Model Deterministik Model Pengendalian Persediaan

2.6. Model Pengendalian Persediaan

Model perhitungan pengendalian persediaan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua model yaitu Ristono; 2009: 30: 1. Model deterministik, yakni model yang menganggap semua variabel telah diketahui secara pasti. Model – model yang termasuk ke dalam model deterministik antara lain adalah Economic Order Quantity EOQ, Continuous Review System, dan metode Material Requirement Planning MRP. MRP pun terbagi menjadi beberapa metode, yaitu Lot For Lot LFL, Part Period Balancing PPB, dan Period Order Quantity POQ. 2. Model Probabilistik, yakni model yang menganggap semua variabel mempunyai nilai – nilai yang tidak pasti dan satu atau lebih variabel tersebut merupakan variabel – variabel acak. Model Probabilistik antara lain terdiri dari Single Period Model dan Periodic Review System.

2.6.1. Model Deterministik

1. Economic Order Quantity EOQ EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi didasarkan pada asumsi Render dan Heizer; 2001: 320: 1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan. 2. Lead time diketahui dan bersifat konstan. 3. Persediaan diterima dengan segera, dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu. 4. Tidak mungkin diberikan diskon. 29 5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya penahanan atau penyimpanan persediaan sepanjang waktu. 6. Keadaaan kehabisan kekurangan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan dengan tepat. Jumlah Persediaan unit Q Tingkat Permintaan Q2 Rata – rata Persediaan Waktu Gambar 1. Grafik Persediaan dalam Model EOQ Sumber: Herjanto 2008: 246 Grafik persediaan dalam model ini berbentuk gigi gergaji, sepeti yang terlihat dalam gambar 1. Permintaan dianggap konstan, persediaan berkurang dalam jumlah yang sama dari waktu ke waktu. Pesanan untuk kelompok baru dapat diterima pada saat tingkat persediaan mencapai nol, sehingga tingkat persediaan naik kembali sampai Q Herjanto; 2008: 245. 2. Continuous Review System Continous Review System merupakan sebuah model atau sistem yang dirancang untuk mengetahui persediaan yang tersisa dari setiap produk pada setiap waktu yang dijadwalkan untuk menentukan kapan pemesanan ulang 30 dilakukan Krajewsky, et. al; 2007: 457. Perusahaan harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan stok. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang, dan mungkin dapat ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu pada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang Rangkuti; 2007: 93. Chase, Jacobs, dan Aquilano 2004: 550-558 memaparkan bahwa continuous review system memerlukan pengawasan yang terus – menerus terhadap tingkat persediaan, baik saat terjadinya penambahan maupun pengurangan tingkat persediaan. Continuous review system merupakan bagian atau kelanjutan dari analisis Economic Order Quantity EOQ sehingga memiliki asumsi yang harus dipenuhi seperti halnya yang asumsi yang harus dipenuhi di dalam analisis EOQ. Continuous review system menentukan batas pesanan harus dilakukan R dan besarnya pesanan Q diperoleh dari perhitungan tingkat pemesanan optimal pada analisis EOQ. 3. Lot For Lot LFL Model Lot for Lot LFL dikenal juga sebagai metode persediaan minimal, berdasarkan pada ide menyediakan persediaan sesuai dengan jumlah yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan seminimal mungkin. Model LFL ini menghasilkan tidak adanya persediaan yang disimpan, sehingga biaya yang timbul hanya berupa biaya pemesanan saja. Model ini mengandung resiko, yaitu jika terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang akan mengakibatkan terhentinya proses produksi atau tidak terpenuhinya permintaan pelanggan. Model 31 ini merupakan pilihan yang terbaik bagi perusahaan yang menjual barang yang tidak tahan lama atau perishable products Herjanto; 2008: 289. Model LFL ini memberikan penghematan pada biaya penyimpanan, karena bahan baku yang dipesan sesuai dengan kebutuhan bersih. Penumpukan bahan baku digudang dalam jumlah besar dapat dihindari. Kekurangan dari model ini adalah tidak dapat digunakan apabila bahan baku yang digunakan jumlahnya sedikit di pasaran, sehingga permintaan tepat pada waktunya tidak dapat dilakukan. 4. Part Period Balancing PPB Model Part Period Balancing PPB merupakan salah satu pendekatan dalam menentukan ukuran lot lot size untuk suatu kebutuhan material yang tidak seragam, yang bertujuan memperkecil biaya total persediaan. Model ini berusaha untuk membuat biaya penyimpanan sama dengan biaya pemesanan. Model ini menggunakan jumlah pesanan yang berbeda untuk setiap pemesanan, yang dikarenakan jumlah permintaan setiap periode tidak sama Herjanto; 2008: 290. PPB menggunakan informasi tambahan dengan mengubah lot size agar tercermin kebutuhan lot size berikutnya di masa mendatang Render dan Heizer; 2001: 370. Lot size dicari dengan menggunakan pendekatan sebagian periode ekonomis Economic Part Period, EPP yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan per unit per periode. Kebutuhan diakumulasi periode demi periode sampai mendekati nilai EPP. Akumulasi persediaan yang mendekati nilai EPP merupakan lot size yang dapat memperkecil biaya persediaan. 32 5. Period Order Quantity POQ Period Order Quantity POQ merupakan pengembangan dari EOQ untuk jumlah permintaan yang tidak sama dalam beberapa periode. Rata – rata permintaan digunakan dalam teknik EOQ untuk mendapatkan rata – rata jumlah barang setiap kali pemesanan. Angka yang dihasilkan kemudian dibagi dengan rata – rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya dibulatkan ke dalam angka Integer. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan Herjanto; 2008: 292.

2.6.2. Model Probabilistik