Jaringan Landasan Teori 1. Hakikat Belajar

sangat besar dalam meningkatkan aspek kognitif dan afektif dari pembelajaran sains. 56 Sebuah penelitian lain, dengan judul Teacher Perseption of The Role of Media In Classroom Teaching In Secondary School, yang dilakukan oleh Sunday Taiwo menyatakan bahwa Penggunaan media sebagai sistem pembelajaran menekankan inovasi dan perubahan dalam metode atas penggunaan media sebagai alat bantu instruksional 57 .

C. Kerangka Berpikir

Belajar mengajar dua kata yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Belajar merupakan suatu proses pencarian atau menuntut ilmu, belajar lebih menekankan kepada proses peserta didik yang sedang mencaritahu diberitahu akan sesuatu hal yang belum diaketahui sehingga menjadi tahu dengan hasil belajar berupa adanya perubahan sikap pada diri peserta didik. Sedangkan mengajar merupakan proses penyaluran ilmu dari guru kepada peserta didik. Namun, untuk mendapatkan hasil belajar yang baik maka sistem pendidikan, sarana dan prasarana haruslah memadai. Mulai dari pendidik, kurikulum, serta alat-alat atau sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran. Salah satunya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran dianggap penting karena pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar serta dapat mengurangi kejenuhan peserta didik. Begitu juga sebaliknya, kesalahan dalam memilih media pembelajaran akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan saat proses pembelajaran sedang berlangsung, hal ini akan berdampak kepada penurunan hasil belajar dari peserta didik. Salah satu jenis media pembelajaran adalah video pembelajaran. Video pembelajaran 56 David Kumar dan Cynthia L. Wilson, Computer Technology, Science Education, and Students with Learning Disabilities, Journal of Science Education and Technology, Vol. 6, No. 2, 1997, h. 159. 57 Sunday Taiwo, Teacher Perseption of The Role of Media In Classroom Teaching In Secondary School, The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET January 2009 ISSN: 1303-6521 volume 8 Issue 1 Article 8, h. 79 dianggap mampu untuk menarik perhatian peserta didik karena tampilan visualnya yang dapat bergerak dan disertai suara, sehingga peserta didik merasa tertarik dan tidak merasa jenuh atau bosan saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar, yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk menjadi baik, dan lain-lain yang intinya terjadi perubahan pengetahuan maupun sikap pada diri individu. Keberhasilan proses pembelajaran juga dapat ditentukan dengan mengetahui sejauh mana siswa dapat mencerna dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan, untuk mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang diajarkan dapat dilakukan melalui evaluasi pembelajaran dan pengukuran melalui aspek kognitif. Konsep yang diteliti dalam penelitian ini adalah Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan. Konsep Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan ini bersifat abstrak sehingga diperlukan media dalam penyampaian konsep ini. Media audio visual berupa Video merupakan salah satu media yang tepat yang dapat menarik perhatian dan memotivasi peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai konsep Sistem Organisasi Kehidupan dan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itulah, peneliti ingin membuktikan mengenai adanya pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa, “Media audio-visual berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Sistem Organisasi Kehidupan”. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan, dimana SMP Negeri 13 Tangerang Selatan ini adalah salah satu lembaga pendidikan yang terletak di wilayah kota Tangerang Selatan, tepatnya di jalan Beruang II Peladen Pondok Ranji Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penelitian di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan telah dilakukan pada bulan Mei 2013.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok rancangan eksperimen semu Quasi Experiment Design, yaitu metode penelitian yang dapat memberikan kemungkinan sebanyak-banyaknya bagi peneliti untuk mengendalikan variabel dalam situasi yang ada. Kelompok uji coba eksperimen dan kelompok pembanding kontrol tidak dipilih secara acak. Kedua kelompok sudah ada sebelumnya, dan tidak ada pengubahan perlakuan. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 . Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan media audiovisual, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh penggunaan media audiovisual. Adapun desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group Design yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, adapun bagannya seperti tabel di bawah ini: 2 : 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 8, h. 114. 2 Ibid., h. 116.