Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

commit to user 34 operasi abstrak ke operasi konkret, dan siswa masih belum berpengalaman belajar dengan metode inkuiri serta karena siswa masih dalam taraf belajar proses ilmiah dan proses pembelajaran IPA topik yang diajarkan sudah ditetapkan dalam silabus kurikulum IPA, sehingga siswa tidak perlu mencari atau menetapkan sendiri permasalahan yang akan dipelajari. Peneliti beranggapan metode inkuiri terbimbing lebih cocok untuk diterapkan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yaitu: 1. Laporan penelitian Sutirah 2009 Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan penguasaan konsep energi gerak pada mata pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri Pakisaji 02 Kademangan Blitar Tahun Pelajaran 20082009, menyatakan bahwa penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA dengan materi konsep energi gerak menghasilkan: meningkatnya keaktifan dalam pembelajaran dan penguasaan konsep gaya magnet siswa. 2. Laporan penelitian dari Joko Sutrisno 2009. Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kebonsari Temanggung Tahun Pelajaran 20072008, menyatakan bahwa metode inquiry memberikan kesempatan meningkatnya motivasi belajar siswa. Memberikan kesempatan dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian, masih terdapat batasan-batasan. Misalnya, jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa terlalu sulit jarak psikologisnya jauh, tidak memberikan rangsangan dan curiosity yang tinggi, maka peningkatan motivasi belajar juga sulit diharapkan. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dari metode inquiry terhadap motivasi belajar siswa. commit to user 35

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi awal siswa kelas V SD Negeri 2 Ampel yang terjadi pada saat proses pembelajaran yaitu siswa terlihat pasif dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan materi gaya magnet. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Pembelajaran lebih banyak ceramah, menghafal tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih berfikir memecahkan masalah dengan mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka sehingga pembelajaran kurang bermakna yang mengakibatkan penguasaan konsep gaya magnet siswa rendah variabel Y. Salah satu upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep gaya magnet siswa di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran lebih diminati siswa dengan penuh semangat dan siswa lebih termotivasi untuk giat belajar. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran guided inquiry method variabel X dalam proses pembelajaran IPA. Pembelajaran dengan guided inquiry method menekankan pada penguasaan konsep, keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan-keterampilan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka, sehingga apa yang mereka pelajari lebih bermakna untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA. Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi akhir, yaitu penguasaan konsep IPA dengan materi gaya magnet siswa kelas V SD Negeri 2 Ampel dapat meningkat, dan siswa lebih termotivasi dan tertarik untuk belajar IPA. commit to user 36 Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran gambar 4 sebagai berikut:

D. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP KREATIVITAS PENERAPAN KONSEP GAYA MAGNET SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR KECAMATAN NGUTER SUKOHARJO TAHUN 2010

1 7 179

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KONSEP IPA GAYA MAGNET MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS V SD SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 25 46

Peningkatan pemahaman konsep bentuk energi Melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas iv Sd negeri 2 sumber simo boyolali Tahun pelajaran 2009 2010

10 42 95

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG LAPISAN BUMI MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 109

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA GESEK MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KORIPAN MATESIH KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 72

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA SISWA KELAS V SDN GUCI 02 KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009 2010)

0 3 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 65

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 NADI BULUKERTO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 6 93

PENINGKATAN PENGUASAAN BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGRECO 05 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011

0 2 205

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PJBL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WATES NGANJUK TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 17