Prototipe disusun dengan menonjolkan nilai-nilai pendidikan karakter

dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya. Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta sakit, kesialan, pengaruh jahat yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. Melalui prototipe buku ini harapannya anak dapat memahami tradisi ruwatan, sehingga anak sejak usia dini mampu menghargai kebudayaannya. Selain itu sebagai penerus bangsa anak dapat ikut serta menjaga dan melestarikan kebudayaannya.

b. Prototipe disusun dengan menonjolkan nilai-nilai pendidikan karakter

kebangsaan. Tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai positif seperti kebersamaan, berdoa kepada Tuhan, menghormati orangtua meminta doa restu, menjaga kebersihan dan kesehatan jiwa dan raga. Selain itu menurut penelitian Lestari 2008 yang menjelaskan bahwa dalam tradisi ruwatan terdapat pertunjukkan wayang kulit lakon murwakala yang memiliki simbolis yang penuh dengan etika moral, dan estetika serta nilai-nilai filosofis kehidupan dan bermanfaat bagi penalaran budi pekerti masyarakat. Pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna pembangun karakter pribadi dan atau kelompok yang khas –baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 28. Nilai-nilai dalam tradisi ruwatan tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan karakter kebangsaan ternyata memiliki keterkaitan. Nilai-nilai dalam tradisi ruwatan tersebut jika dikaitkan dalam karakter kebangsaan diantaranya, 1 olah hati yang meliputi bertakwa kepada Tuhan hal tersebut ditunjukkan ketika seorang yang akan diruwat bersujud dihadapan kedua orang tuanya untuk meminta doa restu serta dalang membacakan doa untuk meminta kepada Tuhan agar acara yang akan diselenggarakan dapat berjalan dengan lancer dan anak yang diruwat tersebut dapat menjalani hidupnya dengan lancar tanpa gangguan, 2 olah pikir meliputi rasa ingin tahu dan berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak bertanya dang ingin mengetahui arti dan tata cara dari tradisi ruwatan , 3 olah raga kinestetika meliputi bersih dan sehat, hal tersebut ditunjukkan ketika seorang yang telah selesai diruwat orang tersebut terbebas dari marabahaya atau celaka sehingga akan bersih dan sehat kembali, 4 olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan, hal tersebut dapat ditunjukkan saat tradisi ruwatan masyarakat secara bergotongroyong membantu mempersiapkan tumpeng, makanan, dan tempat untuk ruwatan, selain itu nilai kebersamaan tercermin dalam tirakatan atau berdoa dan makan bersama .

c. Prototipe disusun dalam bentuk buku cerita