peneliti, P: siswa D Pemahaman Siswa
47
Peneliti mencoba menggunakan soal lain tentang benda yang bergerak dan kembali ke titik semula. Pada soal ini, peneliti mengubah soal dalam bentuk
gambar seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 no
4
. Menurut siswa benda yang kembali ke titik semula tidak mengalami perpindahan yang
ditunjukkan pada kutipan wawancara berikut: E: Awalnya benda ke titik C terus kembali ke titik A lagi. Nah
perpindahannya berapa tadi? P: nol
Peneliti mencoba mengkaitkan dengan menggunakan tanda panah yang menyatakan arah gerak benda. Mengapa benda dikatakan tidak memiliki
perpindahan dan hubungannya dengan anak panah. Siswa menjawab karena benda kembali ke titik semula
―karena ini dari A ke C terus dari C ke A lagi”. Jawaban siswa sudah betul namun siswa belum menyinggung bahwa yang
mempengaruhi perpindahan adalah arah gerak benda. Peneliti menanyakan lagi apa arti gambar panah. Siswa menyatakan bahwa panah menunjukkan arah
gerak E: panah ini menunjukkan apa?
P: arah mbak Siswa pun menyimpulkan
dan menyatakan ―besaran vektor itu perpindahan, soalnya ada arahnya. Besaran skalar itu jarak
”. Jawaban siswa sudah sesuai
dengan konsep jarak dan perpindahan. Proses ini dinamakan proses perubahan
secara akomodasi. Siswa mengubah skema awalnya yang menyatakan bahwa
48
perpindahan termasuk besaran skalar dan jarak termasuk besaran vektor. Dengan bantuan pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan peneliti siswa
mengubah pemahamannya dan menyatakan bahwa perpindahan termasuk besaran skalar dan jarak termasuk besaran vektor. Selama proses perubahan
peneliti juga menemukan terjadinya peristiwa asimilasi dimana siswa menyatukan pertanyaan-pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan dengan apa
yang suda dimiliki siswa. Hal ini menunjukkan bahwa asimilasi dan akomodasi merupakan satu kesatuan. Proses diatas digolongkan sebagai asimilasi karena
peneliti hanya mempertimbangkan pemahaman awal dan pemahaman akhir saja.