Hubungan Positif dengan Otonomi Dari dulu sampai sekarang dalam setiap mengambil keputusan

Tabel 6. Gambaran Dimensi Psyhological Well-Being Pada Responden II Dimensi PWB Gambaran PWB 1. Penerimaan Diri Sena menyadari bahwa dirinya adalah seorang biseksual dan bisa menerima dirinya sebagai biseksual. Ketika orangtuanya mengatakan bahwa Sena adalah biseksual, ia bisa menerima keadaan dirinya seperti itu. Selain itu, ia juga merasa puas menjadi seorang biseks. Karena itu Sena tetap menilai baik dirinya menjalani hidup sebagai seorang biseksual dan tidak menyalahkan orangtua dan sepupunya yang sudah membuatnya menjadi biseksual.

2. Hubungan Positif dengan

Orang Lain a Keterbukaan Sena kepada orang lain tentang identitasnya: Sena hanya membuka identitasnya kepada teman-temannya yang lesbi, biseksual, beberapa teman kampus dan pacarnya yang perempuan dan mereka tetap menerima Sena. Sena tidak ingin membuka identitasnya kepada keluarga dan pacarnya yang laki-laki sampai kapanpun. Tetapi Sena gagal menjaga rahasia identitasnya kepada keluarga. Ia ketahuan berpacaran dengan perempuan sehingga hubungan dengan keluarga besarnya pun menjadi buruk tetapi tidak dengan keluarga intinya. b Hubungan Sena dengan orang lain: Dalam kehidupan sehari-hari Sena suka bergaul dan sangat dibutuhkan oleh teman-temannya walaupun terkadang teman- temannya belum tentu ada yang mau membantunya. Sena juga selalu mengingatkan teman-temannya yang ingin menjalani hubungan sesama jenis agar berpikir dan mempertimbangkan dahulu karena dunia ā€œLā€ sangat kejam. Memiliki banyak teman tetap membuat Sena memilih untuk berteman dekat dan terbuka kepada perempuan karena baginya sesama perempuan bisa saling mengerti perasaan. Di dalam keluarga, Sena adalah seseorang sangat tertutup kepada keluarganya. Sena mengakui bahwa ia adalah satu-satunya anak yang jarang berkomunikasi dengan orangtuanya. Dengan kedua pasangannya, Sena merasa nyaman dan bisa menikmati hubungan pacarannya. Sena juga merasa puas ketika Universitas Sumatera Utara menjalani hubungan pacaran dengan laki-laki dan perempuan karena ia bisa dilindungi dan juga melindungi orang yang ia sayangi.

3. Otonomi Dari dulu sampai sekarang dalam setiap mengambil keputusan

orangtua Sena selalu ikut campur. Tetapi ketika Sena memutuskan pacaran dengan laki-laki dan perempuan, dia memutuskannya sendiri. Dalam kesehariannya Sena tetap melakukan aktivitasnya sehari-hari tanpa merasa terganggu, sama seperti orang-orang pada umumnya. Selama berpacaran dengan laki-laki dan perempuan pun Sena bebas menjadi dirinya sendiri. Dalam pergaulan Sena sering mengikuti tuntutan dari lingkungan sekitarnya. Sampai saat ini Sena belum bisa memutuskan untuk memilih Walaupun pada akhirnya dia harus memilih untuk bersama dengan laki-laki karena kodratnya sebagai perempuan, namun jika terlepas dari norma-norma agama ataupun masyarakat yang menentang, dia ingin memilih hidup bersama perempuan

4. Penguasaan Lingkungan