62
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pada laporan keterangan pihak Direktorat Pemberdayaan Wakaf terkait
masalah penelitian.
E. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif, dimana penulis akan mengedit data kemudian mengkategorisasikan atau mengklarifikasikan data sesuai dengan
masalah atau tema yang sedang dibahas, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring,
pembobotan dan rating masing-masing faktor. 2.
Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya.
3. Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing pendekatan
dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua pendekatan tersebut.
F. Teknik Analisis Data
Data atau informasi yang diperoleh penulis dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Pendekatan
deskriptif yaitu metode untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data, mengklarifikasi, menganalisis dan menginterpretasikannya.
63
Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan dari
penelitian ini akan menjawab pertanyaan sebelumnya dikemukakan oleh rumusan masalah.
6
Hal ini dilakukan karena bermaksud untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, tantangan, dan ancaman dari dana bantuan pengembangan wakaf,
mekanisme dan efektivitas pengawasan penyaluran dana pemberdayaan wakaf yang diperoleh dari hasil wawancara.
Analisis disajikan dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1.
Mekanisme dan pengawasan penyaluran dana bantuan pengembangan wakaf. 2.
Analisis terhadap point-point kelebihan dan kekurangan dari dana bantuan pengembangan wakaf. Hasilnya disajikan dalam bentuk table matrik IFAS
International Strategic Factor Analysis Summary. 3.
Analisis terhadap point-point peluang dan tantangan dari dana bantuan pengembangan wakaf. Hasilnya disajikan dalam bentuk table matrik EFAS
External Strategic Factor Analysis Summary. 4.
Analisis efektivitas pengawasan penyaluran dana bantuan pengembangan wakaf.
6
Artikel, Deskriptif
Kualitatif, diakses
pada 10
Juli 2014
dari http:aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id20120229deskriptif-kualitatif
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Di Indonesia, kegiatan wakaf dikenal seiring dengan perkembangan dakwah Islam di Nusantara. Di samping melakukan dakwah Islam, para ulama
juga sekaligus memperkenalkan ajaran wakaf. Hal ini terbukti dari banyaknya masjid-masjid yang bersejarah dibangun di atas tanah wakaf. Ajaran wakaf ini
terus berkembang di bumi Nusantara, baik pada masa dakwah pra kolonial, masa kolonial, maupun pasca kolonial Indonesia merdeka. Pada masa pemerintahan
kolonial merupakan momentum kegiatan wakaf. Karena pada masa itu, perkembangan organisasi keagamaan, sekolah, madrasah, pondok pesantren,
masjid, semuanya merupakan swadaya dan berdiri di atas tanah wakaf. Namun, perkembangan wakaf dikemudian hari tak mengalami perubahan
yang berarti. Kegiatan wakaf dilakukan terbatas pada kegiatan keagamaan, seperti pembangunan masjid, mushalla, madrasah, kuburan, sehingga kegiatan wakaf di
Indonesia kurang bermanfaat secara ekonomi bagi rakyat banyak. Walaupun beberapa aturan telah dibuat oleh pemerintah terkait dengan
makanisme wakaf, seperti PP Nomor 28 Tahun 1977 tetang perwakafan tanah milik, akan tetapi PP ini hanya mengatur wakaf pertanahan saja. Ini berarti tak
jauh berbeda dengan model wakaf pada periode awal, identik dengan wakaf