Hasil Dan Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN
menerapkan model pembelajaran word square telah mencapai target yang ingin dicapai.
2. Hasil belajar Afektif
Hasil belajar aspek afektif siswa kelas XI SAINS megalami peningkatan seperti yang disajikan pada tabel 4.7 dan gambar 4.7. hasil belajar
mengalami peningkatan. Tabel 4.7 Hasil observasi aspek Afektif
No Kategori
Nilai Huruf Persentase
Siklus 1 Siklus 2
1. Sangat Baik
A 20,83
25,00 2.
Baik B
70,84 75,00
3. Cukup
C 8,33
4. Kurang
D
Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siklus 1 dan Siklus 2
Dari data yang diperoleh menunjukan adanya perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 pada aspek afektif. Hasil
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
20.83 70.84
8.33
25 75
Persentase Siklus 1 Persentase Siklus 2
observasi menunjukan adanya peningkatan aktivitas belajar pada aspek afektif. Presentase hasil belajar siswa yang masuk kategori sangat baik
pada siklus 1 sebesar 20,83 dan mengalami peningkatan sebesar 4,17 menjadi 25,00 pada siklus 2. Peningkatan hasil belajar sebesar 4,16
juga terjadi pada siswa yang masuk ketegori baik yaitu dari 70,84 pada siklus 1 menjadi 75,00 pada siklus 2. Untuk persentase siswa yang
masuk pada kategori cukup terdapat 8,33 siswa pada siklus 1 dan tidak terdapat siswa yang masuk pada kategori cukup di siklus 2. Pada siklus 1
dan siklus 2 tidak terdapat siswa yang masuk pada kategori kurang. Adapun faktor yang mendukung terjadinya peningkatan persentasi
aktivitas belajar ini adalah adanya penerapan model pembelajaran word square pada materi sistem saraf. Dengan adanya penerapan model
pembelajaran word square siswa menjadi sangat antusias, memperhatikan pendapat guru maupun teman lain, percaya diri, terbuka terhadap kritik
dan saran serta mampu bekerja sama dengan baik saat proses belajar di kelas. Model pembelajaran word square pada akhirnya membantu siswa
untuk dapat memahami pelajaran sistem saraf yang pada dasarnya banyak ditemukan konsep-konsep yang tidak dapat diamati secara langsung
namun fenomena atau gejalanya dapat dirasakan atau dibuktikan dalam kehidupan setiap hari. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran word square pada aspek afektif telah mencapai target yang ingin dicapai yakni 70 siswa
masuk kategori minimal baik.
3. Hasil Belajar Aspek Psikomotor
Hasil belajar aspek psikomotor mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.8.
Tabel 4.8 Hasil observasi aspek Psikomotor
No Kategori
Nilai Huruf Persentase
Siklus 1 Siklus 2
1. Sangat Baik
A 20,84
25,00 2.
Baik B
29,16 75,00
3. Cukup
C 50
4. Kurang
D
Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Persentase Aspek Psikomotor Pada Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan data yang diperoleh di atas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar pada aspek psikomotor. Persentase hasil
belajar siswa pada kategori sangat baik mengalami peningkatan sebesar 4,16, dimana pada siklus 1 persentasi aktivitas belajar sebesar 20,84
menjadi 25,00 pada siklus 2. Untuk persentase aktivitas belajar siswa
20.84 29.16
50
25 75
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Persent ase Siklus 1 Persent ase Siklus 2
yang masuk kategori baik mengalami peningkatan sebesar 45,84. Peningkatan tersebut tampak pada siklus 1 persentase aktivitas belajar
sebesar 29,16 menjadi 75.00 pada silkus 2. Jika pada siklus 1 masih terdapat 50,00 siswa yang masuk pada kategori cukup maka pada siklus
2 tidak terdapat siswa yang masuk pada kategori cukup. Pada siklus 1 dan siklus 2 tidak terdapat siswa yang masuk pada kategori kurang.
Peningkatan persentase aktivitas siswa pada aspek psikomotor ini tidak terlepas dari adanya penerapan model pembelajaran word square.
Dengan penerapan model ini, siswa kemudian dilatih keterampilan skill yang berhubungan dengan aktivitas siswa seperti keterampilan dalam
memberi nama bagian dari struktur saraf, membuat bagan mekanisme impuls saraf, membuat ringkasan dan penyampaian hasil diskusi
menggunakan bahasa yang komunikatif. Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran word square pada aspek
psikomotor telah mencapai target yang ingin dicapai yakni 70 siswa masuk kategori minimal baik.
67
67
4. Hasil Wawancara
Tabel 4.9. Garis Besar Hasil Wawancara
No Pertanyaan
Jawaban Siswa 1
Siswa 2 Siswa 3
1. Apakah anda antusias dalam mengumpulkan
LKS dan lembar jawab test. Ya
Ya Ya
2. Apakah anda memperhatikan dan
mendengarkan pendapat dari teman lain saat diskusi kelompok?
Ya, saya memperhatikan dan mendengar kemudian saya mencatat
sebagai materi untuk belajar. Ya
Kadang-kadang saya memperhatikan, tetapi kalau presentasi teman-teman tidak begitu
menarik saya tidak memperhatikan.
3. Apakah anda percaya diri dalam
mempresentasikan hasil diskusi Ya
Lumayan percaya diri. Lumayan percaya diri.
4. Apakah anda terbuka terhadap kritik dan saran
temankelompok lain pada proses pembelajaran.
Ya. Sangat membantu kelompok untuk melengkapi informasi yang
diangap belum lengkap. Ya, karena bisa melengkapi jawaban
kelompok kami yang belum sempurna. Ya, bisa membanu kami unuk mengetahui
materi yang lebih luas. 5.
Apakah anda bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Ya. Saat diskusi saya berusaha untuk bekerja sama dengan teman-teman di
dalam kelompok. Ya, tetapi tidak saat pretest dan posttest
berlangsung. Ya, saya bekerjasama ketika diskusi
kelompok dan saat presentasi di depan kelas. 6.
Menurutmu, bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model word square?
Asik dan tidak membuat saya mengantuk di dalam kelas.
Seru, kami berlomba-lomba dengan kelompok lain untuk bisa mendapatkan
kata di dalam kotak. Tidak monoton, jadi tidak membuat kami
bosan dengan penjelasan guru. 7.
Menurutmu, apa letak kelebihan proses pembelajaran dalam menggunakan model
word square? Tidak cepat bosan. Ini model
pembelajaran baru yang saya dapat selama belajar biologi.
Tidak berpusat pada guru. Lebih melatih siswa untuk bekerjasama dan kompak
dalam mengerjakan LKS. Membuat siwa lebih aktif. Seperti bermain
sambil belajar, sehingga saya bersemangat ketika mengerjakan LKS.
8. Menurutmu, apa letak kekurangan proses
pembelajaran dalam menggunakan model word square?
Tidak ada. Menurut saya belajar mengunakan model ini tidak ada
kekurangannya. Tidak ada kekurangan.
Tidak ada kekurangan.
69
Peningkatan aktivitas belajar siswa pada akhir siklus didukung pula oleh data yang di peroleh dari hasil wawancara. Wawancara dilakukan
terhadap perwakilan 3 orang siswa. Siswa yang dipilih merupakan siswa yang memiliki tingkat prestasi berbeda-beda, yaitu pandai, sedang dan
kurang pandai. Pemilihan siswa dilakukan berdasarkan nilai yang diperoleh selama siklus 1 dan siklus 2, serta melalui pertimbangan dengan
guru mata pelajaran biologi. Hasil wawancara menunjukan bahwa kesan siswa selama proses
pembelajaran mengunakan model word square sangat baik. Siswa yang sangat antusias dan cukup antusias dalam mengerjakan LKS menyatakan
bahwa word square baik diterapkan dalam pembelajaran biologi teristimewa pada materi sistem saraf karena dapat membuat pelajaran
menjadi lebih hidup, tidak monoton serta lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi maupun presentasi di depan kelas. Selain itu model
word square mudah di pahami dan tidak membuat siswa jenuh terhadap pembelajaran yang bersifat abstrak seperti pada materi sistem saraf.
Pembelajaran menggunakan model word square yang diterapkan dapat menuntun siswa untuk memahami materi yang diajarkan secara maksimal.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, dimana pada kegiatan wawancara, peneliti tidak mengembangkan pertanyaan yang dapat
menambah informasi mengenai pembelajaran yang menggunakan model word square. Hal ini menyebabkan hasil wawancara tidak begitu bervariasi
antara siswa yang mendapat niali tertinggi, nilai sedang dan nilai terendah.
71