Hubungan Penimbangan Balita dengan Kejadian ISPA Berulang pada Balita

langsung dengan responden menggunakan kuesioner. Adapun hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pekalongan Selatan menunjukkan bahwa angka balita dengan status imunisasi tidak lengkap masih cukup tinggi. Hal ini dikarenakan berbagai alasan salah satunya keadaan balita yang masih sakit saat akan dilakukan imunisasi. Diharapkan untuk kader posyandu dapat memberikan pemahaman dan kesadaran kepada ibu balita akan pentingya imunisasi bagi balita agar balita mendapat imunisasi secara lengkap.

5.1.4. Hubungan Penimbangan Balita dengan Kejadian ISPA Berulang pada Balita

Penimbangan balita dinilai dengan cara rutin atau tidaknya balita dilakukan penimbangan setiap bulannya, atau dalam 1 tahun minimal dilakukan penimbangan sebanyak 8 kali di sarana pelayanan kesehatan. Hasil analisis penelitian dengan uji chi square yang dilakukan terhadap variabel penimbangan balita dengan kejadian ISPA berulang didapatkan p value sebesar 0,175 dan lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 0,1750,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara penimbangan dengan kejadain ISPA berulang pada balita. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar balita sudah dilakukan penimbangan secara rutin sesuai dengan standart PHBS. Dari total 106 balita, sejumlah 90 balita 85 telah dilakukan penimbangan secara rutin, sedangkan 42 balita 46 diantaranya terjadi ISPA berulang pada balita. Dan hanya 16 balita 15 yang penimbangannya tidak dilakukan secara rutin dimana 11 balita 68 diantaranya terjadi ISPA berulang pada balita. Salah satu tujuan penimbangan balita adalah untuk mengetahui status gizi balita sehingga pertumbuhan balita dapat terpantau dengan baik. Dengan pemantauan status gizi secara baik maka apabila balita mengalami penurunan status gizi dapat dilakukan perbaikan gizi dengan segera, sehingga dapat meminimalisir terjadinya penyakit infeksi seperti ISPA. Hal ini menunjukkan bahwa penimbangan balita tidak memiliki pegaruh langsung untuk terjadinya ISPA, namun melalui perantara variabel status gizi. Dengan kata lain pengaruh variabel penimbangan balita dapat tertutupi oleh variabel lain yang memiliki pengaruh yang lebih besar, yaitu status gizi. Hasil observasi menunjukkan bahwa untuk sarana dan prasarana kesehatan di wilayah kerja puskesmas Pekalongan Selatan sudah memadahi, salah satunya dengan pelaksanaan posyandu yang rutin dilaksanakan setiap bulannya. Kegiatan ini dilaksananakan oleh 34 posyandu yang tersebar merata di 6 kelurahan yang menjadi wilayah kerja puskesmas. Kemudahan akses dan kepuasan pelayanan menjadikan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk ibu dan balita semakin mudah didapat.

5.1.5. Hubungan Status BBLR dengan Kejadian ISPA Berulang pada Balita

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh utara

21 158 71

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SORONG Hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sorong Propinsi Papua Barat Tahun 2015.

0 2 14

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabu

0 1 18

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toro

0 1 12

PENDAHULUAN Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

0 3 4

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA Hubungan asupan energi, protein dan perilaku hidup Bersih dan sehat (phbs) dengan kejadian pneumonia Pada balita di puskesmas tawangsari Kabupaten sukoha

1 6 18

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA Hubungan Status Gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.

1 4 18

Hubungan Phbs (Perilaku Hidup Bersih Sehat) Pengasuh Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Mangkang 2010. - UDiNus Repository

0 0 2