Gambaran Umum METODE PENELITIAN

diatur pula kebijakan perwakafan di Indonesia, mulai dari pembentukan nazhir sampai dengan pengelolaan harta wakaf. Untuk dapat menjalankan fungsinya, Undang-Undang ini masih memerlukan perangkat lain yaitu Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama tentang Wakaf Uang PMA wakaf uang yang akan menjadi petunjuk pelaksanaan dalam implementasinya, serta adanya Badan Wakaf Indonesia BWI yang akan berfungsi sebagai sentral nazhir wakaf. Dan setelah melalui proses panjang, pada penghujung tahun 2006 terbitlah PP No. 422006 tentang Pelaksanaan UU Wakaf. 1 Sebelum mengeluarkan Peraturan Pemerintah, pada tahun 2005 Kementerian Agama meluncurkan program dana bantuan pengembangan wakaf melalui APBN. Hal ini dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi ekonomi wakaf, yang mana di Indonesia banyak tanah wakaf yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Dana bantuan pengembangan wakaf ini adalah bantuan sosial dalam bentuk uang dari pemerintah kepada para nadzir yang digunakan untuk mengelola dan memberdayakan tanah wakaf secara produktif dan hasilnya digunakan untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. 2 Dari tahun 2005-2013 Kementerian Agama sudah menyalurkan dana APBN sebesar 51,400,000,000 kepada 68 nadzir dari 25 provinsi yang tersebar di 1 Tholhah Hasan, “Perkembangan Kebijakan Wakaf di Indonesia”, artikel diakses pada 9 September 2014 dari http:mataram.antaranews.comprint2346perkembangan-kebijakan-wakaf-di- indonesia. 2 Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif Tahun 2013. Indonesia. Dana bantuan yang diberikan oleh Kemenag digunakan untuk usaha produktif oleh para nadzir. Dan hasilnya mereka salurkan untuk pemberdayaan masyarakat sekitar. Berikut Tabel penyaluran dana bantuan pengembangan wakaf dari tahun 2005-2013: Tabel 4.1 DANA BANTUAN WAKAF PRODUKTIF BERDASARKAN LOKASI DARI TAHUN 2005-2013 NO Tahun Jumlah Lokasi Wakaf Produktif Jumlah Dana Bantuan 1 2005 5 4.400.000.000 2 2006 13 20.000.000.000 3 2007 4 5.500.000.000 4 2008 - - 5 2009 6 3.000.000.000 6 2010 4 2.000.000.000 7 2011 10 5.000.000.000 8 2012 9 3.500.000.000 9 2013 17 8.000.000.000 68 51.400.000.000 Sumber : Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah dana bantuan yang diberikan oleh kemenag kepada para nadzir dalam setiap tahunnya bervariatif. Selain dari kebijakan langsung dari pemerintah, salah satu alasannya adalah terkait dengan jumlah lokasi wakaf produktif atau pengajuan yang disetujui setiap tahunnya pun berbeda. Dalam setahun jumlah lokasi yang diberikan dana bantuan mulai dari 4 sampai dengan 17 lokasi. Hal tersebut berdasarkan tahap penyeleksian yang ketat. Selama 8 delapan tahun ini yaitu mulai dari tahun 2005-2013, pihak Kemenag telah mengeluarkan dana bantuan sebesar Rp.51.400.000.000,- lima puluh satu milyar empat ratus juta rupiah dengan 68 lokasi diseluruh Indonesia. Tahun 2006 adalah tahun dimana pihak Kemenag mengeluarkan dana bantuan paling besar, yaitu sebesar Rp. 20.000.000.000,- dua puluh milyar dengan 13 jumlah lokasi. Hal ini terjadi karena sebagian besar dana bantuan tersebut dialokasikan untuk pembangunan dan usaha yang besar, seperti Bisnis Center Muslimin Kota Pekalongan Jawa Tengah, Gedung Perkuliahan Universitas Islam Makassar Sulsel, Gedung Serbaguna dan Pertokoan Yapertinus Surakarta Jawa Tengah, Gedung Ruang Rawat Inap VIP RSI UNISMA Malang Jawa Timur, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU Tangerang Banten dan sebagainya. 3 Sedangkan pada tahun 2008 program dana bantuan ini sempat terhenti dikarenakan payung hukum yang belum sempurna. 4 Akhirnya pada tahun 2008 dana bantuan untuk pengembangan wakaf ini dikembalikan lagi kepada Pemerintah. 3 Data Nadzir Penerima Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dari Tahun 2005-2013. 4 Wawancara dengan H. Abdul Fattah Fungsional Umum pada Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Jakarta, 16 September 2014.

B. Mekanisme dan Pengawasan Penyaluran Dana Bantuan Pengembangan

Wakaf 1. Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Pengembangan Wakaf Dana bantuan pengembangan wakaf adalah dana bantuan sosial yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Agama RI kepada nadzhir dalam bentuk sejumlah uang dari dana APBN. Dana tersebut digunakan untuk mengelola dan memberdayakan tanah wakaf secara produktif agar hasilnya digunakan sebagai pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Adapun mekanisme penyaluran dana bantuan pengembangan wakaf adalah sebagai berikut: a. Nadzir mengajukan surat perrmohonan beserta proposal yang ditujukan kepada Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI Jakarta. b. Proposal berisi tentang dasar pemikiran, rencana usaha pemberdayaan wakaf yang akan dilaksanakan, daya dukung potensi ekonomi di sekitar lokasi dan kondisi sosial masyarakat, peluang pasar, perkembangan dan penetapan pangsa pasar, perkiraan biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, dampak dari usaha terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan, gambar teknisdesain, rencana anggaran biaya RAB, perhitungan cash flow, break even point BEP dan penerima mafaat hasil pengelolaan wakaf produktif. Proposal dilengkapi dengan dokumen, sebagai berikut: 1 Foto copy surat pengesahan nadzir Formulir W5 untuk nadzir badan hukumorganisasi. Untuk nadzir badan hukumorganisasi juga menyertakan foto copy akta pendirian dari instansi yang berwenang. 2 Susunan panitia pelaksana bantuan yang ditetapkan oleh nadzir. 3 Surat pernyataan kepengurusan nadzir tidak dalam sengketa yang diketahui oleh Kepala KUA. 4 Foto copy sertifikat wakaf atau Akta Ikrar Wakaf AIW. 5 Memiliki Nomor Pokok Waijb Pajak NPWP atas nama perseorangan, lembaga atau organisasi. 6 Surat rekomendasi dari Kepala KUA, Kepala kantor Kementerian Agama KabupatenKota dan Kepala Kantor Wilayah Kemeneterian Agama Provinsi setempat. 7 Foto copy nomor rekening Bank atas nama Lembaga kenadziran pemohon yang masih berlaku. 8 Surat keterangan sesuai Rencana Umum Tata Ruang RUTR dari Pemda setempat. 9 Surat Izin Mendirikan Bangunan IMB untuk wakaf produktif berupa gedung. 10 Surat pernyataan kebenaran dokumen, bermaterai Rp. 6.000,- c. Proposal surat permohonan merupakan dokumen asli yang ditandatangani olek Ketua dan Sekretaris Organisasi Lembaga kenadziran pemohon bantuan dan dibubuhi stempel organisasi lembaga. d. Surat permohonan dikirim ke Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Gedung Kementerian Agama RI, Jl. M. H. Thamrin No. 6 Jakarta 10340. e. Pejabat Pembuat Komitmen membentuk tim untuk melakukan penyeleksian terhadap proposal yang masuk ke Kemenag. Penilaiannya meliputi: 1 Aspek umum: status tanah, kesesuaian peruntukan, pengesahan nadzir, dan pengesahan rekomendasi. 2 Aspek khusus: rencana anggaran belanja, rencana pembangunan termasuk gambar bangunan, cash flow dan perhitungan break even point. f. Tim seleksi melakukan verifikasi dan survey ke lokasi tanah wakaf yang diajukan oleh para nadzir. g. Nadzir yang lolos pada tahap administrasi dan verifikasi akan dipanggil ke Jakarta untuk mempresentasikan proposal yang mereka buat. h. Tim melaporkan hasil penilaian kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Kemudian mereka melakukan penelitian dan pengkajian hasil penilaian Tim, selanjutnya menetapkan Surat Keputusan penerima bantuan.