Masih menurut Anitah 2010: 8-9 kelemahan gambar sebagai berikut: a kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjunkkan di kelas yang besar; b
gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi yang ketiga kedalam benda, harus digunakan satu seri gambar dai objek yang sama
tetapi dari sisi yang berbeda; c tidak menunjukkan gerak; d pembelajar tidak perlu mengetahui bagaimana membaca gambar.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gambar merupakan bagian dari media pembelajaran yang dapat diggunakan untuk membantu
pemahaman seseorang agar lebih jelas dan lebih objektif.
2.1.5 Perkembangan Anak Usia 9-10 tahun
Berikut ini akan dibahas mengenai pengertian dari psikologi perkembangan anak, tugas perkembangan anak, dan fase perkembangan anak.
2.1.5.1 Psikologi Perkembangan Anak
Menurut Carpendale, Muller, Bibok 2008 dalam Santrok, usaha secara kognitif untuk membangun pemahaman mengenai dunianya itu melibatkan dua
proses, yaitu organisasi dan adaptasi. Sedangkan Byrnes 2008 dalam Santrock, untuk membuat dunia kita masuk akal, kita berusaha mengorganisasikan
pengalaman-pengalaman kita. Selain berusaha mengorganisasikan berbagai pengamatan dan pengalaman, kita juga beradaptasi, yaitu menyesuaikan diri
terhadap tuntutan-tuntutan baru dari lingkungan. Piaget mengatakan bahwa anak-anak secara aktif membangun pemahaman
mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif Piaget dalam Santrock, 2011: 27. Keempat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
sebagai berikut: 1 tahap sensorimotor lahir hingga umur 2 tahun dalam tahap ini bayi membangun pemahaman mengenai dunianya dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensoris dengan tindakan fisik dan motorik
,
2 tahap praoprasi umur 2 hingga 7 tahun dalam tahap ini anak-anak mulai melukiskan
dunia dengan kata-kata dan gambar, 3 tahap operasi kongkrit umur 7 hingga 11 tahun tahap ini anak-anak dapat melakukan operasi yang melibatkan objek-objek
dan juga dapat bernalar secara logis dan diterapkan dengan contoh-contoh yang konkret., 4 tahap operasi formal tahap operasi formal 11-15 tahun, dalam tahap
ini individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Dari beberapa tahap perkembangan kognitif menurut Piaget tersebut, anak usia 9 hingga 10 tahun termasuk ke dalam operasi kongkret. Pada masa ini anak
mampu berpikir logis, mampu memahami percakapan, mampu mengingat, memahami masalah dan memecahkan masalah yang bersifat konkret.
2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak
Anak usia 9-10 tahun masuk dalam kategori tahap perkembangan anak usia 6-12 tahun menurut Yusuf 2009: 69 sebagai berikut:
a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah 1 mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, kesehatan dan keselematan
diri; 2 mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya pria atau wanita dan juga menerima dirinya baik rupa wajahnya maupun
postur tubuh secara positif. c.
Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman
sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik,
tetapi mungkin juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka mengganggu atau nakal.
d. Belajar memainkan peranana sesuai dengan jenis kelaminnya. Apabila
anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki-laki tidak
akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainan yang khas laki-laki, seperti main bola, kelereng, dan layang-layang.
e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah
satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk
menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar SD, karena dari
sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat
sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggalah suatu
ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep tanggapan. Semakin bertambah pengetahuan, semakin
bertambah pula konsep yang diperoleh. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah
atau ajaran agama moral, ilmu pengetahuan, adat-istiadat dan sebagainya. Untuk mengembangkan tugas perkembangan anak ini, maka
guru dalam mendidik mengajar di sekolah sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk:
1. Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya
tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat.
2. Banyak membaca buku-buku media cetak lainnya. Semakin dipahami
konsep-konsep tersebut, semakin mudah untuk memperbincangkannya dan semakin mudah pula bagi anak untuk mempergunakannya pada
waktu berpikir. g.
Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal
ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama moral disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak
melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan
sebagainya.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini
ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain. i.
Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap tolong-
menolong, sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain dan menghargai hak orang lain.
2.1.5.3 Fase Perkembangan Anak