membantunya. Sena juga selalu mengingatkan teman-temannya yang ingin menjalani hubungan sesama jenis agar berpikir dan mempertimbangkan dahulu karena dunia
“L” sangat kejam. Memiliki banyak teman tetap membuat Sena memilih untuk berteman dekat dan terbuka kepada perempuan karena baginya sesama perempuan
bisa saling mengerti perasaan. Di dalam keluarga, Sena adalah seseorang sangat tertutup kepada keluarganya. Sena mengakui bahwa ia adalah satu-satunya anak yang
jarang berkomunikasi dengan orangtuanya. Dengan kedua pasangannya, Sena merasa
nyaman dan bisa menikmati hubungan pacarannya. Sena juga merasa puas ketika menjalani hubungan pacaran dengan laki-laki dan perempuan karena ia bisa
dilindungi dan juga melindungi orang yang ia sayangi.
c. Otonomi
Ryff 1995 mengatakan bahwa ciri utama seseorang yang memiliki otonomi yang baik antara lain kemampuan untuk menentukan nasib sendiri, kemampuan untuk
mengatur tingkah laku, dan kemampuan untuk mandiri. Sebagai seorang biseksual, Sena tidak merasa terganggu melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sena pun merasa
bebas menjadi dirinya sendiri ketika berpacaran dengan laki-laki dan perempuan. Ryff juga mengatakan bahwa ciri utama individu yang memiliki otonomi yang
baik adalah bahwa ia mampu mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan orang lain. Dalam mengambil keputusan, Sena selalu bertanya kepada orangtuanya.
Dari dulu sampai sekarang orangtua Sena tidak pernah mendukung keputusan yang di ambilnya. Orangtua Sena belum membebaskan Sena sepenuhnya sehingga dalam
setiap mengambil keputusan orangtuanya selalu ikut campur. Tetapi ketika memutuskan berpacaran dengan laki-laki dan perempuan Sena mengambil keputusan
sendiri tanpa pertimbangan apapun. Sampai saat ini Sena belum bisa memutuskan
untuk memilih.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu ciri individu dengan otonomi yang baik adalah individu yang memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan sosial. Berbeda dengan Sena, ia justru
mengikuti tuntutan lingkungan yang mengharuskannya untuk berpenampilan seperti laki-laki padahal sebelumnya ia bekeinginan untuk berpenampilan seperti perempuan.
d. Penguasaan Lingkungan
Kemampuan untuk menguasai lingkungan didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memilih, menciptakan, atau mengelola lingkungan agar berjalan
seiring dengan kondisi psikologis dirinya dalam rangka pengembangan diri. Individu yang baik dalam dimensi penguasaan lingkungan memiliki keyakinan dan kompetensi
dalam mengatur lingkungan. Ia dapat mengendalikan aktivitas eksternal yang berada di lingkungannya termasuk mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari-
hari, memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungannya, serta mampu memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pribadi.
Dalam penelitian ini, Sena tidak merasa kesulitan jika harus berperan sebagai laki-laki ketika berpacaran dengan perempuan. Ketika bermasalah dengan salah satu
pasangannya, Sena mampu membawa diri dan tidak mau menunjukkan kepada pasangannya kalo ia bermasalah dengan pasangan yang lain. Selain itu, ketika
berpacaran dengan perempuan, Sena berusaha mengatur jarak dengan perempuan tersebut agar masyarakat tidak menilai buruk ketika melihat mereka berjalan bersama.
e. Tujuan Hidup