4 Belajar pemecahan masalah, belajar berpikir sistematik, logis, teratur dan teliti dengan tujuan memperoleh kemampuan kognitif untuk dapat
menyelesaikan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. 5 Belajar rasional, belajar menggunakan kemampuan berpikir logis dan
rasional guna memperoleh beragam kecakapan dalam menggunakan prinsip dan konsep.
6 Belajar kebiasaan, belajar merupakan proses pembentukan kebiasaan- kebiasaan baru dengan tujuan siswa memperoleh kebiasaan-kebiasaan
baru yang lebih positif. 7 Belajar apresiasi, belajar mempertimbangkan arti penting suatu objek
agar siswa dapat mengembangkan kecakapan ranah rasa yaitu mampu menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.
8 Belajar pengetahuan, belajar dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek tertentu agar siswa dapat memperoleh
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang rumit.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian utama yaitu
10
: 1 Faktor Internal dari dalam diri siswa, meliputi aspek fisiologis misal
keadaan mata dan telinga dan aspek psikologis inteligensi, 2 Faktor eksternal dari luar diri siswa, lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial rumah, gedung sekolah, dsb., 3 Faktor pendekatan belajar, semakin mendalam cara belajar siswa maka
semakin baik hasilnya.
e. Adab-Adab Perserta Didik dalam Belajar Bersama Guru
Beberapa aturan adab yang harus murid taati untuk dapat menyerap pelajaran yang dipelajari disekolah antara lain:
11
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2002, cet. 3 h.130-141
1 Senantiasa hormat dan memberi salam kepada guru. 2 Duduk yang sopan dan senantiasa tenang.
3 Meminta izin sebelum bertanya. 4 Bertanya pada waktu yang tepat.
5 Menjaga perasaan guru. 6 Memberi bantuan kepada guru sesuai yang ia butuhkan.
7 Lakukan apa yang paling guru senangi selama itu baik dan benar. 8 Berkata baik dan dengan bahasa yang sopan kepada guru.
9 Tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru.
2. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari ‘medium’, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar
12
. National Education Association NEA mengartikan media adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi dan perangkat kerasnya
13
. Sedangkan media pendidikan adalah alat bantu yang digunakan dalam bidang pendidikan, yakni perantara dalam menyampaikan materi
kepada siswa agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Sementara definisi media pengajaran adalah sarana meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di
sekolah.
14
Gagne’ dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa, “Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik,
televisi dan komputer”
15
. Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa media
11
Pupuh, Op. Cit., h. 123
12
Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet 4, h.120
13
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, Bandung: CV. Wacana Prima, 2007, h.6
14
Adedapo Y.A, Salawu I.o, and Afolabi A.O. Effect Of Video And Audio Taped Instrukction on Cognitive Learning Outcomes In Economi. Ilorin Journal of Education, h.1
15
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011, cet. 14, h.4
adalah alat bantu atau perantara untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Sedangkan media pendidikan adalah alat bantu atau perantara untuk
menyampaikan pesan berupa isi materi pengajaran kepada peserta didik. Pada awal sejarah, media hanya merupakan alat bantu yang dipergunakan
guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang pertama kali digunakan adalah alat bantu visual guna memberikan pengalaman visual pada siswa,
memotivasi belajar dan mempermudah konsep yang abstrak. Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi pada pertengahan abad 20 yaitu
teknologi audio sehingga lahirlah media audio visual. Dalam rangka memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengklasifikasikan dari
tingkat yang paling konkret ke yang paling abstrak.
16
.
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
16
Rudi dan Cepi Op. cit., h.7-8
Lambang kata
Lambang visual
Gambar Diam, Rakaman
Radio Gambar Hidup
Pameran Televisi
Karyawisata Dramatisasi
Benda Tiruan Atau Pengamatan
Pengalaman
Langsung konkret
abstrak