Nakba Day Tema-tema Mural Intifadha

hukum, karena munculnya mural merupakan penanda bahwa mereka akan segera berhadapan dengan konfrotasi masa.

1. Bagi rakyat Palestina

Mural dapat mensugesti audien untuk melakukan tindakan, hal ini mengacu kepada rakyat Palestina yang secara kolektif menolak keberadaan pendudukan di wilayah mereka. Dalam kategori sebagai pembaca, mereka dapat dianggap sebagai komunitas interpretif dan konstitutif. Radway mengatakan,”sebagai pembaca, mereka disatukan oleh tujuan umum, preferensi dan prosedur penafsiran”. 69 Membaca mural sama seperti membaca teks, tidak terjadi dalam “ruang hampa”, tetapi terdapat persoalan yang menyangkut tentang masalah bersejarah, tempat, dan pengalaman mereka. Keberadaan mural yang merata dan menyeluruh, membuat mereka sulit menghindari pandangannya dari warna warni hiasan dinding. Akibatnya, rakyat Palestina selalu memberi perhatiannya kepada goresan dinding tersebut. Tidak berhenti sampai di sana, mereka juga memahami arti dari kemunculan mural pada dinding. Setiap pagi hari saat melihat mural baru yang hadir, mereka dapat menyimpulkan bahwa perlawanan masih terus berlanjut. Asumsi tersebut memunculkan penafsiran bahwa ada seseorang yang sedang mempertaruhkan hidupnya dan menyatakan keberadaan mereka tinggal di wilayah ini. Beberapa rakyat Palestina, menganggap dinding seperti layaknya headline news pada sebuah koran. Karena pada umumnya, mural diproduksi ketika terjadi 69 Janice Radway. Interpretive Communities and Variable Literacies: The Functions of Romance Reading . In Rethinking Popular Culture: Contemporary Perspectives in Cultural Studies, Berkeley: University of California Press, 1991, h. 470. sesuatu yang “panas” atau memberitakan peristiwa yang sedang terjadi. Mereka telah memahami bahwa mural tersebut tidak akan bertahan lama dan biasanya akan diblok beberapa hari setelahnya. Untuk itu, ketika sedang berjalan dan melihat corat-coret mural, mereka dengan segera mendatanginya untuk mengetahui apa yang baru saja dituliskan. Bahkan terkadang, rakyat Palestina sengaja mendatangi dan berdiri di depan mural untuk dibacanya sebagai sarana, baik hanya untuk mendapatkan informasi berita atau bahkan himbauan melakukan aksi. Akibatnya, isi mural tersebut sering dibawa pulang untuk dijadikan tema pembahasan yang memicu diskusi sosial politik, baik di kelompok-kelompok kecil seperti keluarga dan kerabat, atau di suatu perkumpulan masyarakat Palestina. 70

2. Sikap dan Respons Tentara Israel

Tindak kekerasan yang sering dilakukan tentara Israel tidak hanya dialamatkan kepada seorang pembuat mural semata, namun juga pembaca mural. Sikap tersebut merupakan langkah antisipasi tentara Israel, karena mereka beranggapan bahwa mural pasti menyerukan provokasi dan mensugesti audiens untuk melakukan perlawanan. Tindakan radikal Israel adalah bukti pengakuan akan bahaya yang ditimbulkan dari praktik sosial tersebut. Adanya pemberlakuan sensor oleh Israel, semakin memperjelas pengakuan tentang bahaya yang ditimbulkan dari sifat dasar sosial seperti membaca. 70 Seorang wanita yang sudah tua di wilayah Yerusalem, graffiti sering menjadi titik tolak untuk diskusi politik dengan anak-anaknya. Dia menemukan informati graffiti dari sikap berbagai faksi perlawanan. Setelah membaca grafiti tertentu ia akan meminta anak-anaknya berpendapat tentang sikap yang diambil di dalamnya. Lihat Julie Peteet, “The writing on the walls: the graffiti of the intifada ”, Cultural Anthropology, Vol. 11, no. 2, 1996, h. 159. Dinding pada umumnya dilukis pada larut malam ataupun dini hari, namun tentara Israel seringkali mengadakan patroli malam dan terkadang mendapati para pemuda yang sedang beraksi. Walaupun di lain waktu, membaca mural tidak menimbulkan efek terhadap audiens, namun tetap saja Israel menganggap hal tersebut merupakan sebuah pelanggaran. Sebab, menggambar dan menulis dengan tujuan untuk disebarluaskan kepada khalayak umum tanpa melalui izin badan sensor Israel adalah tindakan ilegal. Dan disuatu waktu tentara Israel terkadang menggunakan kekerasan dengan memukuli atau bahkan menembak para pemuda Palestina yang sedang beraksi membuat mural. 71 Seperti permainan “kucing-kucingan” antara pemuda Palestina dengan tentara Israel, namun kali ini dengan resiko kematian. Bentuk mural seringkali berubah-ubah dalam setiap waktu pada tempat yang sama. Suatu ketika mural muncul dan pada waktu berikutnya ia diblok dengan cat hitam oleh tentara Israel, namun selang kemudian muncul kembali. Hal tersebut terkadang membuat Israel meradang, sehingga tentara Israel semakin serius menanggapi fenomena dinding yang “berbicara” ini. Upaya keseriusan Israel dalam menanggapi fenomena praktek sosial yang semakin marak ini kian terlihat ketika mereka membentuk sebuah badan operasi khusus The Arabized Samson Unit. Badan tersebut bertugas untuk mencari dan mengejar para pembuat mural serta memaksa keluarga mereka membersihkan 71 Dalam berita yang dilansir oleh Reuters sebuah kantor berita yang bermarkas di London, Inggris. Dan didirikan pada tahun 1851, pada tanggal 5 desember 1992, dari camp pengungsi Khan Younis di daerah Jalur Gaza melaporkan bahwa bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina yang menyebabkan seorang anak tewas dan 13 orang terluka, ketika tentara mulai mengejutkan sebuah kelompok yang terdiri atas lima orang pria bertopeng sedang menyemprotkan mural.