2. Mitoni Tujuh Bulanan
Dalam tradisi jawa mitoni merupakan rangkaian upacara yang saat ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa. Upacara mitoni merupakan suatu
upacara yang dilakukan pada seorang perempuan yang sedang hamil dan
dilakukan pada saat usia kandungan menginjak usia tujuh bulan. Upacara ini
bertujuan agar bayi yang ada dalam kandungan dan ibu yang mengandung senantiasa memperoleh perlindungan dan keselamatan. Upacara yang dilakukan
pada saat mitoni antara lain siraman, memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain dari calon ayah ke calon ibu, ganti busana, memasukkan kelapa gading,
memutus lilitan lawe lilitan benang janur, memecahkan periuk dan gayung,
minum jamu sorongan, dan nyolong endhog Yana, 2012: 50.
Dari pengertian tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa mitoni merupakan salah satu tradisi Jawa yang diggunakan untuk mendoakan ibu serta
calon bayinya agar sehat dan selalu dalam lindunganNya dari dalam perut hingga saat lahir di bumi.
3. Miwit
Tradisi wiwit disebut juga dengan upacara mboyong mbok Sri, yaitu perilaku untuk memuliakan mbok Sri atau Dewi Padi. Orang yang melaksankan
upacara tersebut adalah penduduk pedesaan, khususnya yang melakukan pekerjaan sebagai petani. Mereka melakukan hal itu karena merupakan kelanjutan,
menyusul setelah panenan pertama methik Saksono, 2012:78.
4. Nyadran
Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan ruwah menjelang
bulan puasa Herawati, 2010:25. Tradisi ini dilakukan pada tanggal 15 ruwah pembukaan nyadran, 17 ruwah Sadranan Pitulasan, 21 ruwah Sadranan
Slikuran , 23 ruwah Sadranan Telulikuran, dan 25 ruwah Sadranan Penutup
Sadranan Slawean. Tujuannya adalah mengingatkan pada kematian, hidup hanya mampir minum, dan kuburan adalah rumah masa depan kita yang sesungguhnya
nilai berempati dan nilai ketuhanan, menggambarkan betapa penting kita belajar untuk akrab dengan kematian nilai reflektif dan juga bisa menyehatkan jiwa dan
kesadaran kita nilai kesehatan karena adanya kekuatan psikologis untuk meneguhkan kembali jati diri dan identitas kita sebagai manusia nilai
kemanusiaan Prasetyo, 2010:6.
5. Ruwatan
Menurut, Herawati 2010: 3 Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa
membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya. Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang
dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta sakit, kesialan, pengaruh jahat yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang.
Dari beberapa tradisi Jawa yang sudah peneliti jelaskan, peneliti memilih tradisi ruwatan sebagai salah satu tradisi Jawa yang akan diteliti. Tradisi ruwatan
memiliki beberapa tata upacara sebagai berikut:
2.1.1.3. Tata Upacara Ruwatan