Perhitungan biaya persediaan Semangka Merah dapat memperlihatkan hubungan tersebut secara jelas, dimana semakin panjang periode pemeriksaan,
maka semakin kecil frekuensi pemesanan dan total biaya persediaan yang harus dikeluarkan. Semangka Merah sendiri memang merupakan jenis buah yang
memiliki total biaya persediaan yang terbesar karena selalu tersedia sepanjang tahun dengan hari penjualan yang terpanjang yaitu selama 363 hari Lampiran 9
sehingga frekuensi pemesanannya lebih besar dibanding jenis buah yang lainnya. Frekuensi pemesanan Semangka Merah pada periode pemeriksaan 2 hari
adalah sebesar 182 kali Lampiran 9 dengan total biaya persediaan sebesar Rp 3,276,000. Frekuensi pemesanan Semangka Merah menurun pada periode
pemeriksaan 3 hari, 5 hari, dan 6 hari yaitu secara berurutan menjadi 121 kali, 73 kali, dan 61 kali, sehingga total biaya persediaan juga turut menurun menjadi Rp
2,178,000 untuk periode pemeriksaan 3 hari, Rp 1,314,000 untuk periode pemeriksaan 5 hari, dan Rp 1,098,000 untuk periode pemeriksaan 6 hari.
5.2.3.4. Analisis Perbandingan Biaya Persediaan
Seluruh model pengendalian tingkat persediaan yang digunakan di dalam penelitian ini menghasilkan biaya persediaan yang berbeda – beda. Perbedaan
biaya tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui biaya persediaan yang paling minimum. Tabel 9. menampilkan perbandingan total biaya persediaan untuk
setiap jenis buah kecuali Kurma Medjol USA. Perbandingan biaya persediaan untuk kurma medjol USA akan dilakukan terpisah dengan jenis buah yang
lainnya. Hal ini dilakukan hanya untuk memudahkan dalam menganalisis
96
perbandingan biaya persediaan untuk Kurma Medjol USA yang dianalisis dengan periode pemeriksaan yang lebih panjang dibanding jenis buah lainnya.
Tabel 9. Pebandingan Total Biaya Persediaan
Periodic Review System Jenis Produk
Metode Perusahaan
Single Period
Model T 2
T 3 T 5
T 6 Mangga Gincu
Super 1,944
3,942 1,980
1,314 -
- Mangga Harum
Manis 1,026
2,322 1,170
774 -
- Salak Pondoh
4,788 6,282
3,150 2,088
- -
Pisang Cavendish 3,312
5,130 2,574
1,710 -
- Semangka Merah
3,582 6,534
3,276 2,178
1,314 1,098
Alpukat Mentega 1,296
5,004 2,502
1,674 1,008
828 Durian Monthong
1,242 3,672
1,836 1,224
- -
Anggur Autumn Royal
720 5,634
2,826 1,872
1,134 936
Jeruk Ponkam 1,188
3,654 1,836
1,224 738
612 Cherry Merah
378 1,980
990 666
- -
Lengkeng Bangkok 1,566
6,084 3,042
2,034 1,224
1,008 Apel Fuji Yoyo
Blush 396
4,428 2,214
1,476 882
738
Tabel 9. menunjukkan secara jelas perbedaan total biaya persediaan dari setiap model pengendalian tingkat persediaan untuk setiap jenis buah. Periodic
review system dengan periode pemeriksaan 3 hari memberikan total biaya persediaan yang lebih kecil dibandingkan total biaya persediaan yang dihasilkan
melalui metode perusahaan Toko Raja Buah Segar dan single period model pada produk mangga gincu super, mangga harum manis, salak pondoh, dan pisang
cavendish.
97
Semangka merah, alpukat mentega, jeruk ponkam, dan lengkeng Bangkok memiliki total biaya persediaan paling kecil pada periodic review system dengan
periode pemeriksaan 6 hari. Durian monthong memiliki total biaya persediaan Metode perusahaan memberikan total biaya persediaan paling kecil pada
buah anggur autumn royal, cherry merah, dan apel fuji yoyo blush. Hal ini menandakan bahwa metode persediaan yang diterapkan oleh Toko Raja Buah
Segar sudah cukup baik bagi ketiga jenis buah tersebut. Toko Raja Buah Segar mengendalikan tingkat persediaan berdasarkan
intuisi dan pengalaman saja atau dengan kata lain sangat bersifat spekulatif. Hal seperti ini terbukti dapat menguntungkan perusahaan jika prediksi yang dilakukan
tidak meleset seperti yang terjadi pada buah anggur autumn royal, cherry merah, dan apel fuji yoyo blush. Hal yang sebaliknya, yaitu kemungkinan terjadinya
kerugian yang besar, dapat terjadi jika prediksi yang dibuat meleset jauh dari kenyataan yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, Toko Raja Buah Segar dapat mempertimbangkan untuk menerapkan periodic review system yaitu dengan
periode pemeriksaan 6 hari untuk anggur autumn royal, 3 hari untuk cherry merah, dan 6 hari untuk apel fuji yoyo blush dalam mengendalikan tingkat
persediaan yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan data – data persediaan yang telah dimiliki ke dalam suatu perhitungan matematis yang dapat
dipertanggung jawabkan, dan menghindari prediksi yang meleset jauh dari kenyataan yang terjadi agar dapat meminimalisir resiko kerugian yang mungkin
terjadi.
98
Tabel 10. Perbandingan Total Biaya Persediaan Kurma Medjol USA
Jenis Produk Model Pengendalian Persediaan
Total Biaya Persediaan Rp
Metode Perusahaan 306,000
Single Period Model 1,602,000
Periodic Review System 2 810,000
Periodic Review System 3 540,000
Periodic Review System 5 324,000
Periodic Review System 6 270,000
Periodic Review System 9 180,000
Periodic Review System 10 162,000
Periodic Review System 11 144,000
Periodic Review System 12 126,000
Kurma Medjol USA
Periodic Review System 14 108,000
Kurma Medjol USA memiliki daya simpan yang panjang, yaitu sekitar tiga bulan sampai dengan satu tahun terhitung sejak produk diterima dari pihak
importir yang menjadi supplier. Berdasarkan hal ini, maka analisis periodic review system khusus untuk Kurma Medjol USA dianalisis dengan periode
pemeriksaan yang lebih panjang dibandingkan jenis buah yang lainnya. Tabel 10. menampilkan hasil perhitungan total biaya persediaan kurma
medjol USA berdasarkan metode persediaan perusahaan, single period model, dan periodic review system dengan semua periode pemeriksaannya. Biaya
persediaan Kurma Medjol USA yang lebih kecil dari metode perusahaan dan single period model dapat dilihat pada periodic review system mulai dari periode
pemeriksaan 6 hari dan seterusnya. Periodic review system dengan periode pemeriksaan 14 hari memang
memberikan biaya persediaan yang paling kecil, namun dapat mengakibatkan terlalu besarnya jumlah persediaan yang harus dimiliki dan nilai investasi yang
99
harus dikeluarkan untuk mengadakan persediaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penulis lebih menyarankan untuk menggunakan periodic review system
dengan periode pemeriksaan 6 hari untuk digunakan mengendalikan persediaan Kurma Medjol USA.
Analisis single period model tidak dapat memberikan total biaya persediaan yang lebih kecil untuk seluruh sampel jenis buah yang terpilih. Hal ini
dapat disebabkan besarnya jumlah pemesanan yang mendekati kebutuhan aktual yang bertujuan untuk memperkecil penumpukan persediaan agar dapat
meminimalisir kerugian akibat besarnya tingkat kerusakan. Situasi seperti ini memiliki akibat pemesanan yang harus sering dilakukan atau dengan kata lain
frekuensi pemesanan semakin besar, sehingga meningkatkan biaya persediaan yang harus dikeluarkan. Analisis periodic review system dapat memberikan
kemudahan dalam pemeriksaan persediaan karena tidak perlu dilakukan setiap hari. Hal ini juga dapat menurunkan frekuensi pemesanan sehingga dapat
menurunkan biaya persediaan yang harus dikeluarkan. Hasil dari analisis tingkat dan biaya persediaan memperlihatkan
perbedaan fokus dari single period model dan periodic review system. Analisis single period model memiliki fokus untuk meminimalisir biaya kerusakan
persediaan yang disebabkan oleh persediaan yang jauh melebihi kebutuhan permintaan aktual. Hal ini menyebabkan besarnya pesanan yang dilakukan
relatif mendekati tingkat permintaan aktual Tabel 3, sehingga pemesanan dilakukan setiap hari dan menyebabkan frekuensi pemesanan menjadi besar yang
100
juga mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar. Analisis ini juga menuntut pemeriksaan persediaan rutin setiap hari.
Analisis periodic review system memiliki fokus untuk menekan frekuensi pemesanan sehingga dapat meminimalisir biaya pemesanan yang harus
dikeluarkan. Persediaan tidak diperiksa rutin setiap hari, melainkan pada periode pemeriksaan tertentu yang telah ditetapkan, sehingga pemesanan tidak dilakukan
setiap hari. Hal ini dapat mengntungkan dari segi biaya pemesanan yang harus dikeluarkan, namun dapat meningkatkan nilai investasi yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mengadakan persediaan yang dapat mencukupi tingkat permintaan selama tenggang waktu antara periode pemeriksaan. Hal ini juga
terkait dengan nilai tingkat pelayanan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Nilai tingkat pelayanan berbanding lurus dengan nilai investasi, dimana semakin besar
nilai tingkat pelayanan yang ingin dicapai, maka semakin besar pula nilai investasi yang harus di keluarkan.
5.3. Alternatif Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Buah Segar yang
Sesuai untuk Toko Raja Buah Segar
Toko Raja Buah Segar pada dasarnya telah memiliki sistem pengendalian persediaan buah segar, namun belum sepenuhnya dapat mengendalikan tingkat
persediaan itu sendiri melalui suatu mekanisme perhitungan yang pasti. Periodic review system telah diterapkan oleh mereka, namun belum secara utuh dan
menyeluruh. Hal ini terlihat dari periode pemeriksaan yang telah ditentukan yaitu dilakukan setiap malam hari, namun penentuan tingkat persediaan yang harus
dijaga, batas harus dilakukannya pemesanan, dan besarnya pesanan yang
101