Efni Ulina Sirait : Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Dalam Susu Kedelai Pada Usaha Kecil Di Kota Medan 2009, 2010.
temukan karena jaringan perjalanan yang demikian panjang dan melalui jaringan perdagangan pangan.
5.1.2 Penyimpanan Bahan Minuman
Berdasarkan hasil penelitian pada prinsip penyimpanan bahan minuman, sebanyak 20 usaha kecil tidak menyimpan bahan baku kacang kedelai di tempat yang
bersih dan kedap air. Wadah penyimpanan bahan baku diletakkan di atas lantai yang kotor. Serta semua usaha kecil menyimpan bahan baku di tempat yang tertutup dan telah
menyimpan bahan baku kacang kedelai terpisah dari minuman jadi susu kedelai. Hal ini juga menghindari kontaminasi terhadap bahan berbahaya penyebab penyakit.
Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut.
Menurut Prabu 2009, lokasi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, virus dan parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Serta suhu bagi penyimpanan biji-bijian adalah pada suhu kamar
yaitu 25 C.
5.1.3 Pengolahan Minuman
Berdasarkan hasil penelitian pada prinsip pengolahan minuman, terdapat 90 usaha kecil yang penjamah minumannya tidak memakai celemek, tutup kepala, sarung
tangan dan penutup mulut pada saat pengolahan minuman. Bahkan jarang ditemui penjamah minuman menggunakan pakaian lengkap pada saat mengolah. Penjamah
Efni Ulina Sirait : Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Dalam Susu Kedelai Pada Usaha Kecil Di Kota Medan 2009, 2010.
minuman hanya memakai baju tidak berlengan singlet dan celana pendek. Hal ini disebabkan karena tingginya suhu pada saat pengolahan minuman. Serta terdapat seorang
penjamah yang bercakap-cakap saat menangani minuman. Semua usaha kecil tidak memiliki seorang penjamah minuman yang menderita
penyakit mudah menular, misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya. Serta semua penjamah minuman telah mencuci tangan setiap kali hendak menangani
minuman. Tidak terdapat penjamah yang merokok atau menggaruk anggota badan telinga, hidung, mulut, atau bagian lainnya pada saat mengolah minuman. Semua
penjamah tidak batuk atau bersin di hadapan minuman yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung. Serta tidak terdapat penjamah menggunakan emas pada saat
mengolah minuman. Pada tahap pengelolaan bahan makanan, yang perlu diperhatikan adalah
pengawasan perilaku sehat para pekerja dan pakaian kerja, pengolahan makanan, pencucian alat dan pembersihan ruangan Chenliyana, 2007. Agar menghasilkan
makanan yang bersih, sehat, aman, dan bermanfaat bagi tubuh maka diperlukan pengolahan yang baik dan benar. Penjamah minuman harus menggunakan alat pelindung
diri seperti celemek, tutup kepala, sarung tangan dan penutup mulut untuk menghindari kontaminasi terhadap minuman. Sebab hidung, mulut, telinga, isi perut serta kulit
merupakan sumber pencemaran dari tubuh manusia Depkes, 2004. Perilaku seorang penjamah yang tidak hygiene juga dapat menjadi sumber
penularan penyakit terhadap minuman seperti perpindahan bakteri sehingga menyebabkan penyakit. Untuk menghindarinya, maka seorang penjamah tidak merokok
Efni Ulina Sirait : Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Dalam Susu Kedelai Pada Usaha Kecil Di Kota Medan 2009, 2010.
atau menggaruk anggota badan, batuk, bersin, atau menderita penyakit mudah menular, tidak menggunakan perhiasan pada saat menjamah minuman serta selalu mencuci tangan
pada saat hendak menjamah minuman. Berdasarkan lokasi usaha kecil pengolahan minuman susu kedelai, peneliti
mengamati bahwa terdapat 20 penjamah mengolah minuman susu kedelai di dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi cukup baik. Ruangan yang baik harus dilengkapi
dengan ventilasi agar adanya pergantian udara yaitu O2 dan CO2 sehingga ruang tidak lembab serta bau dan tidak cocok bagi pertumbuhan bakteri di ruangan tersebut.
Terdapat 40 penjamah tidak mengolah minuman dalam ruangan yang laintainya selalu bersih, kering, tidak lembab dan licin dan semua penjamah tidak menggunakan
ruangan pengolahan yang bebas vektor lalat, tikus, dll . Sedangkan lalat dan tikus adalah sumber pencemar yang cukup potensial pada makanan dan dapat menyebabkan
penyakit bila mengkonsumsi minuman yang sudah dikontaminasi oleh vektor tersebut. Terdapat 40 penjamah tidak mencuci peralatan dengan air yang mengalir.
Penjamah telah menyediakan satu tempat penampungan air khusus untuk mencuci semua peralatan. Air yang tidak mengalir atau sudah ditampung dalam suatu wadah
kemungkinan sudah terkontaminasi dan mengandung sumber pencemar penyebab penyakit. Serta terdapat 40 penjamah tidak menyediakan tempat penampungan sampah
tertutup. Hal ini juga menyebabkan pencemaran sebab sampah dapat menjadi sarang vektor penyakit dan mikroorganisme pathogen, seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa, dll
serta dapat mencemari udara sekitarnya. Untuk itu perlu adanya pengelolaan sampah yang baik, yaitu dengan menyediakan tempat penampungan sampah yang tertutup.
Efni Ulina Sirait : Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Dalam Susu Kedelai Pada Usaha Kecil Di Kota Medan 2009, 2010.
Semua usaha kecil telah menyediakan tempat mencuci tangan dan peralatan. Semua usaha kecil mencuci peralatan sebelum digunakan dalam setiap pengolahan,
menggunakan peralatan yang tidak gompel atau retak. Peralatan yang gompel atau retak akan menjadi sarang kotoran atau bakteri. Peralatan tidak dapat digunakan kembali
apabila tidak dicuci setelah digunakan karena sisa dari penggilingan bahan baku kacang kedelai menyebabkan lengket pada alat serta dapat menyebabkan kerusakan. Dan hal ini
dapat menghindari kontaminasi terhadap sumber pencemaran yang terdapat pada peralatan. Peralatan yang tidak utuh tidak mungkin dapat dicuci sempurna sehingga dapat
menjadi sumber kontaminasi. Serta semua pembuatpenjual selalu membersihkan peralatan setelah digunakan Depkes, 2004.
5.1.4 Penyimpanan Minuman Jadi