penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. Pada Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan
pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif produk dan proses dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar
kegiatan siswa Trianto, 2010. Sebagai seorang guru harus bisa memilih model pembelajaran yang
sangat tepat bagi peserta didiknya. Sebab dari itu di dalam memilih model untuk pembelajaran, guru harus bisa memperhatikan keadaan maupun
kondisi siswasiswi, bahan pelajaran dan serta sumber-sumber pembelajaran yang ada agar di dalam penggunaan model pembelajaran
bisa diterapkan secara efektif menunjang keberhasilan belajar terhadap siswasiswi Trianto, 2010.
Seorang guru diharapkan mempunyai motivasi-motivasi dan semangat pembaharuan di dalam proses pembelajaran yang telah
dijalaninya. Menurut Sardiman 2004 menyatakan, guru yang kompeten ialah guru yang mampu dan bisa mengelola program-program belajar-
mengajar. Mengelola di sini mempunyai arti yang luas yang menyangkut bagaimana seseorang guru mampu menguasai keterampilan dasar dalam
mengajar, seperti membuka menutup pelajaran, bertanya, memberi
penguatan, menjelaskan, menvariasi media, dsb, juga bagaimana seorang guru mampu menerapkan strategi, teori pembelajaran dan belajar, dan
melaksanakan pembelajaran yang secara kondusif. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Marsh 1996 menurutnya,
yang menyatakan bahwa guru harus mempunyai kompetensi dalam mengajar, memotivasi para peserta didiknya, membuat model-model
instruksional, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan mengelola kelas. Semua kompetensi tersebut harus mendukung
keberhasilan tentang guru dalam hal mengajar. Setiap guru harus mempunyai kompetensi adaptif terhadap setiap
perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas untuk pembelajaran maupun
segala hal dari yang berkaitan dengan peningkatan prestasi pembelajaran terhadap para peserta didiknya.
B. Model Pembelajaran Word Square
Model pembelajaran Word Square merupakan pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya. Hal ini dapat diidentifikasi melalui
pengelompokkan metode ceramah yang diperkaya yang berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Mujiman
2007. Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran
yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam
mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Model pembelajaran word square hampir mirip dengan teka-teki silang tetapi bedanya sudah terdapat
jawaban yang disamarkan dengan penambahan kotak dengan sembarang huruf sebagai pengecoh. Model ini sangat sesuai untuk semua mata
pelajaran. Guru di harapakan dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif serta melatih
sikap teliti dan kritis. Mujiman 2007 mengatakan Word Square merupakan salah satu dari
sekian banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini merupakan kegiatan belajar
mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa
pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan. Langkah-langkah model
pembelajaran word square adalah guru terlebih dahulu menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai kemudian membagikan
lembaran kegiatan sesuai contoh. Setelah mendapat lembar kegiatan, siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Kekurangan menggunakan model pembelajaran word square
diantaranya mematikan kreatifitas siswa, karena sudah ada jawaban dalam
kotak maka siswa tinggal menerima bahan mentah sehingga siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi
yang dimilikinya. Namun dari kekurangan yang ada, model pembelajaran word square memiliki kelebihan seperti dapat mendorong pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran, melatih untuk berdisiplin, dapat melatih
sikap teliti dan kritis serta dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau prestasi murid mengolah materi pembelajaran. Menurut Sudjana 2009, hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal dari dalam individu yang belajar
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang
mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
b. Faktor Eksternal dari luar individu yang belajar
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ni akan berkaitan dengan faktor dari luar
murid. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap.