Strengts Kekuatan Weaknesses Kelemahan

masyarakat yang belum mengetahuinya. Publikasi baru dilakukan kepada para nadzir, itupun pada saat pihak Direktorat Wakaf melakukan pembinaan. b. Tidak ada sanksi untuk nadzir yang tidak mencapai BEP Pihak Direktorat Wakaf belum memberikan sanksi apapun kepada para nadzir yang tidak mencapai break even point BEP. Pencapaian BEP masih bersifat anjuran. Padahal dengan tidak diberikannya sanksi kepada para nadzir yang tidak mencapai BEP, itu dapat menjadi pemicu nadzir lain melakukan hal yang sama. c. Peraturan yang belum sempurna Belum sempurnanya peraturan yang ada membuat Direktorat Wakaf tidak optimal dalam menjalankan program bantuan ini. Dapat dilihat dari tidak adanya sanksi bagi nadzir yang tidak mencapai BEP. Hal ini dikarenakan belum adanya payung hukum tentang itu. Pencapaian BEP masih bersifat anjuran saja. Tabel 4.2 Matriks IFAS Dana Bantuan Pengembangan Wakaf Kekuatan S Kelemahan W Dana APBN Kurangnya sosialisasi ke masyarakat Pemanfaatan Hasil Bantuan Tidak adanya sanksi bagi yang tidak mencapai BEP Dukungan dari pemerintah Peraturan yang belum sempurna Laporan rutin dana bantuan Sanksi atas penyalahgunaan dana

3. Opportunity Peluang

a. Banyak tanah wakaf yang belum dikelola secara optimal Menurut data Kementerian Agama kekayaan tanah wakaf di Indonesia sebanyak 403.845 lokasi dengan luas 1.566.672.406 m². 9 Dari total tersebut 75 diantaranya sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10 memiliki potensi ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi yang belum terdata. b. Banyak nadzir yang mengajukan dana bantuan ke kemenag Banyak nadzir yang mengajukan permohonan dana bantuan ini. Setiap tahunnya jumlah pemohon semakin meningkat. Dari tahun 9 Kementerian Agama RI, Pedoman Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia, h.37. 2005-2013 ada sekitar 600 jumlah nadzir yang tidak lolos seleksi dalam pengajuan dana bantuan pengembangan wakaf ini. c. Kerjasama dengan instansi lain Dengan menggandeng pihak ketiga dalam program dana bantuan ini, hal tersebut akan menjadikan program ini lebih optimal. Kerjasama ini bertujuan agar ada transfer knowledge dari pihak ketiga ke para nadzir. Karena masih terdapat banyak nadzir yang belum professional dalam mengelola dana bantuan ini.

4. Threaths Ancaman

a. Tidak tercapainya BEP Dikarenakan belum sempurnanya peraturan yang ada tentang dana pengembangan wakaf, maka kemenag juga belum dapat memberikan sanksi kepada para nadzir yang tidak mencapai BEP. b. Pengelolaan wakaf masih konsumtif Di Indonesia sangat kaya akan harta tanah wakaf. Namun masih banyak juga yang hanya dikelola secara konsumtif dan tradisional oleh para nadzir. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan manajemen bisnis para nadzir. c. Kegagalan pelaksanaan wakaf produktif oleh nadzir Dalam mengelola dana bantuan pengembangan wakaf, masih banyak diantara nadzir yang gagal menggunakan dan memanfaatkan dana bantuan tersebut untuk mengembangkan wakaf produktif mereka. Tabel 4.3 Matrik EFAS Dana Bantuan Pengembangan Wakaf Peluang O Ancaman T Banyak tanah wakaf yang belum dikelola secara optimal Tidak tercapainya BEP Banyak nadzir yang mengajukan dana bantuan ke kemenag Pengelolaan wakaf masih konsumtif Kerjasama dengan instansi lain Kegagalan pelaksanaan wakaf oleh nadzir

5. Strategi SO Kekuatan dan peluang

Strategi ini merupakan situasi yang paling menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang sebanyak-banyaknya. a. Melakukan sosialisasi lebih gencar Pihak Kemenag belum begitu gencar dalam mempublikasikan adanya dana bantuan pengembangan wakaf. Sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya. Publikasi baru dilakukan kepada para nadzir, itupun pada saat pihak Direktorat Wakaf melakukan pembinaan. b. Mengoptimalisasikan program dana bantuan pengembangan wakaf Pihak Direktorat Wakaf harus benar-benar focus pada program bantuan ini. Harus selalu mengevaluasi setiap masalah yang ada dan