54 disease
menjadi sumber penyebab kematian ayam. Sedangkan pada period eke 8- 10 penyakit yang menyerang peternakan ayam broiler milik Bapak Restu lebih
komplek yaitu cronic respiratory disease, infectious bursal disease, colibacillosis, dan newcastle disease dengan kata lain semua jenis penyakit ada pada ketiga
periode terakhir tersebut.
6.2 Analisis Probabilitas Risiko Produksi
Hasil identifikasi terhadap sumber-sumber risiko produksi pada usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Restu memberi informasi bahwa ada tiga
jenis sumber risiko produksi. Berikut ini adalah analisis probabilitas terhadap masing-masing sumber risiko tersebut untuk mengetahui seberapa besar
probabilitas dan kemungkinan terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko yang ada pada peternakan ayam broiler milik Bapak Restu.
Analisis probabilitas ini dilakukan untuk mengetahui mana saja sumber risiko yang kemungkinan terjadinya kecil dan mana sumber risiko yang
kemungkinan terjadinya besar, sehingga kemudian dapat ditentukan prioritas penanganannya. Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis probabilitas
ini adalah data yang diperoleh dari hail wawancara dengan pihak manajemen dan juga dari laporan produksi peternakan ayam broiler milik Bapak Restu mulai dari
periode 1-10 yang terjadi pada Juni 2009 sampai Maret 2011. Sementara itu, penentuan kondisi, batas, serta jumlah yang digunakan untuk perhitungan analisis
probabilitas berdasarkan perhitungan peternak yang mengacu pada realitas yang terjadi pada periode-periode sebelumnya. Perhitungan analisis ini mengunakan
metode z-score yang tersaji pada Lampiran 2 sampai Lampiran 5 dan untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 . Hasil Analisis Probabilitas Sumber-Sumber Risiko Produksi pada
Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Restu
No Sumber Risiko Produksi
Probabilitas 1
Kepadatan ruang 33,7
2 Perubahan cuaca
12,5 3
Hama 38,4
4 Penyakit
33
Berdasarkan Tabel 15, terlihat probabilitas dari masing-masing sumber risiko. Apabila diurutkan dari probabilitas yang terbesar, maka sumber risiko
produksi hama predator memiliki tingkat probabilitas terbesar yaitu 38,4 persen diikuti kepadatan ruang 33,7 persen kemudian penyakit dengan tingkat
probabilitas 33 persen dan yang terkecil adalah perubahan cuaca sebesar 12,5 persen. Proses penghitungan probabilitas dari sumber risiko ini adalah dengan
55 mengidentifikasi berapa kematian yang disebabkan oleh salah satu sumber risiko.
Kemudian jumlah kematian tersebut ditotalkan dan dihitung rata-ratanya. Bagian terpenting dari perhitungan probabilitas adalah penetapan batas normal yang
diperbolehkan oleh pihak peternakan. Angka batas normal ini menjadi sangat penting karena probabilitas tersebut adalah perhitungan seberapa menyimpang
kematian ayam yang disebabkan oleh salah satu sumber risiko dari batas normal yang telah ditentukan. Jadi, misalnya probabilitas hama sebesar 38,4 persen
berarti kemungkinan ayam pada peternakan milik Bapak Restu mati akibat serangan hama melebihi batas normal yang telah ditetapkan yaitu 100 ekor adalah
sebesar 38,4 persen. Besarnya probabilitas risiko yang diakibatkan oleh keberadaan hama
dikarenakan pada setiap periode produksi selalu ada kematian ayam broiler di peternakan ayam broiler milik Bapak Restu. Jumlah kematian yang disebabkan
oleh hama predator inipun cukup banyak dengan rata-rata per periodenya sebesar 114 ekor. Batas normal kematian ayam broiler akibat serangan hama yang
ditentukan oleh pihak manajemen peternakan ayam broiler milik Bapak Restu adalah 100 ekor setiap periodenya berdasarkan pengalaman pada periode produksi
terdahulu. Angka tersebut diambil dari kematian setiap kandang rata-rata 10 ekor. Proses penghitungan probabilitas dari sumber risiko ini adalah dengan
mengidentifikasi berapa kematian yang disebabkan oleh salah satu sumber risiko. Kemudian jumlah kematian tersebut di totalkan, dihitung rata-rata dan besar
standar deviasi Nilai z untuk sumber risiko produksi berupa hama predator yang diperoleh
dari hasil perhitungan menggunakan metode z-score adalah sebesar -0,39. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri
dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi hama predator tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan
menunjukkan nilai yaitu 0,384. Nilai 0,384 menunjukkan bahwa probabilitas kematian ayam boiler akibat serangan hama melebihi 100 ekor adalah 38,4 persen.
Besarnya probabilitas risiko kematian melebihi batas normal yang ditentukan diantaranya disebabkan proses produksi dilakukan di dalam kandang yang masih
terbuat dari bambu yang rentan lapuk dan patah, sehingga memudahkan predator tersebut memasuki kandang. Selain itu upaya untuk memberantas hama predator
tersebut masih belum dilakukan oleh pihak peternakan.
56 Probabilitas risiko yang diakibatkan oleh kepadatan ruang menempati
posisi tertinggi kedua setelah keberadaan hama, hal ini dikarenakan pada setiap periode produksi selalu ada kematian ayam broiler di peternakan ayam broiler
milik Bapak Restu yang disebabkan kepadatan ruang. Jumlah kematian yang disebabkan oleh kepadatan ruang inipun cukup banyak dengan rata-rata per
periodenya sebesar 752 ekor. Batas normal kematian ayam broiler akibat kepadatan ruang yang ditentukan oleh pihak manajemen peternakan ayam broiler
milik Bapak Restu adalah 430 ekor atau 1 persen dari jumlah populasi setiap periodenya berdasarkan pengalaman pada periode produksi terdahulu.
Nilai z untuk sumber risiko produksi berupa kepadatan ruang yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan metode z-score adalah sebesar -
0,42. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber
risiko produksi hama predator tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan menunjukkan nilai yaitu 0,337. Nilai 0,337 menunjukkan bahwa probabilitas
kematian ayam boiler akibat serangan hama melebihi 430 ekor adalah 33,7 persen. Besarnya probabilitas risiko kematian melebihi batas normal yang ditentukan
diantaranya disebabkan oleh sirkulasi udara di dalam kandang sangat tidak baik. Kematian yang disebabkan oleh penyakit yang menyerang ayam broiler
menempati urutan ketiga dari segi tingkat probablitasnya. Probabilitas kematian yang disebabkan oleh serangan penyakit melebihi batas normal yang ditentukan
oleh pihak manajemen peternakan adalah sebesar 33 persen. Batas normal yang ditentukan adalah sebesar 1.720 ekor. Angka ini diambil berdasarkan tingkat
kematian akibat penyakit diperkirakan 4 persen dari seluruh populasi ayam yang sebesar 43. 000 ekor.
Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi penyakit sebesar 0,34. Nilai z yang bertanda positif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah
kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi penyakit tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan
menunjukkan nilai yaitu 0,330. Nilai 0,330 menunjukkan bahwa probabilitas kematian ayam boiler akibat serangan penyakit melebihi 1.720 ekor adalah 33
persen. Penyakit yang menyerang ayam broiler pada peternakan ayam broiler milik Bapak Restu ini adalah cronic respiratory disease, infectious bursal disease,
colibacillosis, dan newcastle disease.
57 Selanjutnya untuk sumber risiko yang memiliki probabilitas terkecil
adalah perubahan cuaca. Perubahan cuaca yang cukup ekstrim khususnya pada daerah Bogor berdampak negatif terhadap perkembangan ayam broiler, bahkan
dapat meyebabkan kematian. Probabilitas kematian ayam boiler akibat perubahan cuaca adalah sebesar 0,125. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya
kematian ayam broiler yang disebabkan oleh perubahan cuaca melebihi batas normal yaitu sebesar 12,5 persen. Batas normal kematian ayam broiler pada
peternakan ayam broiler milik Bapak Restu yang ditentukan sendiri oleh pihak manajemen peternakan adalah sebesar 430 ekor. Angka 430 ini diambil dari rata-
rata kematian ayam broiler setiap periodenya yang disebabkan oleh perubahan cuaca yaitu 1 persen dari jumlah populasi ayam.
Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko perubahan cuaca setelah dihitung menggunakan metode z-score adalah sebesar 1,15. Nilai z yang bertanda
positif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata- rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi perubahan
cuaca tersebut apabila dipetakan pada Tabel distribusi z akan menunjukkan nilai yaitu 0,125. Nilai 0,125 menunjukkan bahwa probabilitas kematian ayam boiler
akibat perubahan cuaca melebihi 430 ekor adalah 12,5 persen. Perubahan cuaca yang sering terjadi di Bogor merupakan faktor alam,
sehingga terjadinya sumber risiko tersebut sulit untuk dihindari bahkan dapat dikatakan tidak dapat dihindari oleh peternakan ayam broiler milik Bapak Restu.
Perubahan cuaca ini sangat mempengaruhi ketahanan tubuh ayam, nafsu makan dan dapat menyababkan kematian ayam. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya
yang dapat mengurangi kematian ayam broiler yang disebabkan oleh perubahan cuaca.
6.3 Analisis Dampak Risiko Produksi