serta relatif mudah dalam pengadaannya. Faktor – faktor tersebut membuat pihak manajemen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan hampir setiap hari sepanjang tahun 2009, sehingga frekuensi pemesanan menjadi besar yaitu sebanyak 266 kali pemesanan. Biaya persediaan yang paling kecil dimiliki oleh Kurma Medjol USA yaitu sebesar Rp 306,000 karena memiliki frekuensi pemesanan terkecil yaitu sebanyak 17 kali pemesanan. Hal ini disebabkan Kurma Medjol USA memiliki daya simpan optimal yang sangat lama bahkan hingga mencapai satu tahun serta memang hanya dipesan dan tersedia saat periode tertentu yaitu sekitar bulan 92 puasa atau bulan Ramadhan saat umat muslim menjalankan ibadah puasa, sehingga membuat Toko Raja Buah Segar tidak banyak melakukan pemesanan. Keputusan pembelian ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh Ma’arif dan Tanjung 2003: 278 bahwa sifat dari barang yang disediakan menjadi faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat persediaan yang dimiiki. Tabel 6. juga menunjukkan hubungan antara frekuensi pemesanan yang berbanding lurus dengan total biaya persediaan, yaitu semakin besar frekuensi pemesanan yang dilakukan, maka semakin besar total biaya persediaan yang harus dikeluarkan.

5.2.3.2. Analisis Biaya Persediaan Single Period Model