Keterangan : JPXj = Jumlah penjualan produk ke-j selama tahun 2006 liter.
e. Kendala jam tenaga kerja langsung
∑
≤ JTi
dijXj Keterangan :
dij = Koefisien kebutuhan jam tenaga kerja langsung bagian ke-i untuk menghasilkan satu liter susu jenis ke-j jamliter dimana: i =1 untuk plate
cooler, i =2 untuk tangki penyalur, i =3 untuk tangki penerima, i =4 untuk PHE, i =5 untuk mesin cup, i = 6 untuk kompor gas, i=7 untuk alat
pencampur I, i=8 untuk inkubator, i=9 untuk alat pencampur II, i=10 untuk pengemas plastik.
JTi = Ketersediaan jam tenaga kerja bagian ke-i pada jam kerja normal untuk berproduksi selama tahun 2006 jam.
4. Menentukan Model Program Linier
Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk menentukan aktivitas terpilih, tingkat keuntungan yang diperoleh, status sumberdaya serta
analisis sensitivitas dengan bantuan komputer software LINDO dan kalkulator. Setelah fungsi tujuan dan kendala dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
menyusun model linier masalah optimalisasi produksi. Setelah dicapai kondisi optimal dilakukan analisis pasca optimal untuk mengetahui pengaruh perubahan
model program linier terhadap solusi optimal awal.
4.4. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat produksi dan alokasi sumberdaya optimal digunakan program linear dengan tujuan memaksimumkan keuntungan dari
produksi susu olahan KUD Mitrayasa. Penggunaan metode ini didasarkan pada hasil studi empirik yang menunjukkan bahwa output yang dihasilkan program
linear sesuai dengan tujuan penelitian ini. Selain itu program linear memiliki beberapa keunggulan diantaranya fungsi tujuan yang dapat fleksibel dan bisa
menggunakan banyak variabel. Kelemahan metode ini adalah hanya dapat digunakan untuk satu tujuan, asumsi proporsionalitas dan deterministik. Namun
kelemahan-kelemahan tesebut dapat dikompensasi dengan analisis sensitivitas dan analisis pasca-optimal.
Data kuantitatif yang dikumpulkan menyangkut aktivitas yang dipertimbangkan, faktor kendala yang menjadi pembatas, penentuan koefisien
input dan output serta penentuan fungsi tujuan. Kemudian diolah dengan bantuan kalkulator dan komputer. Data tersebut kemudian diedit dan ditabulasikan
menurut aktivitas dan dimasukkan ke dalam program linier, kemudian diolah dengan menggunakan program LINDO. Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Analisis Primal
Dengan analisis primal dapat diketahui kombinasi produk terbaik yang dapat menghasilkan tujuan maksimum,yaitu keuntungan yang paling besar dengan
tetap mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya yang tersedia. Dalam analisis primal dapat ditunjukkan aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam skema optimal
dan kuantitas dari aktivitas yang bersangkutan. Aktivitas yang tidak termasuk skema optimal akan memiliki nilai reduced cost. Dengan membandingkan antara
kombinasi produk terbaik hasil perhitungan dengan kombinasi produksi aktual akan diketahui apakah selama ini kegiatan produksi perusahaan sudah optimal
atau belum. 2.
Analisis Status Sumber Dual Nilai dual dual price menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada
fungsi tujuan apabila sumberdaya yang digunakan berubah sebesar satu satuan. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai slack atau surplus dan nilai dualnya.
Nilai dual sering disebut shadow price yang menunjukkan batas harga tertinggi suatu sumberdaya input yang masih memungkinkan perusahaan untuk tetap
melakukan pembelian. Nilai dual sangat berperan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam pembelian sumberdaya.
Dengan analisis ini dapat diketahui juga apakah sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi merupakan sumberdaya yang sifatnya langka
atau sebaliknya. Sumberdaya langka ditunjukkan dengan nilai slacksurplus = 0 dan slacksurplus 0, sedangkan jika nilai slacksurplus 0, maka sumberdaya
tersebut merupakan sumberdaya berlebih. Sumberdaya langka termasuk kendala aktif karena kendala ini membatasi fungsi tujuan, sedangkan kendala berlebih
termasuk kendala tidak aktif karena kendala ini kendala yang tidak habis terpakai dalam proses produksi dan tidak mempengaruhi fungsi tujuan apabila terjadi
penambahan sebesar satu satuan. 3.
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan pada
dua parameter input dalam program linier yaitu keuntungan per unit produk dan ketersediaan sumberdaya yang menjamin tidak adanya perubahan pada solusi
optimal. Analisis sensitivitas memberikan selang perubahan fungsi tujuan tanpa mempengaruhi tingkat produksi optimal serta perubahan ketersediaan sumberdaya
yang masih diperbolehkan tanpa merubah nilai dual price. Selang perubahan fungsi tujuan dan perubahan nilai ruas kanan model ditunjukkan pada nilai batas
atas allowable increase dan batas bawah allowable decrease.
4. Analisis Pasca-Optimalitas Post Optimal
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana solusi optimal yang diperoleh jika terjadi perubahan terhadap parameter yang membentuk model.
Analisis ini dilakukan terhadap dua skenario. Selama tahun 2006 di KUD mitrayasa terdapat informasi mengenai jumlah
penjualan terendah untuk produk susu pasteurisasi cup plain, sehingga dilakukan skenario I untuk mengetahui pengaruh penurunan sumbangan keuntungan dari
satu liter produk tersebut diluar range terhadap keputusan produksi. Hal ini dikarenakan biaya produksinya paling rendah sehingga menurunkan harga jual.
Sedangkan skenario II untuk mengetahui pengaruh penambahan batasan permintaan minimum untuk susu dingin terhadap keputusan produksi dan alokasi
sumberdaya. Hal ini dikarenakan kapasitas angkut dari IPS Industri Pengolah Susu susu dingin dikirim dalam jumlah relatif tetap sehingga menuntut adanya
batasan pengiriman akan susu dingin. Dengan analisis pasca-optimalitas post optimalitas diharapkan pihak pengambil keputusan perusahaan dapat memilih
alternatif yang paling menguntungkan dan sesuai dengan kondisi perusahaan, sehingga kondisi optimal tercapai.
V. KOPERASI UNIT DESA MITRAYASA