Tiga Tahapan Penguasaan Konsep Macam-macam Konsep

commit to user 20 perbedaan fundamental antara hafalan dan konseptualisasi. Proses hafalan bisa mencakup pengenalan obyek khusus, atau asosiasi label kata khusus dengan label satu obyek, sedangkan konsep pembentukan melibatkan label umum untuk berbagai kelompok obyek. 2 Stimulus Stimulus tampak pada kemampuan membedakan contoh dan non contoh. Misalnya, ”persegi” bisa didefinisikan sebagai ”gambar geometri tertutup yang memiliki empat sisi yang sama dan empat sudut yang sama .” Konsep harus dioperasionalkan sebagai kemampuan menyatakan definisi atau mengenal dan mengidentifikasi secara benar gambar geometri yang menunjukkan atribut stimulus di atas. Definisi konsep ini adalah fungsional bagi desainer karena menunjukkan apa yang harus dihadirkan pebelajar, yakni, kriteria atribut yang membedakan contoh-contoh dari non contoh konsep gambar, tertutup, empat sisi yang sama, sudut yang sama.

i. Tiga Tahapan Penguasaan Konsep

Proses analisis konsep bisa mulai dengan formal atau definisi kamus tetapi harus melangsungkan paling tidak tiga langkah berikut ini: 1 Mengekstrak kriteria atribut dari definisi tersebut, yakni gambar tertutup, empat sisi yang sama, empat sudut yang sama. 2 Memeriksa lebih disukai dengan pebelajar yang tak dibuat-buat apakah atribut itu adalah perlu dan cukup untuk membedakan secara reliable contoh-contoh dari non-contoh. 3 Mempertimbangkan apakah atribut lain atau sekelompok lebih kecil atribut di atas akan cukup. commit to user 21 Langkah-langkah di atas mencerminkan skeptisme yang memadai mengenai sebagian desainer instruksional relatif pada definisi tradisional yang diberikan dalam teks dan kamus, baik dengan referensi kepada apakah mereka berfungsi memberi dasar yang reliable untuk mengidentifikasi contoh-contoh dan dengan referensi apakah mereka adalah ekonomis memberi dasar paling sederhana atau paling mahalefektif untuk mengidentifikasi contoh. Menurut Markle dan Tiemann 1974: 34 melakukan analisis konsep ”morfem” yang menghasilkan delapan atribut langkah satu di atas. Analisis dan pengujian selanjutnya langkah dua menunjukkan bahwa enam atribut adalah tidak relevan dan hanya dua yang kriterial. Analisis selanjutnya langkah tiga menunjukkan bahwa penambahan satu kriteria atribut secara signifikan meningkatkan akurasi konsep pebelajar, yakni, keterampilannya dalam membedakan contoh morfem dari non-contoh. Konsep harus dibangun secara khusus sepanjang kurikulum, misalnya perbaikan berkali-kali kapasitas belajar dan perlunya pengembangan. Konsep awal bisa diajarkan relatif pada konteks lokal yang mana akan dilakukan pembelajar. Misalnya, beberapa atribut formal konsep “serangga” exo-skeleton, tiga bagian utama tubuh, enam kaki, dan lain-lain.

j. Macam-macam Konsep

Beberapa konsep adalah sebagai berikut: 1 Conjuntive concepts Didefinisikan dengan ”dan,” dengan atribut dan ini bahwa satu dan serta dan yang lain, misalnya atribut contoh yang umum. Misalnya, ”apel” bisa didefinisikan dengan atribut-atribut misalnya : buah yang enak dimakan dan dari pohon sumber dan kebulat-bulatan dan biasanya kemerah-merahan. commit to user 22 2 Disjunctive concepts Definisikan dengan ”atau”, yakni., misalnya memiliki baik satu atribut atau sekelompok maupun atribut lain atau sekelompok. Misalnya, ”menendang” dalam olah raga baseball bisa didefinisikan sebagai : ayunan adonan atau panggilan wasit atau pukulan berulang- ulang di luar garis dasar. 3 Relational concepts definisikan dengan hubungan antara atribut-atriut daripada dengan kehadirannya atau ketiadaannya . Misalnya, ”gunung” bisa didefinsikan sebagai ketinggian permukaan bumi yang lebih besar dibanding bukit dan lebih tidak seragam dibanding dataran tinggi.

k. Prinsip Belajar Konsep

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP KREATIVITAS PENERAPAN KONSEP GAYA MAGNET SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR KECAMATAN NGUTER SUKOHARJO TAHUN 2010

1 7 179

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KONSEP IPA GAYA MAGNET MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS V SD SUNGGINGAN 2 KECAMATAN MIRI PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 25 46

Peningkatan pemahaman konsep bentuk energi Melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas iv Sd negeri 2 sumber simo boyolali Tahun pelajaran 2009 2010

10 42 95

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TENTANG LAPISAN BUMI MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 109

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA GESEK MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KORIPAN MATESIH KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 72

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PADA SISWA KELAS V SDN GUCI 02 KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009 2010)

0 3 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR IPA TENTANG GAYA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 65

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET PADA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 NADI BULUKERTO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 6 93

PENINGKATAN PENGUASAAN BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGRECO 05 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011

0 2 205

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PJBL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WATES NGANJUK TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 17