5.2.2.1. Analisis Persediaan Single Period Model
Model persediaan ini lebih mengutamakan untuk menekan biaya kerusakan yang dapat terjadi yaitu dengan mempertimbangkan biaya kehilangan
penjualan Cs dan biaya ekses Ce atau biaya yang timbul karena adanya barang yang tersisa. Biaya kehilangan penjualan Cs diperoleh dari hasil pengurangan
harga jual rata – rata dengan hasil dari penjumlahan antara harga beli rata – rata dengan biaya kemasan jika buah dikemas. Biaya ekses Ce diperoleh dari hasil
pengurangan antara harga beli rata – rata dengan salvage value atau nilai penyelamatan. Besarnya nilai penyelamatan dari setiap jenis buah adalah sebesar
50 dari harga jual rata – rata yang dikurangi biaya kemasan jika buah dikemas.
Nilai penyelamatan ini muncul karena buah yang telah melewati masa simpan optimal atau secara visual telah mengalami penurunan kualitas, akan
dijual dengan potongan harga atau diskon sebesar 50. Penjualan dengan pemberlakuan diskon ini dilakukan oleh Toko Raja Buah Segar untuk
mengurangi tingkat kerugian yang dialami akibat terjadinya kerusakan buah. Hal ini memang sudah umum dilakukan dalam kegiatan penjualan produk – produk
yang mudah rusak dan berumur pakai relatif singkat Rangkuti; 2007: 104. Langkah pertama yang dilakukan di dalam analisis ini adalah menentukan
besarnya service level SL atau tingkat pelayanan berdasarkan biaya kehilangan penjualan Cs dan biaya ekses Ce. Besarnya nilai tingkat pelayanan untuk
setiap sampel buah disajikan pada Tabel 2.
81
Tabel 2. Perhitungan Biaya Kehilangan Penjualan Cs, Biaya Ekses Ce, dan Tingkat Pelayanan SL
Harga Beli
Rata-rata RpKg
Biaya Kemasan
RpKg Harga
Jual Rata-rata
RpKg Salvage
Value Ce
RpKg Cs
RpKg SL
Jenis Produk
1 2 3 4=3x50-2
5=1-4 6=3-1+2
7={66+5}x100
Mangga Gincu Super
24,810 0 35,260 17,630
7,180 10,450 59.27
Mangga Harum
Manis 18,450 0 25,720
12,860 5,590
7,270 56.53 Salak
Pondoh 9,000 300 12,870 6,135 2,865
3,570 55.48 Pisang
Cavendish 8,890 0 12,660
6,330 2,560
3,770 59.56 Semangka
Merah 3,620 300 5,290 2,345 1,275
1,370 51.80 Alpukat
Mentega 14,650 0 20,580
10,290 4,360
5,930 57.63 Durian
Monthong 16,400 300 25,540 12,470 3,930 8,840
69.22 Anggur
Autumn Royal
42,050 300 60,300 29,850 12,200 17,950 59.54
Jeruk Ponkam
7,650 0 11,470 5,735
1,915 3,820 66.61
Kurma Medjol USA
109,500 300 157,060 78,230 31,270 47,260
60.18 Cherry
Merah 157,100 300 217,150
108,275 48,825 59,750
55.03 Lengkeng
Bangkok 14,840 300 21,530 10,465 4,375 6,390
59.36 Apel Fuji
Yoyo Blush 19,100 0 25,870
12,935 6,165
6,770 52.34
Tabel 2. menunjukkan tingkat pelayanan untuk 13 jenis buah segar yang telah terpilih sebagai sampel. Nilai tingkat pelayanan terbesar dimiliki oleh
Durian Monthong yaitu sebesar 69.22, sedangkan nilai yang terkecil dimiliki oleh Semangka Merah yaitu sebesar 51.80. Hal ini berarti bahwa tingkat
persediaan Durian Monthong merupakan tingkat persediaan yang paling tinggi kemampuannya dalam memenuhi permintaan karena tingkat persediaan Durian
Monthong mampu memenuhi 69.22 dari total permintaan. Tingkat persediaan Semangka Merah merupakan tingkat persediaan yang paling rendah
82
kemampuannya dalam memenuhi permintaan karena tingkat persediaan Semangka Merah hanya mampu memenuhi 51.80 dari total permintaan.
Perhitungan nilai tingkat pelayanan yang terdapat pada Tabel 2. menunjukkan tingkat pelayanan yang masih berada dibawah nilai yang
diharapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 90 untuk setiap jenis buah. Hal ini berarti bahwa tingkat persediaan memang masih berada di bawah tingkat
permintaan harian, namun telah berhasil memenuhi sebagian besar tingkat permintaan yang ada. Penjualan dengan pemberian diskon turut meningkatkan
nilai tingkat pelayanan yang dicapai. Kurangnya tingkat persediaan yang terjadi dilakukan untuk mengurangi resiko biaya akibat buah yang rusak dan tidak dapat
dijual. Tingkat pelayanan ini sesungguhnya masih dapat ditingkatkan oleh Toko
Raja Buah Segar, namun besarnya tingkat pelayanan yang ingin dicapai harus mempertimbangkan beberapa faktor penting. Faktor – faktor yang dimaksud
diantaranya seperti besarnya nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengadaan persedian, kelengkapan ragam jenis buah yang ingin ditawarkan kepada
konsumen, dan keterbatasan ruang simpan dan area penjualan. Nilai investasi untuk pengadaan persediaan memiliki hubungan yang
berbanding lurus dengan tingkat pelayanan yang ingin dicapai. Semakin besar nilai tingkat pelayanan yang ingin dicapai, akan semakin besar pula nilai investasi
yang dibutuhkan. Jenis buah yang sangat beragam yang ingin ditawarkan oleh Toko Raja Buah Segar juga menuntut nilai investasi yang tidak kecil. Modal yang
dimiliki harus digunakan dengan cermat untuk investasi pengadaan persediaan
83
buah yang beragam jenisnya dengan jumlah yang tepat untuk setiap jenis buah tersebut.
Keterbatasan ruang simpan dan area penjualan yang dimiliki oleh Toko Raja Buah Segar dapat menjadi suatu kendala jika Toko Raja Buah Segar ingin
meningkatkan nilai tingkat pelayanan secara signifikan untuk setiap jenis buah. Interaksi antar jenis persediaan buah menjadi hal utama yang dipertimbangkan.
Semakin besar tingkat persediaan suatu atau beberapa jenis buah, maka akan semakin kecil tingkat persediaan jenis buah lainnya, atau bahkan dapat
mengakibatkan tidak adanya persediaan untuk jenis buah tertentu. Hal ini tentunya bertentangan dengan layanan kelengkapan dan ketersediaan barang yang
menjadi keutamaan dari Toko Raja Buah Segar. Tabel 3. merupakan hasil perhitungan tingkat persediaan optimal untuk
Single Period Model. Tingkat persediaan optimal untuk single period model ditentukan oleh besarnya nilai Z dari tingkat pelayanan SL, simpangan baku
permintaan, dan rata – rata permintaan aktual per hari. Nilai Z dari tingkat pelayanan SL untuk setiap jenis buah didapatkan dari tabel kurva normal. Nilai
dari simpangan baku permintaan dan rata – rata permintaan aktual per hari dihitung berdasarkan sebaran data penjualan permintaan harian masing –
masing jenis buah sepanjang tahun 2009.
84
Tabel 3. Perhitungan Tingkat Persediaan Optimal SO
ZSL Simpangan
Baku Permintaan
Kg Rata-rata
Permintaan Aktual per
Hari Kg SO
per Hari Kg
Selisih Persediaan
Jenis Produk 1 2 3
{4=1x2+3} 5=4-3 Mangga Gincu Super
0.234 8.03
11.94 15.53
3.59 Mangga Harum Manis
0.164 20.52
25.57 28.93
3.36 Salak Pondoh
0.138 15.36
24.75 26.87
2.12 Pisang Cavendish
0.177 9.27
16.45 18.09
1.64 Semangka Merah
0.045 17.45
27.02 27.81
0.79 Alpukat Mentega
0.192 6.98
9.5 10.84
1.34 Durian Monthong
0.502 35.18
44.96 62.62
17.66 Anggur Autumn Royal
0.242 8.96
11.71 13.88
2.17 Jeruk Ponkam
0.429 73.69
92.11 123.72
31.61 Kurma Medjol USA
0.258 15.50
10.49 14.49
4.00 Cherry Merah
0.126 11.57
1.08 2.54
1.46 Lengkeng Bangkok
0.237 20.48
26.08 30.93
4.85 Apel Fuji Yoyo Blush 0.059 257.21
46.7 61.88
15.18
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3. dapat dilihat bahwa tingkat persediaan optimal dari setiap jenis buah dapat memenuhi rata – rata permintaan
aktual per hari. Seluruh jenis buah tersebut memiliki tingkat persediaan yang melebihi tingkat rata – rata permintaan aktual per hari. Hal ini disebabkan oleh
turut diperhitungkannya persediaan pengaman dalam menentukan tingkat persediaan optimal. Besarnya persediaan pengaman ditentukan oleh besarnya
nilai Z dari tingkat pelayanan dan nilai simpangan baku permintaan, selain itu persediaan pengaman juga dapat dilihat sebagai selisih antara tingkat persediaan
optimal dengan rata – rata permintaan aktual harian. Tabel 3 menunjukkan tingkat persediaan yang paling mendekati nilai
permintaan aktual adalah pada persediaan semangka merah yaitu hanya terdapat
85
kelebihan persediaan sebesar 0.79 Kg. Hal ini disebabkan Semangka Merah memiliki tingkat pelayanan yang paling rendah dibanding jenis buah lainnya
Tabel 2, dan nilai simpangan baku yang tidak terlalu besar namun juga tidak kecil, sehingga persediaan pengaman yang dibutuhkan yang termasuk ke dalam
perhitungan tingkat persediaan optimal harian tidak besar. Tingkat persediaan yang paling besar selisih atau kelebihannya adalah
pada persediaan jeruk ponkam yaitu terdapat selisih sebesar 31.61 Kg. Hal ini disebabkan nilai Z dari tingkat pelayanan SL dan nilai simpangan baku
permintaan membuat persediaan pengaman yang dibutuhkan oleh Jeruk Ponkam menjadi relatif besar.
5.2.2.2. Analisis Persediaan Periodic Review System