Hasil Belajar KAJIAN PUSTAKA

b Memahami Understanding Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa, baik itu lisan, tulisan, dan dalam bentuk grafik. Memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan dan menjelaskan. c Mengaplikasikan Applying Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Meliputi dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. d Menganalisis Analyzing Menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Mencakup tiga macam proses kognitif yaitu : membedakan, mengorganisasikan, dan menemukan pesan tersirat memberikan atribut. e Mengevaluasi Evaluating Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Mencakup dua macam proses kognitif yaitu memeriksa dan mengkritik. f Mencipta Creating Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan atau menyusun unsur-unsur untuk membentuk sebuah ide baru, atau membuat produk sendiri. Mencakup tiga macam proses kognitif yaitu: merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Dalam penelitian ini, aspek yang ingin dicapai pada ranah kognitif adalah aspek mengingat remembering, memahami understanding, mengaplikasikan Applying dan mengevaluasi evaluating.

2. Ranah Afektif

Affective domain ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Level afektif pada versi terbaru, level domain afektif terdiri dari receive, respond, value, organize, internalize, characterize, wonder, dan aspire. a Menerima Receive Peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Contoh kata kerja operasional adalah keterbukaan, kepedulian, perhatian, ketertarikan, berminat, dan lain-lain. b Menanggapi Respond Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Contoh kata kerja operasional adalah menjawab, membantu, senang, menyesuaikan, menyambut, membantu, melakukan, dan lain- lain. c Nilai Value Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Contoh kata kerja operasional adalah lengkap, menunjukkan, membedakan, menjelaskan, rendah, bentuk, memulai, mengundang, bergabung, membenarkan, mengusulkan, membaca, laporan, pilih, berbagi, belajar, bekerja, dan lain-lain. d Mengatur Organize Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Contoh kata kerja operasional adalah mengatur, menggabungkan, membandingkan, lengkap, membela, merumuskan, generalisasi, mengidentifikasi, mengintegrasikan, memodifikasi, ketertiban, mempersiapkan, berhubungan, mensintesis. e Menginternalisasi Internalize Contoh kata kerja operasional adalah bertindak, tampilan, pengaruh, mendengarkan, mengubah, mempertunjukkan, memenuhi syarat, merevisi, melayani, memecahkan, verifikasi, dan lain-lain. f Karakter Characterize Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Contoh kata kerja operasional adalah mencirikan, menggolongkan, menggambarkan, memberi ciri, menandakan, menunjukkan sifat. g Keingintahuan Wonder Contoh kata kerja operasional adalah mengagumi, renungan, bertanya-tanya, berpikir heran, ingin tahu. h Cita-cita Aspire Contoh kata kerja operasional adalah keinginan, harapan, tujuan, impian, motivasi. Pada ranah afektif, asek yang ingin diukur pada penelitian ini adalah menerima receive, menanggapi respond, nilai value, dan menginternalisasi internalize. 3. Ranah Psikomotor Pada versi yang terbaru, level domain psikomotor adalah: mengamati observe, bereaksi react, bertindak act, mengadaptasi adapt, mengotentikasi authenticate, menyelaraskan harmonize, memperbaiki improvise, dan berinovasi innovate Peggy Dettmer 2006. a Mengamati observe Contoh kata kerja operasional adalah t erampil melakukan pengamatan, memilih, menjelaskan, mendeteksi, membedakan, mengidentifikasi, mengisolasi, dan lain-lain. b Bereaksi react Contoh kata kerja operasional adalah b ereaksi, memberi reaksi, berpengaruh, menentang, dan lain-lain. c Bertindak act Contoh kata kerja operasional adalah menjelaskan, mendemostrasikan, melanjutkan, dan lain-lain. d Mengadaptasi adapt Contoh kata kerja operasional adalah mengadaptasi, mengubah, mengatur ulang, reorganisasi, merevisi, bervariasi, dan lain-lain. e Membuktikan authenticate Contoh kata kerja operasional adalah m enunjukkan, menampilkan, dan lain-lain. f Menyelaraskan harmonize Contoh kata kerja operasional adalah m encocokkan, mempadukan, membuat jadi seimbang, berpadanan, dan lain-lain . g Memperbaiki improvise Contoh kata kerja operasional adalah m engubah, mengelola, dan lain-lain. h Berinovasi innovate. Contoh kata kerja operasional adalah p erubahan yang baru, memperbarui, menunjukkan sesuatu yang baru, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, aspek yang ingin di ukur adalah membuktikan authenticate, memperbaiki improvise dan mengamati observe.

D. Pembelajaran Materi Sistem Saraf

Pembelajaran sistem saraf adalah pembelajaran mengenai sistem organ yang meregulasi atau mengatur sistem organ tubuh yang lain. Adapun karakteristik dari materi sistem saraf adalah materi sistem saraf termasuk salah satu materi yang sulit dipahami karena sifat materinya yang abstrak. Pada pembelajaran materi sistem saraf, siswa harus sudah pada tahap berpikir operasi formal. Mekanisme sebab akibat yang menjadi salah satu prinsip pada materi sistem saraf yang menyebabkan kesulitan dalam memahami materi sistem saraf karena erat kaitannya dengan mekanisme fisiologis pembentukan dan penghantaran impuls saraf. Materi sistem saraf merupakan salah satu materi penting untuk dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Pada kenyataannya karena tingkat kesulitan tersebut, maka pembelajaran materi sistem saraf di SMA seringkali tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Sistem saraf merupakan salah satu materi pelajaran dalam bidang studi biologi yang umumnya banyak ditemukan konsep-konsep yang tidak dapat diamati secara langsung tetapi fenomena- fenomenanya atau gejala-gejala alam pada konsep sistem saraf mudah dirasakan atau dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah tentang proses penjalaran impuls pada sistem saraf. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kompetensi inti yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,kelainanpenyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya, dengan kompetensi dasar yakni menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainanpenyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia saraf, endokrin dan penginderaan. Indikator pembelajaran dalam kompetensi dasar ini adalah: 2.3.1. Antusias dalam proses pembelajaran. 2.3.2. Memperhatikan pendapat dari guru dan teman lain saat pembelajaran. 2.3.3. Percaya diri dalam diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. 2.3.4. Terbuka terhadap kritik dan saran temankelompok lain pada proses pembelajaran. 2.3.5. Kerjasama dalam proses pembelajaran. 3.10.1. Menyebutkan pengertian sistem saraf 3.10.2. Menyebutkan bagian dari sistem saraf 3.10.3. Mengidentifikasi fungsi dari bagian sel saraf 3.10.4. Menyebutkan struktur sistem saraf pusat pada manusia 3.10.5. Mengidentifikasi gambar sistem saraf pusat pada manusia 3.10.6. Menjelaskan fungsi sistem saraf pusat pada manuasia 3.10.7. Menyebutkan struktur sistem saraf tepi pada manusia 3.10.8. Mengidentifikasi gambar sistem tepi pusat pada manusia 3.10.9. Menyebutkan gangguan yang terjadi pada sistem saraf 4.11.1. Membuat skema penjalaran impuls gerak sadar 4.11.2. Membuat skema penjalaran impuls gerak refleks 4.11.3. Memberi nama bagian dari struktur saraf. 4.11.4. Membuat ringkasan hasil diskusi. Penyampaian hasil diskusi dengan bahasa yang komunikatif.Materi yang terdapat dalam indikator tersebut diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran word square.

E. Penelitian Yang Relevan

Wijana 2011 dalam abstrak hasil penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Belajar Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok” dengan hasil penelitian adalah: dari jumlah siswa 30

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 12 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PNEUMATIK DAN HIDROLIK.

0 3 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOFERATIFTIPEJIGSAW PADA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN POKOK BAHASAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 33

Pemanfaatan media animasi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK Frateran Ndao Ende pada materi sistem ekskresi.

0 1 209

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogyakarta.

0 3 195

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS V SD

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI KELAS MIPA C SEMESTER 4 SMAK FRATERAN MAUMERE SKRIPSI

0 0 20

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI SMAK FRATERAN SURABAYA SKRIPSI

0 0 17

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM SARAF KELAS XI SMAN 6 KOTA CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 10 PEKANBARU

0 0 8