Deskripsi identitas diri responden I Latar Belakang Responden I Santi

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

Pada bagian ini akan diuraikan hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami bagaimana psychological well- being pada individu biseksual yang berpacaran maka data akan dijabarkan, dianalisa, dan diinterpretasi per-subjek. Interpretasi akan dijabarkan dengan menggunakan aspek-aspek yang terdapat dalam pedoman wawancara.

A. Responden I

1. Analisa Data

a. Deskripsi identitas diri responden I

Tabel 1. Gambaran Umum Responden I Keterangan Responden I Inisial Santi Usia 25 tahun Agama Islam Jenis Kelamin Perempuan Urutan Dalam Keluarga Anak ketiga dari tiga bersaudara

b. Latar Belakang Responden I Santi

Responden I bernama Santi bukan nama sebenarnya yang genap berusia 25 tahun pada bulan 12 ini adalah seorang perempuan berkulit putih, mata sedikit sipit dengan bola mata berwarna hitam, tinggi badan 160 cm, berat badan 50 kg dan berambut hitam yang panjangnya sebahu. Santi yang berstatus belum menikah ini merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Santi memiliki dua abang yang keduanya sudah menikah. Abangnya yang pertama sudah memiliki 2 anak perempuan sedangkan yang kedua belum memiliki anak. Sebagai anak yang paling kecil di dalam keluarga, Santi tetap dituntut untuk Universitas Sumatera Utara mandiri dari sejak kecil. Oleh orangtuanya Santi sering ditinggal di rumah sejak kecil, sehingga hal tersebut membuat Santi tumbuh menjadi manusia mandiri. Selama ia mampu segala sesuatu ia kerjakan sendiri. Santi lahir dari campuran keluarga Melayu dan Tionghoa. Ayah Santi yang suku Melayu sampai sekarang memiliki usaha dagang dan ibunya yang suku Tionghoa merupakan pensiunan pegawai swasta. Santi adalah seorang biseksual yang saat ini sedang berpacaran sekaligus dengan laki-laki dan perempuan. Dalam perjalanan hidupnya Santi memiliki masa lalu yang sangat mengecewakan dirinya sehingga ia berpikir bahwa masa lalu itulah yang membuat ia menjadi seorang biseks. Masa lalu itu adalah sikap ayahnya yang terlalu kasar dan suka memukul Santi sejak dia masih anak-anak sampai sekarang. Bukan hanya kepada Santi tetapi juga kepada ibu dan kedua abangnya. Santi sudah tidak merasa takut atas perlakuan ayahnya karena sudah terbiasa dipukul sejak Santi masih anak-anak sehingga dia berani melawan ayahnya. Perasaan capek dan jenuh atas pertengkaran dengan ayahnya ini membuat dia memutuskan untuk pergi dari rumah. Saat ini Santi tinggal bersama temannya di rumah kost. Santi mengakui bahwa ia memiliki wujud seorang bapak yang tidak berguna sehingga ia berpikir bahwa tanpa laki-laki ia pun bisa hidup. Pada awalnya, Santi mengalami ketertarikan dengan laki-laki pada saat ia berada di bangku SMP. Ketika menginjak bangku SMA, Santi dekat dengan seorang perempuan, ia tertarik dan kagum pada kepribadiannya sehingga membuat Santi merasa ingin lebih dekat lagi dengan perempuan itu. Sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk menjalani hubungan pacaran dengan perempuan tersebut. Inilah pertama kalinya Santi berpacaran, yaitu dengan perempuan. Sampai saat ini ia telah berpacaran dengan pacaran perempuan sebanyak 5 kali. Universitas Sumatera Utara Pada usianya yang ke 22 tahun, Santi pernah menjalin hubungan pacaran dengan laki-laki. Namun hubungan tersebut hanya berlangsung selama 2 minggu, karena Santi hanya kasihan kepada laki-laki itu dan tidak menyukainya. Ketika pacaran untuk kelima kalinya dengan perempuan pacar Santi saat ini, Santi yang sudah berhubungan pacaran jarak jauh dengan kekasihnya ini mengalami konflik yang pada akhirnya membuat mereka harus berpisah. Sampai akhirnya Santi dekat dengan temannya yang laki-laki yang sudah berteman dengannya selama 4 tahun dan akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran. Seiring berjalannya waktu, mantan pacar Santi yang perempuan datang ke Medan dan membuat mereka menjadi dekat kembali, tanpa ada kata “jadian” mereka berhubungan. Pada awalnya Santi menolak dan mengatakan bahwa ia sudah memiliki pacar laki-laki. Namun karena rasa sayang yang masih dimiliki oleh keduanya, pada akhirnya mereka kembali menjalin hubungan. Sampai saat ini, Santi terlibat dua cinta yang berlainan jenis dan hubungan ini sudah berlangsung selama 3 tahun. Santi berpacaran jarak jauh dengan perempuan dan tinggal satu kota dengan pacarnya yang laki-laki. Ketika menjalani hubungan dengan kedua pacarnya tidak jarang Santi membawa hubungannya ini dengan sholat. Sebagai seorang yang beragama Islam, terkadang Santi merasa malu kepada Tuhan ketika menjalani sholat, tetapi ia tidak punya pilihan lain selain mengadu kepada Penciptanya. Walaupun menjalankan sholat, Santi tidak terlibat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan agama Islam. Santi lebih memilih untuk berjalan sendiri daripada harus mengikuti kegiatan-kegiatan agama. Di usia Santi yang menginjak usia 25 tahun, ia belum bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk hubungannya. Sebenarnya Santi ingin memilih untuk berhubungan dengan salah satu pacarnya namun sampai sekarang ia tidak bisa berbuat Universitas Sumatera Utara apa-apa karena belum mendapatkan celah untk berpisah dengan salah satu dari mereka. Peneliti mengenal Santi dari teman peneliti yang merupakan teman Santi. Peneliti mengenal Santi sejak 5 bulan yang lalu. Peneliti menanyakan secara langsung apakah Santi seorang biseksual dan apakah bersedia menjadi responden penelitian pada penelitian ini dan peneliti menjelaskan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Setelah mendapatkan kesediaan langsung dari Santi untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti kemudian menentukan jadwal pertemuan berikutnya dengan Santi untuk selanjutnya melakukan wawancara. Tabel 2. Waktu Wawancara Responden I HariTanggal wawancara Waktu wawancara Tempat wawancara Sabtu14 November 2009 11.15 – 12.15 WIB Rumah Kost Responden I Rabu18 November 2009 17.30 – 18.45 WIB Rumah Teman Responden I Jumat20 November 2009 20.30 – 21.45 WIB Rumah Kost Responden I

c. Data hasil wawancara Dimensi Psychological Well – Being Individu Biseksual Yang Berpacaran