Analisis Model Persediaan Deterministik

Period Model, Periodic Review System. Pengolahan data kuantitatif ini menggunakan alat bantu kalkulator dan software komputer berupa program Microsoft Excel.

3.5.2.1. Analisis Model Persediaan Deterministik

Model persediaan deterministik yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dalam penelitian ini adalah: 1. Economic Order Quantity EOQ Model persediaan EOQ dapat dilakukan dengan cara tabel dan grafik, atau dengan formula rumus. Cara tabel dan grafik menggunakan pendekatan uji coba untuk mengetahui jumlah pesanan yang paling ekonomis. Caranya dimulai dengan menghitung biaya – biaya yang timbul pada setiap kemungkinan frekuensi pesanan, yaitu pemesanan sekali dalam setahun, 2 kali setahun, dan seterusnya. Jumlah frekuensi pesanan dan jumlah pesanan yang paling ekonomis, yaitu yang memberikan biaya total terendah dapat diketahui dengan membandingkan biaya total dari setiap frekuensi pesanan. Cara lain untuk memperoleh EOQ adalah dengan pendekatan matematika, dikenal dengan istilah cara formula. Beberapa notasi yang digunakan dalam model ini adalah sebagai berikut Herjanto; 2008: 246, 248: D = jumlah kebutuhan barang unit tahun S = biaya pemesanan atau biaya set up rupiah pesanan h = biaya penyimpanan terhadap nilai barang C = harga barang rupiah unit H = h x C = biaya penyimpanan rupiah unit tahun 47 Q = jumlah pemesanan unit pesanan F = ferekuensi pemesanan kali tahun T = jarak waktu antar pesanan hari Biaya pemesanan per tahun dapat dicari dengan rumus: = frekuensi pesanan x biaya pesanan Biaya penyimpanan per tahun dapat dicari dengan rumus: = persediaan rata – rata x biaya penyimpanan EOQ terjadi bila biaya pemesanan = biaya penyimpanan, dapat dicari dengan rumus: Jangka waktu pemesanan dapat dicari dengan rumus: 2. Continuous Review System Menurut Rangkuti 2007: 93 - 94 model persediaan ini digunakan apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus, maka perusahaan harus menentukan batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang dan mungkin dapat ditambahkan safety stock. 48 Jumlah pesanan yang dilakukan untuk setiap pemesanan adalah selalu sama dan jumlahnya berdasarkan perhitungan EOQ Krajewsky, et. al; 2007: 457. Rumus yang digunakan dalam model ini adalah: Titik pemesanan = d x L + SS Dimana: d = tingkat permintaan L = masa tenggang lead time SS = persediaan pengaman safety stock, yang didapat dengan rumus: SS = Z x Z = simpangan baku = standar deviasi permintaan 3. Lot for Lot LFL Model Lot for Lot LFL atau dikenal juga sebagai metode persediaan minimal. Herjanto 2008: 289 menjelaskan bahwa jumlah pesanan sesuai dengan jumlah yang sesungguhnya diperlukan, sehingga menghasilkan tidak ada persediaan yang disimpan dan biaya yang timbul hanya berupa biaya pemesanan saja. Lot size ditentukan sama dengan besarnya kebutuhan untuk setiap periode tertentu, misalnya setiap minggu. Biaya total persediaan dihitung dengan rumus: Biaya Total Persediaan = Biaya pemesanan – Biaya penyimpanan Tidak adanya persediaan yang disimpan jika menggunakan model LFL, maka besarnya nilai biaya total persediaan adalah sama dengan besarnya nilai dari biaya pemesanan. Penggunaan model LFL ini, biasanya akan mengakibatkan 49 biaya pemesanan tahunan akan membesar karena intensitas atau frekuensi pemesanan yang begitu tinggi atau sering dilakukan. 4. Part Period Balancing PPB Model Part Period Balancing PPB dijelaskan oleh Herjanto 2008: 290 merupakan salah satu pendekatan dalam menentukan lot size untuk kebutuhan material yang tidak seragam, yang bertujuan memperkecil total biaya bahan baku. Model ini tidak menjamin diperolehnya biaya total yang minimum. Lot size dicari melalui pendekatan Economic Part Period EPP, yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan per unit per periode, dapat dirumuskan sebagai berikut: Kebutuhan diakumulasi periode demi periode sampai mendekati nilai EPP. Akumulasi yang paling mendekati nilai EPP merupakan lot size yang dapat memperkecil biaya bahan baku. 5. Period Order Quantity POQ Model Period Order Quantity POQ dijelaskan oleh Herjanto 2008: 292 merupakan pengembangan dari teknik EOQ untuk jumlah permintaan yang tidak sama dalam beberapa periode. Rata – rata permintaan digunakan dalam model EOQ untuk mendapatkan rata – rata jumlah barang setiap kali pemesanan. Angka ini selanjutnya dibagi dengan rata – rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya dibulatkan. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan. 50 Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut: Dimana: POQ = period order quantity S = biaya pemesanan D = rata – rata kebutuhan H = biaya penyimpanan Keunggulan kebijakan POQ dibandingkan kebijakan EOQ adalah dalam mengurangi biaya penyimpanan bahan baku bila kebutuhan tidak seragam, karena dengan POQ, bahan baku yang berlebih dapat dihindari.

3.5.2.2. Analisis Model Persediaan Probabilistik