40
3. Perubahan Pemahaman secara Akomodasi
3.1 Perubahan pemahaman secara Akomodasi siswa B pada konsep jarak
dan perpindahan Tabel 4. Perubahan Pemahaman siswa B pada konsep jarak dan
perpindahan
E: Peneliti, L: Siswa B
Pemahaman Siswa Pertanyaan, Ilustasi dan
Analogi yang Diberikan
Pemahaman awal: siswa tidak dapat mendefinisikan dan membedakan jarak
dan perpidahan E: tau nggak bedanya jarak dengan
perpindahan?
L: nggak. Lupa mbak. Haha....
Siswa B tidak dapat mendefinisisikan jarak dan
perpindahan. Peneliti mencoba memberikan sebuah soal.
E: misalnya kamu naik motor
dari titik A ke titik B lalu ke C kemudian kembali ke titik B
terus ke A lagi. Dari A ke B 2 meter dan dari B ke C 2 meter.
Jaraknya
berapa? Perpindahannya
berapa?
Siswa dapat menentukan jarak namun tidak dapat menentukan perpindahan
L: jaraknya 8 m. Perpindahannya nggak
tau Jawaban siswa terkait jarak sudah
betul namun belum dapat mendefinisikan perpindahan.
Peneliti mencoba menanyakan apakah motor tersebut berpindah
tempat.
Benda yang kembali ke titik semula tidak mengalami perpindahan.
E: coba
kita tinjau
dari kata
perpindahan. Motormu
berpindah nggak?
L: nggak mbak E: jadi perpindahannya?
L: nol mbak Jawaban siswa sudah tepat.
Peneliti mencoba meminta siswa menyimpulkan definisi jarak dan
perpindahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E: sekarang tau nggak bedanya jarak dan perpindahan?
L: tau mbak E: apa?
L: jarak
itu yang
kita tempuh.
Perpindahan itu ke titik yang terakhir. Kalau misalnya mobil balik lagi ke
posisi semula berarti nggak ada perpindahan
Jarak adalah lintasan total sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi
benda. E:oh begitu toh. Berarti dalam
perpindahan itu apanya yang berubah?
L: jarak mbak. Eh bingung mbak. E: tadi kan udah sebut perpindahan itu
ke titik yang terakhir. Jadi apanya yang berubah?
L: perubahan posisi mbak E: kalau jarak tadi apa?
L: yang kita tempuh. Pemahaman siswa cukup lengkap
walaupun siswa belum dapat menjelaskan adanya variabel
waktu. Siswa mengalami akomodasi
dari pemahaman awal. siswa sudah dapat mendefinisikan jarak
dan perpindahan.
Tabel 4 menunjukan proses perubahan pemahaman siswa B melalui akomodasi tentang konsep jarak dan perpindahan. awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak
dan
perpindahan. Untuk mengubah pemahaman siswa, peneliti mencoba memberikan sebuah soal
“misalnya kamu naik motor dari titik A ke titik B lalu ke C kemudian kembali ke titik B terus ke A lagi. Dari A ke B 2 meter dan dari B ke
C 2 meter. Jaraknya berapa? Per pindahannya berapa”. Dari soal ini siswa sudah
dapat menentukan jarak yang, namun belum bisa menentukan perpindahan yang dialami. Peneliti mencoba menggunakan pertanyaan lain terkait apakah motor
tersebut berpindah tempat atau tidak. Pertanyaan ini membuat dapat menyimpulkan bahwa jarak adalah lintasan total sedangkan perpindahan adalah
42
perubahan posisi benda. Pernyataan siswa ini sudah cukup tepat dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jarak adalah panjang lintasan yang
ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu Giancoli, 2001: 23 sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya
perubahan waktu Tipler, 1991: 24. Proses diatas menunjukkan bagaimana pemahaman siswa berubah. Proses
inilah yang disebut akomodasi. Pada konteks ini siswa menciptakan skema baru
dimana awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan sama sekali. Setelah diberikan soal, ilustrasi dan beberapa pertanyaan siswa dapat
mendefinisikan jarak dan perpidahan dengan baik. Hal ini sesuai dengan definisi akomodasi menurut Woolfolk dimana akomodasi terjadi ketika seseorang harus
mengubah skema ataupun menciptakan skema baru untuk merespon situasai baru Woolfolk, 2009: 51.