Pada kondisi optimal sebagian besar bahan penolong juga masih dalam jumlah yang berlebih dengan nilai slack yang lebih besar dari nol antara bahan
penolong tersebut. Kesenjangan tersebut menunjukkan jumlah pembelian bahan penolong yang dilakukan pabrik MT-KUD masih belum terencana dengan baik.
Pada aktualnya KUD melakukan pembelian beberapa bahan-bahan penolong yang ketersediaannya sangat besar karena batasan minimal pembelian selain itu tidak
pada waktu yang bersamaan tetapi tergantung dari persediaan masing- masing bahan penolong. Namun dengan berproduksi pada tingkat optimal, dapat
mengurangi resiko kerusakan karena penyimpanan bahan penolong yang terlalu banyak dan meningkatkan keuntungan.
7.1.3. Penggunaan Jam Kerja Mesin dan Tenaga Kerja Optimal
Penggunaan mesin- mesin pabrik MT-KUD pada kondisi aktual dan optimalnya dapat dilihat pada Tabel 8. Kondisi optimal dicapai dengan
penggunaan mesin cup paling tinggi sebesar 3.214,286 jam. Hal ini dikarenakan pada kondisi optimal produksi susu pasteurisasi cup plain sebesar 214.070,859
liter. Namun penggunaan selain mesin cup yang digunakan untuk memproduksi susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain belum optimal penggunaannya
seperti penggunaan tangki penyalur serta PHE. Produksi yoghurt plain sebesar 1.532 liter menyebabkan penggunaan
kompor gas, alat pencampur I, incubator, alat pencampur II mendekati optimal. Namun penggunaan mesin plate cooler belum dapat digunakan sepenuhnya
karena produksi susu dingin yang lebih rendah dibandingkan aktualnya. Perubahan kombinasi produk susu olahan dari kondisi aktual ini berdasarkan
sumbangan keuntungan masing- masing produk serta ketersediaan sumberdaya yang dimiliki. Penggunaan tangki penerima yang digunakan pada kondisi optimal
sebesar 7,193 jam karena pada produksi susu pasteurisasi cup plain tidak menggunakan tangki ini untuk pencampuran bahan-bahan penolong.
Dari Tabel 8 terlihat bahwa hampir semua jam kerja mesin masih tersisa dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh belum berproduksinya
pabrik selama tiga bulan dan adanya permintaan minimum pasar dari masing- masing produk sehingga berproduksi ketika produk habis. Dengan demikian
pabrik MT-KUD masih dapat mengoptimalkan produksi susu olahannya dengan mengggunakan mesin yang tersedia.
Tabel 8. Penggunaan Jam Kerja Mesin pada Kondisi Aktual dan Optimal Pabrik MT-KUD Mitrayasa Tahun 2006 jam
Mesin Aktual
Optimal Penggunaan
Penggunaan Slacksurplus
Plate cooler 532,74
453,732 3.914,268
Tangki Penyalur 40,08
214,200 3.425,800
Tangki Penerima 7,19
7,193 3.632,807
PHE 481,20
257,143 8.478,857
Mesin Cup 601,45
3.214,286 1.153,714
Kompor Gas 73,80
87,500 4.280,500
Alat Pencampur I 12,30
14,584 3.625,416
Incubator 9,83
11,655 4.356,345
Alat Pencampur II 2,71
2,716 3.637,284
Alat pengemas yoghurt 98,30
116,550 3.523,450
Penggunaan tenaga kerja langsung pada kondisi optimal diperoleh dari nilai selisih ketersediaaan jam tenaga kerja langsung dengan nilai slack or surplus.
Dimana nilai slack or surplus menunjukkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang tidak digunakan. Data penggunaan jam tenaga kerja langsung pada kondisi
aktual dan kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung pada Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal Pabrik MT-KUD Mitrayasa Tahun 2006
Mesin Aktual
Optimal Penggunaan
Slacksurplus TK Teknis
1.300,45 1.533,919
13.037,081 TK Mesin
1.500,94 4.826,274
75.253,726 TK Pencampur
24,35 24,493
7.255,507 TK Mesin Cup
1.294,05 6.428,572
851,428 TK pengemas yoghurt
438,98 234,500
7.045,500 Pada Tabel 9, menunjukkan bahwa ketersediaan jam tenaga kerja langsung
masih terdapat sisa, terutama ketersediaan untuk tenaga kerja bagian mesin sebesar 75.253,726 jam. Hal ini disebabkan karena selama tiga bulan pabrik
belum memulai produksi untuk susu pasteurisasi dan yoghurt. Selain itu juga produksi selain susu pasteurisasi cup plain dan yoghurt plain menyebabkan
penggunaan tenaga kerja langsung untuk masing- masing produk belum optimal. Namun dapat dilihat bahwa berproduksi pada tingkat optimal mengurangi jam
menganggur dari seluruh bagian kecuali bagian mesin untuk susu dingin karena penggunaannya menjadi lebih sedikit dibandingkan aktualnya. Dengan demikian
pabrik masih dapat mengoptimalkan penggunaan tenaga kerjanya untuk meningkatkan produksi, sehingga tidak terjadi banyak pemborosan biaya tenaga
kerja.
7.2. Analisis Status Sumberdaya