Skema Kognitif Awal Siswa C

26

1.3. Skema kognitif awal siswa F

Gambar 5. Skema Kognitif siswa F pada materi gerak lurus 27 Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan pada gambar 5 menunjukkan skema konitif siswa F. Secara umum, siswa memiliki konsep yang tidak lengkap bahkan terdapat salah konsep. Saat siswa diminta untuk mendefinisikan gerak, siswa menyatakan bahwa gerak merupakan proses perubahan posisi sebuah benda. Siswa belum menyatakan adanya titik acuan. Namun, siswa F dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan lebih baik dari siswa C dan E hanya saja siswa tidak bisa membahasakannya dengan baik. Namun demikian, siswa dapat menjawab pertanyaan pretest dengan baik lampiran 2. Hal ini juga ditunjukkan pada transkrip wawancara lampiran 7. Siswa F tidak dapat membahasakan definisi jarak dan perpindahan dengan baik. Namun, siswa menyatakan bahwa jarak termasuk besaran skalar sedangkan perpindahan termasuk besaran vektor. Sama dengan siswa C dan E, siswa F juga memiliki konsep yang salah tentang kecepatan dan juga tidak dapat mendefinisikan kelajuan. Menurut siswa F, kecepatan adalah jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Contohnya adalah angka yang ditunjuk jarum pada spidometer. Namun, siswa dapat mendefinisikan konsep percepatan dengan baik. Siswa menyatakan bahwa percepatan merupakan perubahan percepatan tiap waktu. Siswa juga dapat merumuskan persamaan percepatan Lima orang siswa yang diwawancara memiliki skema awal yang berbeda- beda. Siswa F memiliki skema yang paling lengkap dan siswa C memiliki skema yang kurang. Semua siswa tidak dapat mendefinisikan definisi gerak dengan baik dan tidak dapat mendefinisikan kelajuan sama sekali. Bahkan, kelima siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 memiliki konsep yang salah tentang kecepatan dan menyatakan bahwa kecepatan merupakan jarak tiap satuan waktu. Kelima siswa ini memiliki persoalan yang yang hampir sama padahal berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Persoalan ini patut di pertanyakan. Ada masalah dengan proses pembelajaran Fisika di sekolah. Siswa tidak memahami konsep, melainkan ―hanya menghafal‖ rumus saja sehingga siswa cenderung lupa dengan apa yang sudah diajarkan. Dari data dan analisis ditunjukkan bahwa siswa bahkan tidak dapat menjelaskan konsep-konsep dasar dengan baik.