membedakan perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang tidak baik. Perilaku tersebut dapat berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, mapun
berbangsa dan bernegara.. Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan formal sekolah maupun non formal keluarga, lingkungan. Karakter juga diggunakan
untuk membedakan seseorang dengan yang lain.
2.1.2.2 Karakter Kebangsaan
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas- baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku
berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Pemerintah Republik
Indonesia, 2010: 07. Dari Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter kebangsaan dibentuk dengan mencerminkan nilai-nilai yang berkaitan dengan
olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Nilai-nilai karakter kebangsaan tersebut jika disoroti ternyata memiliki
keterkaitan dalam tradisi ruwatan diantaranya, 1 olah hati meliputi bertakwa kepada Tuhan, hal tersebut ditunjukkan ketika seorang yang akan diruwat
bersujud dihadapan kedua orang tuanya untuk meminta doa restu dan dalang membacakan doa untuk meminta pada Tuhan agar acara yang akan
diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar, 2 olah pikir meliputi rasa ingin tahu dan berpikir kritis, hal tersebut ditunjukkan ketika seorang anak bertanya
tentang arti dari tradisi ruwatan, 3 olah raga kinestetika meliputi bersih dan sehat yang ditunjukkan ketika seorang yang telah selesai diruwat orang tersebut
sudah terbebas dari marabahaya atau celaka sehingga akan bersih dan sehat
kembali jiwa dan raga, 4 olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan. Hal tersebut dapat ditunjukkan saat tradisi ruwatan masyarakat
secara bergotongroyong membantu mempersiapkan tumpeng, makanan, dan tempat untuk ruwatan. Selain itu nilai kebersamaan tercermin dalam tirakatan
atau berdoa dan makan bersama .
2.1.2.3 Pendidikan Karakter Kebangsaan
Pendidikan karakter kebangsaan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan
peserta didik guna pembangun karakter pribadi dan atau kelompok yang khas –
baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni olah hati,
olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 28. Pendidikan karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang
mengembangkan karakter yang mulia good character dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan
yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan tujuannya Funderstanding 2006 dalam Samani, 2013:44.
Menurut Burke 2001 dalam Samani 2013: 43 Pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan
bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter kebangsaan merupakan suatu upaya yang
dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk perilaku yang dapat memenuhi olah hati sikap, keyakinan dan keimanan, olah pikir proses menalar untuk
berpikir kritis, inovatif, kreatif, olah raga aktifitas yang disertai sportivitas, dan olah rasa dan karsa kepedulian.
2.1.3 Buku Cerita Anak