bisa mbak akomodasi lampiran 8 hal. 156

40

3. Perubahan Pemahaman secara Akomodasi

3.1 Perubahan pemahaman secara Akomodasi siswa B pada konsep jarak

dan perpindahan Tabel 4. Perubahan Pemahaman siswa B pada konsep jarak dan perpindahan E: Peneliti, L: Siswa B Pemahaman Siswa Pertanyaan, Ilustasi dan Analogi yang Diberikan Pemahaman awal: siswa tidak dapat mendefinisikan dan membedakan jarak dan perpidahan E: tau nggak bedanya jarak dengan perpindahan? L: nggak. Lupa mbak. Haha.... Siswa B tidak dapat mendefinisisikan jarak dan perpindahan. Peneliti mencoba memberikan sebuah soal. E: misalnya kamu naik motor dari titik A ke titik B lalu ke C kemudian kembali ke titik B terus ke A lagi. Dari A ke B 2 meter dan dari B ke C 2 meter. Jaraknya berapa? Perpindahannya berapa? Siswa dapat menentukan jarak namun tidak dapat menentukan perpindahan L: jaraknya 8 m. Perpindahannya nggak tau Jawaban siswa terkait jarak sudah betul namun belum dapat mendefinisikan perpindahan. Peneliti mencoba menanyakan apakah motor tersebut berpindah tempat. Benda yang kembali ke titik semula tidak mengalami perpindahan. E: coba kita tinjau dari kata perpindahan. Motormu berpindah nggak? L: nggak mbak E: jadi perpindahannya? L: nol mbak Jawaban siswa sudah tepat. Peneliti mencoba meminta siswa menyimpulkan definisi jarak dan perpindahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 E: sekarang tau nggak bedanya jarak dan perpindahan? L: tau mbak E: apa? L: jarak itu yang kita tempuh. Perpindahan itu ke titik yang terakhir. Kalau misalnya mobil balik lagi ke posisi semula berarti nggak ada perpindahan Jarak adalah lintasan total sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi benda. E:oh begitu toh. Berarti dalam perpindahan itu apanya yang berubah? L: jarak mbak. Eh bingung mbak. E: tadi kan udah sebut perpindahan itu ke titik yang terakhir. Jadi apanya yang berubah? L: perubahan posisi mbak E: kalau jarak tadi apa? L: yang kita tempuh. Pemahaman siswa cukup lengkap walaupun siswa belum dapat menjelaskan adanya variabel waktu. Siswa mengalami akomodasi dari pemahaman awal. siswa sudah dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan. Tabel 4 menunjukan proses perubahan pemahaman siswa B melalui akomodasi tentang konsep jarak dan perpindahan. awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan. Untuk mengubah pemahaman siswa, peneliti mencoba memberikan sebuah soal “misalnya kamu naik motor dari titik A ke titik B lalu ke C kemudian kembali ke titik B terus ke A lagi. Dari A ke B 2 meter dan dari B ke C 2 meter. Jaraknya berapa? Per pindahannya berapa”. Dari soal ini siswa sudah dapat menentukan jarak yang, namun belum bisa menentukan perpindahan yang dialami. Peneliti mencoba menggunakan pertanyaan lain terkait apakah motor tersebut berpindah tempat atau tidak. Pertanyaan ini membuat dapat menyimpulkan bahwa jarak adalah lintasan total sedangkan perpindahan adalah 42 perubahan posisi benda. Pernyataan siswa ini sudah cukup tepat dan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu Giancoli, 2001: 23 sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya perubahan waktu Tipler, 1991: 24. Proses diatas menunjukkan bagaimana pemahaman siswa berubah. Proses inilah yang disebut akomodasi. Pada konteks ini siswa menciptakan skema baru dimana awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan sama sekali. Setelah diberikan soal, ilustrasi dan beberapa pertanyaan siswa dapat mendefinisikan jarak dan perpidahan dengan baik. Hal ini sesuai dengan definisi akomodasi menurut Woolfolk dimana akomodasi terjadi ketika seseorang harus mengubah skema ataupun menciptakan skema baru untuk merespon situasai baru Woolfolk, 2009: 51.