Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

dikonsultasikan kepada guru dan dosen pembimbing sebelum digunakan dalam pembelajaran. 3. Penyusunan instrument penelitian yang terdiri atas lembar observasi, lembar wawancara dan soal tes. Lembar observasi digunakan observer dalam melaksanakan observasi serta mencatat hasil observasi siswa saat pembelajaran. Soal tes terdiri dari 20 soal pretest dan 20 soal posttest. 4. Penyusunan skenario pembelajaran. 5. Melakukan koordinasi dengan mitra peneliti yang bertugas melakukan observasi dan mendokumentasikan kegiatan. 6. Menyiapkan alat dokumentasi serta segala keperluan yang akan digunakan dalam pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan di siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2015. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit, mulai pada pukul 08.45 sampai pukul 10.15 WITA. Hal pertama yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Setelah memperkenalkan diri, dilakukan pretest terhadap siswa. Pretest dilakukan selama 20 menit. Lembar hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 10a dan 10b. Gambar 4.1 Siswa mengerjakan pretest. Dari pretest yang digunakan sebagai data awal pengetahuan siswa terhadap materi diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Pretest Siswa Kelas XI MIPA 1 NO Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 77 2 Nilai terendah 40 3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 75 4 4 Jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM 75 20 5 Rata-rata nilai 62,16 6 Ketuntasan klasikal 16,66 Setelah dilakukan pretest, peneliti memulai aktvitas pembelajaran dengan pendahuluan. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru mengemukakan apersepsi dan motivasi dengan memberikan ilustrasi singkat bahwa ketika kita memutar teh atau kopi kemudian akan meminumnya, kita akan menyentuh gelas yang sudah terisi air panas. Kemudian guru bertanya pada siswa bagaimana reaksi tangan setelah menyentuh gelas yang panas tersebut dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Menanggapi pertanyaan tersebut, siswa memberikan jawaban yang beragam. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan tersebut berlangsung selama 10 menit. Kegiatan inti diawali dengan ceramah secara singkat, yaitu guru menggali pemahaman awal siswa dengan menyampaikan bahwa sistem yang mengendalikan semua aktivitas tubuh manusia. Selanjutnya, guru menyampaikan aturan dalam pembelajaran kooperatif model word square. Setelah siswa paham mengenai aturan word square. Setelah siswa paham mengenai aturan word square, siswa dibagi dalam 5 kelompok dan dibagikan Lembar Kerja Siswa LKS I. Kegiatan awal tersebut berlangsung selama 10 menit. Setelah mendapatkan LKS, setiap kelompok kemudian mencari kata-kata yang ada di dalam kotak dan mencari arti dari kata-kata tersebut untuk di presentasikan di depan kelas. Sesuai kesepakatan awal, setelah berdiskusi selama 20 menit, maka akan dilakukan presentasi dan saling melengkapi jawaban selama 20 menit. Selama presentasi, teman lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan. Kegiatan inti dari awal sampai presentasi berlangsung selama kurang lebih 50 menit. Gambar 4.2 Siswa mengerjakan LKS Lima menit berikutnya para siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru memberikan penghargaan terhadap antusias siswa selama pembelajaran. Kegiatan penutup tersebut berlangsung selama 10 menit. Kegiatan pembelajaran siklus 1 pada pertemuan kedua berlangsung selama 60 menit karena ada pemotongan setiap jam pelajaran masing-masing 15 menit untuk mengikuti kegiatan jalan salib dan pertemuan guru pada jam pelajaran terakhir. Lima menit pertama pada pendahuluan, guru menyampaikan bahwa pertemuan kedua akan mengulas kembali materi pada pertemuan pertama, kemudian akan dilakukan postest. Gambar 4.3 Siswa mengerjakan posttest siklus 1 Selanjutnya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama selama 25 menit. Setelah dilakukan tanya jawab, posttest siklus 1 dilakukan selama 20 menit. Lembar hasil posttest siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 11a dan 11b. Data nilai posttest siswa siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2. Hasil Postest Siswa Kelas XI MIPA1 Siklus 1 No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 87 2 Nilai terendah 63 3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 75 16 4 Jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM 75 8 5 Rata-rata nilai 77,71 6 Ketuntasan klasikal 66,66 Siklus 1 diakhiri dengan kegiatan refleksi mengenai pengetahuan baru yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Kegiatan penutup siklus 1 tersebut berlangsung selama 10 menit. c. Pengamatan Pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dilakukan oleh mitra peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan format observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas dan respon siswa terhadap pemahaman materi sistem saraf dan model pembelajaran guru dengan menggunakan model pembelajaran word square. Secara umum, sikap dan perilaku siswa yang menunjukan adanya peningkatan akivitas belajar siswa dalam penelitian pada aspek afektif. Aspek afektif berupa antusisme siswa dalam proses pembelajaran, perhatian siswa dalam mendengarkan pendapat dari guru dan teman lain, percaya diri dalam diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, terbuka terhadap kritik dan saran temankelompok lain pada proses pembelajaran, serta kerjasama dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada aspek psikomotorik berupa memberi nama bagian dari struktur saraf, membuat bagan mekanisme impuls saraf, membuat ringkasan hasil diskusi serta penyampaian hasil diskusi dengan bahasa yang komunikatif terlihat belum menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa pada kategori baik. Lembar hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di siklus 1, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 No Kategori Nilai Huruf Persentase Afektif Psikomotorik 1. Sangat Baik A 20,83 20,84 2. Baik B 70,84 29,16 3. Cukup C 8,33 50 4. Kurang D Setelah siklus 1 terlaksana, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran di siklus 1. Berikut ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran di siklus 1. 1. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. 2. Saat diskusi kelompok sudah berjalan dengan efektif namun masih ada beberapa siswa yang mengeluh karena merasa kesulitan menemukan kata-kata dalam LKS. 3. Siswa sudah berani menyampaikan pendapat pada kegiatan presentasi sehingga kegiatan presentasi tidak hanya berpusat pada kelompok yang melakukan presentasi, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang minder ketika mengemukakan pendapatnya didepan kelas secara lisan. 4. Saat kegiatan presentasi, siswa kembali meringkas materi yang dianggap penting, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa. 5. Masih ada siswa yang belum memiliki kesadaran untuk menciptakan kenyamanan pada ruang kelas sehingga sering mendapatkan teguran dari ketua kelas. Karena masih terdapat kekurangan pada pembelajaran di siklus 1 ini, membuat hasil postest pada siklus 1 belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini terlihat dari adanya 8 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah di tentukan sebelumnya, dan ketuntasan klasikal belum mencapai target 75. Pada hasil observasi diperoleh hasil bahwa pada aspek afektif sudah baik karena jumlah siswa yang masuk pada kategori minimal baik sudah mencapai 22 siswa sehingga persentasi siswa yang masuk pada kategori minimal baik mencapai target 70. Akan tetapi pada aspek psikomotor jumlah siswa yang masuk pada kategori minimal baik dan siswa yang masih di bawah kategori minimal baik seimbang. Sehingga persentasi yang di peroleh belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70. Hal tersebut menjadi acuan peneliti untuk melanjutkan pada siklus 2 dengan situasi dan kondisi yang lebih baik lagi.

2. Siklus II

a. Perencanaan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti secara umum sama dengan kegiatan pembelajaran di siklus 1. Yang menjadi pembeda adalah materi yang akan di pelajari pada siklus ini lebih sedikit daripada di siklus 1. Selain itu pada siklus ini, jumlah LKS yang di sediakan bagi siswa lebih sedikit dibandingkan dengan LKS pada siklus 1. Untuk mengurangi kesulitan siswa dalam menjelaskan berbagai informasi dari kata yang di dapat, guru memberikan masing- masing kelompok sedikit ringkasan materi dan mengijinkan siswa meminjam buku pegangan lain di perpustakaan sekolah. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan di siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2015. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit, mulai dari pukul 08.45 sampai 10.15 WITA. Hal pertama yang terjadi saat pembelajaran berlangsung adalah dilakukan kegiatan apersepsi sebagai pendahuluan. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk kembali merangsang ingatan siswa tentang materi sistem saraf yaitu sistem saraf pusat terdiri dari beberapa bagian, selain otak besar dan otak kecil, apa lagi bagian yang menyusun sistem saraf pusat. Pertanyaan selanjutnya adalah selain sistem saraf pusat, sistem saraf apa yang mengendalikan aktivitas tubuh manusia. Siswa memberikan jawaban yang beragam. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahulan berlangsung selama 10 menit. Kegiatan inti diawali dengan informasi interaktif dan Tanya jawab mengenai pengertian dan penyusun dari sistem saraf tepi. Selanjutnya siswa di bagi menjadi 4 kelompok dan dibagikan Lembar Kerja Siswa LKS II. Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit. Gambar 4.4 Siswa mengerjakan LKS siklus 2 Setelah mendapatkan LKS, setiap kelompok kemudian mencari kata-kata yang ada di dalam kotak dan mencari arti dari kata-kata tersebut untuk di presentasikan di depan kelas. Sesuai kesepakatan awal, setelah berdiskusi selama 20 menit, maka akan dilakukan presentasi dan saling melengkapi jawaban selama 40 menit. Selama presentasi, teman lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan. Kegiatan inti dari awal sampai presentasi berlangsung selama kurang lebih 70 menit. Lima menit berikutnya para siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru memberikan penghargaan terhadap antusias siswa selama pembelajaran. Kegiatan penutup tersebut berlangsung selama 10 menit. Pada pertemuan kedua pada hari jumad 20 Maret 2015 berlangsung selama 60 menit. Pada pendahuluan, guru menyampaikan bahwa pertemuan kedua akan mengulas kembali materi pada pertemuan pertama, kemudian akan dilakukan postest. Selanjutnya dilakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama selama 25 menit. Setelah itu dilakukan posttest selama 20 menit. Gambar 4.5 Siswa mengerjakan posttest 2 Lebar hasil posttest siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada lampiran 14a dan 14b. Data nilai posttest siswa siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4. Hasil Postest Siswa Kelas XI MIPA1 Siklus 2 No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 97 2 Nilai terendah 70 3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 75 21 4 Jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM 75 3 5 Rata-rata nilai 83,16 6 Ketuntasan klasikal 87,50 Siklus 2 diakhiri dengan kegiatan refleksi mengenai pengetahuan baru yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung serta melakukan evaluasi mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah terjadi selama dua siklus ini. Kegiatan penutup siklus 1 tersebut berlangsung selama 10 menit. c. Pengamatan Pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus 2 dilakukan oleh mitra peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan format observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas dan respon siswa terhadap pemahaman materi sistem saraf dan model pembelajaran guru dengan menggunakan model pembelajaran word square. Sikap dan perilaku siswa yang menunjukan adanya peningkatan akivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari aspek afektif dan psikomotorik yang dicapai pada kategori baik. Aspek afektif berupa antusisme siswa dalam proses pembelajaran, perhatian siswa dalam mendengarkan pendapat dari guru dan teman lain, percaya diri dalam diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, terbuka terhadap kritik dan saran temankelompok lain pada proses pembelajaran, serta kerjasama dalam proses pembelajaran. Dari aspek psikomotorik berupa memberi nama bagian dari struktur saraf, membuat bagan mekanisme impuls saraf, membuat ringkasan hasil diskusi serta penyampaian hasil diskusi dengan bahasa yang komunikatif. Lembar hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di siklus 2, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 No Kategori Nilai Huruf Persentase Afektif Psikomotor 1. Sangat Baik A 25,00 25,00 2. Baik B 75,00 75,00 3. Cukup C 4. Kurang D Kegiatan wawancara dilakukan pada hari senin tanggal 23 Maret 2015. Siswa yang di wawancarai adalah 3 siswa perwakilan yang dpilih berdasarkan perolehan nilai postes yakni nilai tertinggi, nilai sedang dan nilai terendah. Dari hasil wawancara, secara keseluruhan kesan siswa terhadap penerapan model pembeajaran word square sangat baik. d. Refleksi Setelah siklus 2 terlaksana, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran di siklus 2. Berikut ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran di siklus 2. 1. Pada saat guru membagikan LKS untuk setiap kelompok, para siswa sudah menunjukan sikap yang bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing didalam kelompok. Tidak terdengar keluhan dari siswa dalam mengerjakan soal. 2. Saat berdiskusi dalam kelompok, siswa menunjukkan keaktivan masing-masing. 3. Dalam melakukan presentasi di depan kelas, siswa menunjukkan sikap antusias dalam menyampaikan hasil diskusi dan terbuka terhadap masukan dari kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok. 4. Kelompok yang mendapatkan hadiah terlihat puas dengan keberhasilan yang mereka peroleh. Hal tersebut mempengaruhi kesadaran kelompok bahwa aktivitas belajar yang baik akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Pada pembelajaran di siklus 2 ini memberikan hasil yang lebih baik. Karena hasil postest menunjukan bahwa hanya terdapat 3 siswa yang belum mencapai KKM, dan sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditargetkan. Untuk hasil observasi aspek afektif dan psikomotor pada siklus 2 ini mengalami peningkatan persentase. Hal ini terlihat dari tidak terdapat lagi siswa yang mendapat nilai di bawah kategori minimal baik. Hasil wawancara terhadap siswa juga menunjukan hasil yang baik. Maka dari itu, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa aspek afektif dan psikomotor hasil observasi di siklus 2 ini telah mencapai indikator yang di targetkan.

B. Hasil Dan Pembahasan

1. Hasil Belajar Aspek Kognitif Dampak yang timbul dari model pembelajaran word square terhadap pencapaian hasil belajar kognitif ditunjukan oleh tabel 4.6 dan gambar 4.6 yang menggambarkan terjadinya peningkatan hasil belajar di siklus 2. Tabel 4.6 Hasil Postest Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif Postest 1 dan Postest 2 Dari hasil postest pada siklus 1, diketahui bahwa rata-rata nilai sebesar 77,71 dengan nilai yang tuntas atau mencapai KKM secara 66.66 87.50 Postest 1 Postest 2 No Jenis Data yang Diamati Hasil yang diperoleh Postest 1 Postest 2 1 Nilai Tertinggi 87 97 2 Nilai Terendah 63 70 3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 75 16 21 4 Jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM 75 8 3 5 Rata-rata nilai 77,71 83,16 6 Ketuntasan klasikal 66,66 87,50 klasikal sebesar 66,66. Sedangkan 33,34 siswa nilainya belum mencapai KKM. Hasil nilai postest siklus 1 tersebut belum memenuhi target penelitian yang diharapkan, yaitu sekurang-kurangnya 75 siswa nilai postest ≥ 75. Berdasarkan kondisi tersebut, siklus 2 dilakukan untuk mencapai target penelitian. Setelah dilakukan postest siklus 2, diketahui bahwa rata-rata nilai sebesar 83,16 dengan nilai yang tuntas atau mencapai KKM secara klasikal sebesar 87,50. Sedangkan yang belum mencapai KKM adalah 12,50 siswa. Hasil nilai postest siklus 2 tersebut telah mencapai target penelitian yang diharapkan, yaitu sekurang-kurangnya 75 siswa nilai postest ≥ 75. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian dihentikan pada siklus 2. Peningkatan hasil belajar di akhir siklus tersebut sangat didukung oleh penerapan model pembelajaran word square, dimana penerapan model ini mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sistem saraf. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa dilatih untuk teliti dan tepat saat mencari dan menjawab pertanyaan dalam lembar kerja. Penerapan model pembelajaran word square ini menekankan pada siswa untuk dapat berpikir efektif dalam menentukan jawaban mana yang paling tepat dari kata yang di temukan. Kegiatan tersebut membantu siswa untuk dapat mengingat materi sistem saraf yang sulit dipahami karena bersifat abstrak. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran word square telah mencapai target yang ingin dicapai. 2. Hasil belajar Afektif Hasil belajar aspek afektif siswa kelas XI SAINS megalami peningkatan seperti yang disajikan pada tabel 4.7 dan gambar 4.7. hasil belajar mengalami peningkatan. Tabel 4.7 Hasil observasi aspek Afektif No Kategori Nilai Huruf Persentase Siklus 1 Siklus 2 1. Sangat Baik A 20,83 25,00 2. Baik B 70,84 75,00 3. Cukup C 8,33 4. Kurang D Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siklus 1 dan Siklus 2 Dari data yang diperoleh menunjukan adanya perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 pada aspek afektif. Hasil Sangat baik Baik Cukup Kurang 20.83 70.84 8.33 25 75 Persentase Siklus 1 Persentase Siklus 2

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PNEUMATIK DAN HIDROLIK.

0 3 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOFERATIFTIPEJIGSAW PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 33

Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

0 1 209

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogyakarta.

0 3 195

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS V SD

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI KELAS MIPA C SEMESTER 4 SMAK FRATERAN MAUMERE SKRIPSI

0 0 20

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI SMAK FRATERAN SURABAYA SKRIPSI

0 0 17

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM SARAF KELAS XI SMAN 6 KOTA CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 10 PEKANBARU

0 0 8