Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pulau Jawa merupakan salah satu daerah yang dianggap memiliki tanah yang subur, hal ini membuat pulau Jawa dikenal dengan kesuburan tanahnya yang digunakan sebagai lahan pertanian masyarakat Jawa. Keberadaan masyarakat Jawa sendiri tidak lepas dari kehidupan sosial dan budaya yang mereka lakukan. Kehidupan budaya masyarakat Jawa dipengaruhi oleh kehidupan sebelumnya atau sebuah warisan kebudayaan untuk tetap dipertahankan hal ini disebut sebagai tradisi. Menurut Sunjata 2013: 73 tradisi atau upacara adat Jawa merupakan salah satu hasil budaya Jawa yang sampai saat ini masih dipertahankan keberadaannya, karena upacara adat merupakan kegiatan pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan dilestarikannya suatu tradisi, maka generasi penerus bisa mengetahui warisan budaya luhur. Tradisi atau upacara adat Jawa yang masih dilakukan hingga saat ini salah satunya adalah Ruwatan. Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa digunakan sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya Herawati, 2010: 3. Dalam konteks ini ruwatan merupakan salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta sakit, kesialan, pengaruh jahat yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat Jawa yang belum memahami tradisi ruwatan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan anak usia 9-10 tahun di Godang, Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah pedesaan dan di SDN Caturtunggal 1 Sleman perkotaan, Yogyakarta, peneliti mendapatkan informasi bahwa mereka tidak memahami tradisi ruwatan dan baru mendengarnya saat peneliti melakukan wawancara. Hal ini dirasa sangat memprihatinkan karena sebagai penerus bangsa dengan usia yang masih muda ini mereka tidak mengetahui tradisi yang mereka miliki, padahal jika dilihat dengan seksama tradisi ruwatan memiliki nilai-nilai karakter yang positif yang diggunakan untuk membentuk karakter pada anak. Nilai-nilai karakter tersebut diantaranya kebersamaan, gotong royong, berdoa kepada Tuhan, saling membantu, menghormati orangtua meminta doa restu, mengajak untuk bersih dan sehat fisik maupun rohani. Nilai-nilai dalam tradisi ruwatan tersebut jika disoroti ternyata memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter kebangsaan. Pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna pembangun karakter pribadi atau kelompok yang khas –baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 28. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tradisi ruwatan jika dikaitkan dengan pendidikan karakter kebangsaan diantaranya adalah 1 olah hati yang meliputi bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak yang akan diruwat bersujud dihadapan kedua orang tuanya untuk meminta doa restu dan ki dalang membacakan doa untuk meminta pada Tuhan agar acara yang akan diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar, 2 olah pikir meliputi rasa ingin tahu dan berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak bertanya tentang arti dari tradisi ruwatan, 3 olah raga kinestetika meliputi bersih dan sehat hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak telah selesai diruwat anak tersebut sudah terbebas dari marabahaya, celaka, gangguan jahat dan akan merasa bersih dan sehat kambali, 4 olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat ditunjukkan ketika melakukan kegiatan- kegiatan dalam pelaksanaan tradisi ruwatan, masyarakat secara bersama-sama bergotongroyong untuk membantu mempersiapkan pelaksanaan tradisi ruwatan. Pada tanggal 27 November 2015 peneliti melakukan pembagian kuesioner kepada 29 anak usia 9-10 tahun di SDN Nanggulan Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan terdapat empat permasalahan, yang pertama sebanyak 55.1 anak tidak mengerti atau mengetahui pengertian dari ruwatan, kedua sebanyak 58.6 anak tidak mengerti tata cara ruwatan, ketiga sebanyak 75.8 anak membutuhkan buku yang berisi tentang penjelasan ruwatan dan keempat sebanyak 72.4 anak menjawab bahwa buku berisi penjelasan ruwatan sebaiknya berupa buku cerita bergambar. Berdasarkan masalah tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan untuk menyusun buku cerita anak tentang tradisi ruwatan. Buku cerita tersebut dapat digunakan oleh anak usia 9-10 tahun guna mengetahui cerita sekaligus gambar-gambar tradisi ruwatan. Prototipe buku ini terdiri dari cover yang berjudul “Tradisi Ruwatan”, isinya memuat kata pengantar untuk membantu anak agar memahami isi kesuluruhan dari buku. Isi buku terdiri dari cerita tentang rangkaian tradisi ruwatan. Cerita tersebut diperkuat dengan 14 gambar-gambar yang sesuai dengan cerita. Prototipe buku ini juga berisi daftar kepustakaan yang berkaitan dengan tradisi ruwatan dan pendidikan karakter. Berdasarkan uraian tersebut, untuk memfasilitasi pemahaman anak tentang tradisi ruwatan yang berkaitan pendidikan karakter kebangsaan sebagai calon guru SD peneliti ingin mengembangkan buku cerita anak untuk usia 9-10 tahun. Peneliti memilih buku cerita anak karena cerita anak memiliki tujuan untuk memperluas pengetahuan anak Raines Isbell, 2002: vii. Selain itu anak usia 9- 10 tahun mampu berpikir logis, mampu memahami percakapan, mampu mengingat, memahami masalah dan memecahkan masalah yang bersifat konkret Piaget dalam Santrock, 2011: 27. Dengan demikian melalui buku cerita tentang tradisi ruwatan, harapannys anak mampu memahami dan mengingat tradisi ruwatan sebagai salah satu kebudayaan Jawa yang mengandung nilai-nilai karakter kebangsaan. Oleh sebab itu penelitian ini berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Cerita Anak tentang Tradisi Ruwatan dalam Konteks Pendidikan Karakter Kebangsaan.”

1.2 RUMUSAN MASALAH