Definisi Wakaf Definisi dan Dasar Hukum Wakaf

12 kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan si wakif menjadikan manfaat hartanya untuk digunakan oleh mustahiq penerima wakaf, walaupun yang dimilikinya itu berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya untuk dapat digunakan seperti mewakafkan uang. Wakaf dilakukan dengan mengucapkan lafadz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu dari penggunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara wajar sedang benda itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan itu berlaku untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagaiwakaf kekal selamanya. 5 3 Mazhab Syafi‟I dan Ahmad bin Hambal Syafi‟I dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti: perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran atau tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh ahli warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang 5 Ibid., h.2. 13 diwakafkannya kepada mauquf „alaih yang diberi wakaf sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangannya tersebut. Apabila wakif melaranggnya, maka Qadli berhak memaksanya agar memberikannya kepada mauquf „alaih. Karena itu mazhab Syafi‟i mendefinisikan wakaf adalah: “tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan sosial. 6 4 Mazhab Lain Mazhab lain sama dengan mazhab ketiga, namun berbeda dari segi kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu menjadi milik mauquf „alaih yang diberi wakaf, meskipun mauquf „alaih tidak berhak melakukan suatu tindakan atas benda wakaf tersebut, baik menjual atau menghibahkannya. 7 Menurut kamus bahasa Indonesia, wakaf ialah memperuntukkan sesuatu bagi kepentingan umum, sebagai derma atau kepentingan yang berhubungan dengan agama. 8 Dan menurut Kompilasi Hukum Islam KHI wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan 6 Ibid., h.3. 7 Ibid., h.3-4. 8 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 1008. 14 sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama- lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam. 9 Namun pengertian wakaf menurut apa yang dirumuskan dalam pasal 1 ayat 1 PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik : Perbuatan hukum seseorang atau Badan Hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam. Sedangkan menurut UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan danatau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah danatau kesejahteraan umum menurut syariah. 10 Jadi wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk menyerahkan harta yang dimilikinya guna untuk menahan benda harta tersebut agar 9 Mardani, FIQH Ekonomi Syariah Jakarta: Kencana, 2012, h. 357. 10 Republik Indonesia, “Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf”, Bab 1, Pasal 1. 15 diambil manfaatnya bagi kepentingan umum guna sesuai tuntunan syariah.

b. Dasar Hukum Wakaf

Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari: 1 Ayat Al-quran antara lain: a QS. Al-Hajj: 77              “Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. 11 b QS.Ali-Imran: 92                  “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. 12 11 Al- Qur‟an, Surat Al-Hajj: 77. 12 Al- Qur‟an, Surat Ali-Imran: 92. 16 2 Sunnah Rasulullah SAW Dari Abu Hurairah ra; sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak adam manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tua” HR. Muslim. 13 Adapun penafsiran shodaqoh jariyah dalam hadits tersebut adalah: Hadits tersebut dikemukakan didalam bab wakaf, karena para ulama menafsirkan shodaqah jariyah dengan wakaf “ Imam Muhammad Ismail al Kahlani, tt., 87 .” Ada hadits Nabi yang telah tegas menggambarkan dianjurkannya ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya yang ada di khaibar: “Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar ra memperoleh sebidang tanah di khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk memohon 13 Ibn Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Penerjemah: Irfan Maulana Hakim, Jakarta: PT. Mizan Pustaka, 1998, h. 378. 17 petunjuk. Umar berkata: Ya Rasulullah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah menjawab: Bila kamu suka, kamu tahan pokoknya tanah itu, dan kamu sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkannya kepada orang- orang fakir, kaum kerabat, budak belian sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu mengurusnya makan dari hasilnya dengan cara baik sepantasnya atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta” HR. Muslim. 14

c. Unsur dan Persyaratan Wakaf

Unsur-unsur rukun yang harus terpenuhi dalam wakaf yaitu: 1 Wakif orang yang berwakaf 15 Orang yang berwakaf disyaratkan harus seorang yang dipandang cakap untuk melakukan amal kebajikan ahl li al- tabarru‟ dengan indikator sebagai berikut: a Orang yang berwakaf adalah orang ewasa atau baligh b Orang yang berwakaf berakal sehat, bukan orang gila atau orang bodoh c Orang yang berwakaf, pada saat mewakafkan hartanya dalam keadaan sehat, bukan orang yang sedang sakit keras. d Orang yang berwakaf adalah pemilik penuh harta yang akan diwakafkannya. Seseorang yang diserahi tugas untuk mengurus harta, atau hanya sebagai pengguna, seperti pengelola, penggarap, penyewa, 14 Ibn Hajar Al-Asqalani, Jakarta: PT. Mizan Pustaka, 1998, h. 378-379. 15 Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat, cet.I, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2010, h.109-118.